Seluruh delegasi Orang muda Katolik Indonesia yang akan berangkat menuju the 6th Asian Youth Day (AYD) di Korea Selatan akhirnya berkumpul untuk mengadakan persiapan terakhir sebelum keberangkatan mereka.
Dengan sukacita dan wajah-wajah gembira, ke-77 peserta yang berasal dari hampir seluruh keuskupan di Indonesia bergabung bersama di Museum Listrik, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta untuk retret persiapan bersama pada 7-8 Agustus 2014.
Seolah tak kenal lelah, mereka yang baru tiba dari daerah-daerah yang jauh di Nusantara langsung tenggelam dalam sukacita kebersamaan sebagai delegasi Indonesia.
Tim kerja Delegasi Indonesia untuk AYD membuka rangkaian retret dengan perkenalan dan dilanjutkan dengan penjelasan mengenai Korea serta jadwal-jadwal kegiatan selama di Korea.
Mengalami Sengsara, Wafat dan Kebangkitan Yesus dalam AYD
Sebagai kelanjutan refleksi bersama untuk mendalami tema-tema seputar kemartiran yang menjadi fokus AYD kali ini, maka usai sesi terakhir, seluruh peserta secara khusus diajak untuk merenungkan tujuh Sabda terakhir Yesus.
Dalam keheningan malam, secara berkelompok para peserta melakukan renungan, refleksi dan simulasi yang didasarkan pada ketujuh Sabda Yesus yang terakhir. Tak hanya itu, peserta juga diajak dan diarahkan untuk merefleksikannya pada hal-hal yang relevan yang akan dihadapi pada AYD nanti, entah itu kesulitan, tantangan, konflik, kekurangan, realitas yang berbeda dengan ekspektasi, masalah-masalah sebagai upaya ikut merasakan “sengsara dan wafat” Yesus.
Puncaknya, pada permenungan Sabda Yesus yang ketujuh, yakni “Bapa ke dalam tangan-Mu, kuserahkan nyawa-Ku..”, peserta diajak untuk menyerahkan seluruh harapan-harapan mereka kepada Tuhan untuk menyongsong kebangkitan bersama Yesus dalam AYD. Para peserta yang secara berkelompok sebelumnya memanggul balok-balok kayu, akhirnya diminta membentuk salib besar secara bersama dan menyalakan lilin-lilin kecil di sekitarnya dalam keheningan dan gelap malam. Senandung lagu “Jesus Christ You Are My Life, “Emmanuel”, dan “Kristus Jaya, Kristus Mulia” turut mengantar doa-doa dan permenungan para peserta.
Di akhir ibadat ini, RD. Yohanes Dwi Harsanto, Sekretaris Eksekutif Komisi Kepemudaan KWI menandaskan bahwa keteguhan Yesus dalam sengsara, wafat, dan kebangkitan-Nya, menunjukkan bahwa Allah yang kita ikuti bukanlah Allah yang “murahan”, atau Allah “yang mencari konstituen”. Semangat itu yang harus kita hidupi selama mengikuti AYD.
Dalam kesempatan ini, setelah ibadat usai, para peserta diberikan kesempatan untuk melakukan pengakuan dosa.
Siap untuk AYD!
Setelah diberikan penguatan pada hari sebelumnya, pada hari terakhir persiapan, peserta AYD mengikuti team building, dan kemudian diberi kesempatan untuk melakukan berbagai persiapan acara dan teknis menjelang keberangkatan ke Korea.
Sebagai pamungkas, para peserta secara resmi juga diutus sebagai Delegasi Indonesia dalam Misa Perutusan yang dipimpin oleh Mgr. John Philip Saklil, Ketua Komisi Kepemudaan KWI sebelum berangkat menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Akhirnya ke-77 anggota Delegasi Indonesia siap diutus. Siap untuk “Wake Up!” menanggapi seruan tema AYD kali ini untuk mengalami sengsara, wafat dan bangkit bersama Kristus, Sang Martir Agung.
=willem=