KAK Youth Day: Bergandengan Tangan Itu Indah

20150715_164341

Tangan saling bergandengan. Sepuluh, duapuluh bahkan lebih membentuk lingkaran-lingkaran. Lingkaran tengah mendendangkan nyanyian bersahutan. Selanjutnya disusul dengan musik dan akhirnya semua menari serempak dengan tangan tetap saling bergandengan. Itulah suasana tari Bonet sebagai tari persaudaraan di Kupang. Orang beragama Muslim, Protestan dan Katolik tanpa sungkan berjoget bersama. Orang muda dari berbagai paroki dan lintas agama penuh senyum dan sukacita berjoget di Lapangan Oinlasi, Kupang.

 

Suasana tersebut menjadi bagian kecil yang bisa kita lihat dalam pembukaan Keuskupan Agung Kupang (KAK) Youth Day 2015 (15/07). Acara pembukaan dihadiri para pendeta, tokoh pemerintah dan agama bahkan para panitia yang dilibatkan berasal dari saudara-saudari muslim. “Kami disini hidup rukun, saling membantu dan berdampingan,” kata seorang tokoh menceritakan harmonisnya hubungan antar umat beragama. Acara yang diadakan di Paroki St. Paulus Oinlasi ini cukup menantang bagi para peserta karena banyak jalan yang rusak. Dari Kota Kupang ditempuh sekitar 3-4 jam. Para peserta sendiri datang ke lokasi menggunakan Bus, Truk, mobil dan motor.

 

Selesai upacara pembukaan, acara berlanjut dengan pawai per paroki. “Pawai ini dibuat berkeliling sekitar Oinasi supaya OMK yang tidak kenal Paroki Oinasi makin kenal daerah disini,” jelas Sr. Tyas sebagai panitia menjelaskan. Pawai berakhir di halaman Gereja dan dilanjutkan dengan pembagian tempat tidur peserta di sekitar kompleks Gereja dan Sekolah. Panitia sendiri sempat kualahan karena jumlah peserta melebihi perhitungan sebelumnya. “Acara ini dihadiri 1629 OMK dari 29 paroki dan 5 Stasi. Jika digabung dengan OMK paroki dan stasi Oinasi maka ada sekitar 3000 OMK,” kata Rm. Justinus Phoa, Ketua Komisi Kepemudaan KAK. “Tapi semua dapat diatasi dan semua mendapat tempat untuk beristirahat,” lanjut Rm. Jus menjelaskan. Acara KAK Youth Day sendiri diadakan selama seminggu.

20150715_181718

Tema KAK Youth Day 2015 adalah “Orang Muda Bagian Integral dari Keluarga”. Dalam seminar di hari pertama Orang muda diajak untuk menyadari sebagai Gereja dan panggilan hidupnya sebagai seorang anak. “Yesus sebagai seorang anak menyadari panggilan hidupnya diusia remaja. Ia ingin hidup bersama dengan Bapa dan se-visi dengan Bapa,” teriak Rm Hary, Sekretaris Eksekutif Komkep KWI, menjelaskan. Orang muda diharapkan makin mengetahui panggilan hidupnya. Bukan menjadi beban tetapi bisa menjadi hadiah karena sumbangsihnya yang positif bagi Gereja dan masyarakat. Disela-sela penjelasan, para peserta diajak berdiskusi berkaitan dengan keprihatinan hidup dan apa yang bisa dibuat oleh OMK untuk Gereja dan Masyarakat. Diskusi-diskusi berkatian dengan kewirausahaan, etiket dan kepantasan dalam perayaan Ekaristi, keaktifan dalam menggereja menjadi beberapa topik yang menarik dalam pertemuan sampai jam 12 malam di hari pertama.

 

Di hari kedua, para peserta bersama para imam yang berjumlah 30an merayakan perayaan Ekaristi pembukaan yang dipimpin oleh Mgr. Petrus Turang, Uskup Keuskupan Agung Kupang. Dalam seminar singkatnya Mgr. Turang menegaskan bahwa Orang muda adalah bagian dari keluarga. Orang muda diharapkan membawa bagian yang membawa kebaikan. Bukan mementingkan diri sendiri tetapi berani melihat orang lain dan kita hidup bersama orang lain. Orientasi manusia saat ini adalah pemenuhan kepuasan diri yang membuat lupa dengan sesama. Dunia adalah milik bersama maka perlu dijaga bersama. Beliau juga menegaskan bahwa Esiklik Laudato Si mengajak kita untuk peduli pada lingkungan. Kerusakan alam adalah tanggungjawab manusia.

 

Mgr. Petrus Turang dalam sambutannya sebelum melepas para peserta KAK Youth Day mengajak orang muda untuk bergerak dalam penyelamatan lingkungan. “Buatlah lobang di sekitar rumah yang kalian tinggali. Satu lubang,” ajak Mgr. Turang. Beliau menjelaskan lebih lanjut bahwa di Keuskupan sudah disediakan bibit-bibit pohon. Siapa yang mau menanam dan menjaganya silahkan mengambil. Ajakan untuk membuat lobang adalah sekaligus ajakan untuk memulai bergerak untuk menanam pohon untuk menyelamatkan lingkungan. Tangan-tangan yang bergandengan diajak untuk semakin bergerak bersama menyelamatkan lingkungan dan berbuat sesuatu untuk sesama. Mgr juga mengucapkan terimakasih pada tokoh-tokoh agama Muslim dan Protestan serta aparat pemerintahan yang telah bahu-membahu membantu terselenggaranya KAK Youth Day 2015.

20150716_113110

Siang itu (16/07), para peserta dipecah dalam kelompok-kelompok untuk live in di paroki dan stasi Paroki St. Paulus Oinlasi selama 4 hari. Sesudah live in acara akan dilanjutkan dengan Seminar, Bakti sosial pengobatan untuk masyarakat, lomba, pentas budaya dan sebagainya.

Post Author: admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *