GOD IS WRITING A GOSPEL IN MY LIFE (Part 5)

PITSTOP, YOUDEPRO Part 5

Tidak terasa kami sudah di pertengahan Program YOUDEPRO ( Youth Develompment Project) , tiba saatnya kami di PITSTOP, tempat dimana kami melaporkan apa yang kami kerjakan, dan progress dari project yang kami bawa pulang ke tanah air. Untuk membuat suasana lebih berbeda, pihak YOUCAT menyewa salah satu ruang meeting di gereja Lutheran yang tidak jauh dari office Youcat, kira-kira 20 menit perjalanan ke selatan. Tempatnya simple, dari luar terlihat seperti gereja tua yang kecil, namun ketika kami masuk, suasananya berubah modern. Lantainya tertata dari kayu panjang yang tidak di plitur, dindingnya tersusun dari bahan daur ulang kertas, sehingga warnanya tidak rata, ada banyak kaca besar agar cahaya dapat masuk, dan ada dapur kecil untuk persiapan konsumsi. Menariknya dari situ ada pintu menuju ke gereja Lutheran, yang mirip dengan gereja katolik kita. Kami merasa nyaman karena ruangannya sangat efisien untuk pertemuan.

Beberapa diantara kami yang yakin dengan project yang kami kerjakan, memperesentasikan dengan baik, beberapa yang masih belum yakin, mendapat masukan yang super dari Raban (couch) dan Christian ( CEO) . namun itu bukan semata mata inti dari Pitstop ini, inti yang terpenting adalah kebersamaan, rasa kekeluargaan yang akan memberikan motifasi lebih untuk project yang akan dikerjakan , yang terpenting adalah bagaimana situasi kondisi kebersamaan yang bahu membahu bisa menolong satu sama lain untuk menampilkan yang terbaik dari dirinya, tidak dengan kekerasan atau paksaan, namun lebih kepada mengeluarkan potensi diri yang sebenarnya.

Setelah menyelesaikan presentasi, kami mendengarkan sharing dari speaker kami, Josef Muller, selama beliau menceritakan tentang pengalaman hidupnya, kami diminta untuk menuliskan inti yang kami dapat dalam secarik kertas warna warni yang telah dipersiapkan oleh couch kami, sehingga kami benar-benar mendapatkan sesuatu dari cerita hidup Josef Muller. Josef Muller adalah salah satu orang terkemuka dibidang tax pada tahun 90an, walaupun dia menggunakan kursi roda akibat kecelakaan yang dia alami, namun tidak menghentikannya untuk membangun karir. Dia dipercaya oleh beberapa bussines gelap di Jerman untuk melakukan beberapa transaksi di negara Asing seperi Afrika, Amerika, untuk pencucian uang. Di tahun 90 an , dia merupakan salah satu dari 10 orang yang dicari FBI, karena pekerjaan yang dia geluti. Dia memperoleh banyak uang, tak terhitung jumlahnya, milliaran bahkan trilliunan euro. Hal yang paling dia sukai adalah mobil dan wanita, sehingga hampir setiap malam dia menghambur hamburkan uangnya. Dia punya segalanya, meskipun dia di kursi roda. Sampai suatu saat dia tau bahwa materi tidak membawanya pada kebahagiaan yang sesungguhnya.

Suatu hari pemerintah Jerman menjadikannya buronan dan dia harus lari, dia bersembunyi ke salah satu apartement miliknya di Miami, dan berdiam disitu. Ada satu saat dimana dia sangat penat, dia menggiring kursi rodanya ke balkoni dan melihat ke bawah,dan ingin mengakhiri hidupnya dengan terjun dari sana. Namun tiba tiba terdengar suara yang sangat jelas dari sebelah kanan bahunya “ Josef, kamu bukan seorang pengecut”, ketika dia melihat ke belakang, tidak ada seorang pun di sana, karena hanya dia sendiri yang ada di apartmen. Karena suara itulah, dia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri . Disinilah pertemuan pribadinya dengan Yesus dimulai.

Dia perlahan lahan berubah. Meskipun dia tidak bisa merubah segala sesuatu yang sudah dia perbuat, namun dia bisa memperbaikinya dengan memberikan akhir yang baik. Pada akhirnya Josef Muller menyerahkan diri kepada polisi, dan dipenjara selama 5 tahun ( dengan segala upaya keringanan) dan justru dalam penjara inilah hidupnya berubah. Dia membaca Alkitab setiap hari, mencari tahu tentang kebenaran yang sejati, bahkan dia mendapatkan beasiswa dalam penjara untuk belajar teologi dan menjadi pembimbung bagi yang lain, di atas kursi rodanya dia menyebarkan kabar gembira Tuhan. Dan saat ini belau di depan kami, menceritakan kisah hidupnya dengan menggebu –gebu, dan membuat kami sangat terinspirasi.

Aku menggengam kertas yang ada di tanganku, tak terasa diakhir sesi sudah terasa tebalnya. Kubuka satu per satu dan kubaca: Aku belajar bahwa uang adalah hamba yang baik, namun Tuhan yang jahat sehingga tidak boleh dijadikan satu-satunya tujuan hidup. Aku belajar dimana aku harus berpikir apa yang aku bisa kerjakan, bukan apa yang aku tidak bisa. Aku belajar untuk percaya akan penyelenggaraan Tuhan sehingga selalu optimis dan tidak takut melangkah . Aku belajar tentang pentingnya mengingat ingat kejadian bersama Allah dan mendalaminya, sehingga aku bisa menceritakannya kembali kepada orang lain. Aku belajar bagaimana aku harus berani mengakui kelemahanku, dan memberikan Tuhan kesempatan untuk bekerja dalam hidupku. Dan pada akhirnya, aku belajar untuk mempersilahkan Tuhan untuk menuliskan injilnya dalam perjalanan hidupku.

(By Nadia Nicole)

Post Author: admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *