“Laudato Si, o mi Signore…” Lantunan lagu merdu yang dinyanyikan oleh para suster SMSJ bersama umat yang hadir pada saat itu menyambut kedatangan Uskup keuskupan Manado bersama rombongan di lokasi peletakan batu pertama pembangunan venue utama perhelatan akbar Indonesia Youth Day (IYD) 2016 nanti. Bangunan ini diberi nama Emmanuel Catholic Youth Center.

Pada hari Senin (29/6), bersama alam yang megah dan berbagai kelompok yang hadir saat itu yakni para Imam Keuskupan Manado yang berjumlah ± 40, Suster-suster Tarekat SMSJ, CARE angkatan 1-3, kelompok umat yang baru saja menerima Komuni Pertama di Paroki Lotta, jajaran pemerintah desa Lotta, umat yang berkesempatan hadir, anggota Emmanuel Community dan FIDESCO Prancis, OMK Paroki St. Yohanes dan Kornelius Lotta dan tentunya panitia IYD 2016 menjadi saksi dimulainya pembangunan gedung yang akan menjadi venue utama IYD 2016.
Pada pukul 09.45 waktu setempat rangkaian acara dimulai dengan ibadah singkat yang dipimpin langsung oleh Mgr. Josef Suwatan, MSC didampingi oleh P. Terry Ponomban, Pr Ketua Komisi Kateketik Keuskupan Manado dan P. John Montolalu, Pr Sekertaris Keuskupan sekaligus Ketua Panitia IYD 2016 Keuskupan Manado. Dalam Homilinya Uskup Suwatan mengatakan bahwa ketika kita hendak membangun sesuatu yang kokoh-kuat, entah bangunan fisik atau pengembangan diri hendaklah kita membangunnya di atas dasar fondasi yang kuat juga. “Membangun diri untuk menjadi manusia dan murid Yesus yang sejati pun mesti diletakkan di atas dasar iman yang kokoh, berbagai fondasi yaitu dengan membaca, mendengarkan, dan merenungkan Sabda Tuhan, dan terutama melaksanakannya dalam hidup, bukan hanya dengar-dengaran saja tapi tidak pernah bertindak” kata Uskup yang ditahbiskan pada 29 Juni 1990 itu. Ungkapan ini disarikan dari bacaan Injil yang dibacakan saat itu yaitu dari Injil Matius 7:24-27.

Uskup juga menjelaskan sedikit tentang awal mula pembangunan gedung ini. Berangkat dari ide seorang arsitek asal Prancis salah satu anggota Emmanuel Community yang tergabung dalam FIDESCO yang saat ini sedang berkarya di Unika De La Salle Manado, dialah Stanislass Adolff. Ketika mendengar Keuskupan Manado ditetapkan sebagai tuan rumah pertemuan Orang Muda Katolik se-Indonesia atau Indonesian Youth Day, Stan berinisiatif menyumbangkan keahliannya kemudian merancang sebuah bangunan dengan konsep Amphitheater yang terinspirasi dari kisah Mujizat pada Perkawinan di Kana (Yoh. 2:1-11) di mana atas permohonan Bunda Maria, Yesus berkata kepada pelayan-pelayan pesta untuk mengisi tempayan-tempayan dengan air dan dengan Kuasa-Nya, Yesus mengubah air itu menjadi Anggur yang berkualitas.
Akhirnya tiba pada puncak acara yaitu peletakan batu pertama pembangunan Amphitheater di Kompleks Wisam Lorenzo, Lotta. Peletakan batu pertama diawali oleh Mgr Suwatan yang didampingi Pastor Revi Tanod mewakili para imam sekaligus penanggung-jawab pembangunan, Suster Veronika Manaan, SMSJ mewakili para biarawan, arsitek Stanislass, Bpk. Budi mewakili para tukang dan Sdra. Hendi Thio mewakili orang muda. Selain itu, batu pertama juga diletakkan oleh pemerintah setempat. Semua yang hadir pada saat itu menyambutnya dengan sorak dan tepuk tangan seraya memanjatkan doa untuk kelancaran pembangunan gedung ini.
Sesudah ibadah P. Revi Tanod, Pr, penanggung-jawab pembangunan yang adalah Rektor Unika De La Salle Manado menerangkan bahwa bangunan ini nantinya berkapasitas daya tampung sebanyak ± 3.000-an orang. Bangunan yang didesain menyerupai tempayan-tempayan yang terdiri dari 4 ‘tempayan’ yang masing-masing dapat menampung 500 orang dengan bagian lain dari bangunan yang dapat dipadati oleh kurang lebih 1.000-an orang. Beliau menambahkan bahwa setelah dipakai dalam IYD 2016 nanti, bangunan itu akan menjadi pusat pembinaan orang muda. “Kelompok kecil dari paroki-paroki boleh menggunakan tempayan-tempayan ini sebagai tempat pertemuan dan pembinaan, karena bangunan ini didesain se-efektif dan efisien mungkin dimana antar tempayan diberika sekat agar pengunaan ruang untuk kelompok kecil bisa maksimal” kata imam asal Lembean itu, ia menambahkan bahwa akan juga dibangun museum, kapel, gua Maria, toko rohani dan lapangan olahraga multifungsi di dalam gedung itu.
Pastor Terry Ponomban, Pr dari Komkat Keuskupan Manado turut menjelaskan, asal nama Emmanuel sebagai bagian dari nama gedung ini. “Emmanuel mengingatkan kita akan penyertaan Allah dalam Yesus di seluruh perjalanan hidup kita menjadi murid Yesus, dan anak-anak Maria, yang selalu menimba kekuatan dari doa, adorasi, rosario dan Ekaristi”. Emmanuel juga mengingatkan Komunitas Emmanuel, relawan asal Prancis yang tergabung dalam Fidesco, yang sejak 1990-an mengirim relawan bidang sosial dan pendidikan, lanjut Pastor Terry yang adalah Koordinator Tim Acara dalam Panitia IYD.
Pembangunan itu, tambah Pastor Ponomban, sekaligus menjadi kado buat Uskup Manado yang merayakan 25 tahun tahbisan sebagai uskup pada 29 Juni 2015. Perkataan ini disambut senyum hangat dari sang Gembala umat Keuskupan Manado diikuti oleh tepuk tangan oleh semua yang hadir saat itu. Genaplah rangkaian kemeriahan acara di pagi itu karena acara ini dilaksanakan dalam balutan salah satu Hari Raya besar Gereja Katolik, di mana pada hari ini Gereja merayakan Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus, Rasul. Sesudah acara peletakan batu pertama semua yang hadir saat itu disuguhi “s’mokol” (= sarapan kata orang Manado) berupa beberapa makanan ringan khas daerah Manado.
Lotta, 29 Juni 2015
(Sumber Tulisan dan Foto-foto. Tim PubDok, Panitia IYD 2016 – Manado)