Indonesia in YOUDEPRO 2015
(Part 1)
Hai anak muda katolik Indonesia, pernah nggak kalian mengalami seolah-olah hidup kalian berubah dari yang madesu, pesimis, jadi optimis dan penuh harapan ?? Aku Nadia Nicole dari keuskupan Surabaya, dan ini yang terjadi pada ku semenjak tahun 2014 kemaren. Setelah 2013 aku mengalami masa terkelam dalam hidup, dan mengambil langkah iman yang tegas, dengan memilih katolik sebagai satu satunya kepercayaanku. Tuhan benar-benar memanggil hidupku untuk melayani Dia baik dalam perkara kecil maupun besar yang Dia percayakan pada ku. Setelah aku dipanggil untuk berkunjung ke HolyLand tahun 2014 awal, Di bulan Agustus 2014, aku mewakili keuskupan Surabaya untuk mengikuti Asian Youth Day dengan 77 delegasi lainnya dari seluruh Indonesia, dan bertatap muka dengan Paus Fransiskus.
Dan di tahun 2015 ini aku dipercaya untuk boleh mewakili Indonesia untuk mengikuti seleksi scolarship dari Youcat ( Youth Cathecism, atau dalam terjemahan indonesia “Katekismus Populer” ) mereka mencari 5 anak muda dari seluruh dunia untuk boleh internship di Headquarter mereka dan mendapatkan beasiswa selama 3 bulan di German. Setelah melalui 4x seleksi ( 2x paper base, dan 2x skype interview) akhirnya aku memenangkan beasiswa Youcat , beberapa negara lain adalah USA, Ireland, Croatia , dan Kenya. Dengan membawa misi dari Indonesia untuk membuka Youcat centre, aku maju perlahan.
Awalnya aku pesimis dapat berangkat ,meskipun ini bukan pertama kalinya aku pergi ke luar negri, tapi banyak ketakutan yang aku alami, seperti VISA, takut tidak dijemput, dan terutama takut kalau ada apa-apa selama perjalanan, alias tidak bisa sampai dengan selamat, agak trauma dengan peristiwa Air Asia kemaren. Maka , aku menenangkan diri dengan berdoa dan beradorsi, menyerahkan semua kepada Tuhan, dan bersyukur selalu karena apa yang diberikan Tuhan ini merupakan anugrah misi yang besar, percaya bahwa Tuhan akan membawaku kembali ke Indonesia.
Diringi dengan doa dari kerabat, teman-teman se komunitas, dan juga keluarga, tanggal 15 Mei kemaren, aku dapat sampai di bandara Frankfurt dengan selamat, dan langsung bertemu dengan Mentor dari Youcat. Nggak sabar bertemu dengan teman dari negara lain, namun sayang sekali kami tidak datang bersamaan karena masalah Visa. Aku adalah yang pertama kali datang, disusul dengan Sharon dari Ireland, Ivan dari Croatia, dan Kara dari USA, terakhir Valentine dari Kenya datang setelah festival pentakosta. Salah satu teman kami dari Kenya tidak dapat datang karena visanya tidak diterima.
Workshop
Hawa yang dingin meliputi seluruh German. Stop pertama adalah apartment kami di Aschau-Chiemgau ( tempat dimana Headquarter Youcat berada, dan juga tempat kami selama 3 bulan kedepan). Apatemen minimalis fully furnish ini , memiliki 3 kamar dan 2 kamar mandi, serta dapur , ruang makan, ruang tamu dan balkoni! Perfect untuk kami ber 5 hidup bersama! Untuk memilih siapa tidur dimana, kami memilih coklat dengan tulisan nomer diatasnya, dan kami harus mencari pasangan dari nomer tersebut. Finally I found my own room! Kamar yang letaknya dibelakang, jauh dari ruang tamu, tenang dan memiliki jendela di plafon. Setiap membuka mata aku bisa melihat langit. Untuk alat komunkasi bersama kami selalu membuat dialt-weekly scrum di tembok, untuk mengkomunikasikan kegitan kami satu sama lain, dan jika ingin mengajukan kegiatan baru tinggal tulis saja disana dengan sticky notes.
Setelah menaruh barang kami, langsung kami pergi ke workshop pertama. Youcat team sangat mengerti dengan keadaan kami , apalagi kami masih jetlag dan beradaptasi dengan lingkungan. Maka mereka mengemas workshop pertama kami dengan sedikit rekreasi. Kami pergi ke Chimsee Fraun island,Fraun adalah wanita dalam bahasa German, kenapa dinamakan pulau wanita? Karena di pulau itu ada Biara suster Benediktin ! Kami menginap selama dua hari disana, dan mengadakan workshop disalah satu ruang pertemuan mereka, serta menghadiri doa harian seperti vesper dan laudate.
Workshop awal adalah mengerti kelebihan dan visi misi diri, yang kedua adalah bagaimana visi misi diri itu digabungkan dengan visi-misi dari negara asal dan visi misi Youcat. Presentasi yang mereka gunakan alah kertas dan spidol warna. Awalkan aku pikir nggak ramah lingkungan banget dan menghabis-habiskan kertas. Tapi ternyata disitulah kelebihannya, mereka jadi bisa mengerti karakter kami masing- masing dan kurang lebih sedikit tentang sifat kami lewat presentasi itu. Aku yang dari awal sudah mendapatkan briefing singkat dari Team Indonesian Pilgrims untuk membuat Youcat centre di Indonesia, sangat percaya diri dengan presentasiku, dan hasilnya, mereka terkesan dan ingin mendengar lebih lanjut tentang itu.
Tidak hanya. workshop kami juga diberi penyegaran rohani dengan mengunjungi beberapa tempat di biara, ada gerbang masuk biara yang kuno dan besar, kami berdiri disana, dan berdiam sejenak untuk membuat refleksi diri, bagaimana gerbang ini memaknai hidup kita. Banyak dari kami yang berpikir bahwa gerbang ini adalah satu kesempatan baru yang telah di tawarkan Youcat untuk merubah masa depan iman bangsa kami masing-masing. Dan sebagai simbol, kami melompat dari salah satu jendela kuno di gerbang itu untuk menandakan kesiapan kami untuk berkerja bersama Youcat.
Festival Pentacosta di Salzburg
Belum sempat aku bernapas dari dinginnya hawa Pulau Chiemsee, kami langsung berangkat ke Salzburg- Austria untuk menghadiri Pentacost festival ( search : pfingsten15). Disinilah yang menarik, Cathedral yang megah di pusat kota Salzburg dipenuhi dengan 7000 anak muda dari seluruh wilayah eropa, dengan berhiaskan lampu dan sound system full-band, mereka menyulap catedral menjadi sesuatu yang dekat dengan anak muda, tanpa mengurangi ke sakralan di beberapa point ( altar dan tabernakel). Alkisah, Uskup mereka sendiri yang memberikan kunci cathedral kepada Youth misitry selama weekend itu, untuk festival pentacost. Ini sudah yang ke 15 kalinya. Gegap gempita suara anak muda bernyanyi lagu pujian penyembahan, beberapa skets yang menceritakan tentang kehidupan anak muda, dan lagu lagu indah memacu adrenalin kami di hari pertama ini. Masih ada 3 hari lagi. Ada beberapaworkshop catechism yang di tawarkan, dengan bahasa german, untungnya Johann-mentor kami bersedia menterjemahkan untuk kami.
Kami tinggal di sekolahan yang letaknya 20 menit jalan kaki dari Cathedral. Malam itu benar2 malam yang tidak terlupakan. Aku berjalan kedinginan dengan sepatu basah tanpa payung, dengan membawa koperku, melalui kota salzburg begitu saja. Berebut tempat tidur dengan anak-anak SMP-SMA-kuliah, memasuki kelas-kelas dan menggelar sleeping bag, dan bersiap antri kamar mandi. WOW,kami benar-benar tidak siap melewati ini semua, belum hilang jetlag kami, belum hilang cape kami. Namun aku lalui semuanya tanpa mengeluh dan dengan sukacita. Speaker malam itu berkata bahwa weekend ini akan menjadi weekend yang tidak terlupakan seumur hidup, and it is! , kami harus antri makan, antri mandi, memperlengkapi diri dengan baju hangat, dan spesial untukku, aku harus berjalan dengan sepatu bolong dan basah selama matahari belum bersinar di salzburg. Untungnya nggak banjir! Haha.
Dengan keadaan seperti ini aku bersyukur pada Tuhan karena masih ada teman yang perhatian dengan meminjamkan jaket atau kaos kaki, dan juga masih bisa berkenalan dengan beberapa orang lokal dengan bahasa ingris yang terbata bata. Selain mengikuti acara, kami juga bergantian menjaga stand youcat untuk memberikan informasi kepada anak muda disana mengenai youcat. Banyak sekali orang yang ragu untuk berbahasa Inggris, namun itu tidak menjadi halangan bagi kami untuk berevangelizasi.
Hari terakhir adalah satu hari yang tak terlupakan, dimana kami naik ke castel yang terletak di puncak tertinggi di Salzburg, dan berdoa untuk negara dan dunia. Aku tau diatas sana akan sangat indah, namun aku tidak tau kalau kami haru berjalan untuk bisa ke sana, bukan melalui kereta elektrik!, dengan cuaca yang tidak begitu bersahabat, aku berjalan perlahan. Beberapa teman meninggalkanku, tapi Ivan ( croatia) , dan Johann (german) , terus menemaniku. Aku bilang kepada mereka untuk berjalan terleih dahulu, namun mereka menolak, mereka bilang “ we go together, an we will never leave you behind!, you can do it Nadia! ” . Itulah semangat yang aku bawa, dan harus ada dalam setiap evangelisasi, untuk tidak pernah meninggalkan siapapun, dan membawa semua anak muda pada keselamatan.
Semangat itu juga yang akhirnya membawa aku keatas puncak tertinggi di Salzburg,menikmati pemandangan yang luar biasa, bersama yang lain, mendoakan Austria dan negara kami. Sungguh pengalaman yang tak terlupakan.( end of part 1)
By Nadia Nicole