
Kerusuhan Tolikara, Papua, yang terjadi di saat Hari Raya Idul Fitri, 17 Juli 2015, membuat beberapa ormas Katolik seperti PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia), Pemuda Katolik dan FMKI (Forum Masyarakat Katolik Indonesia) Keuskupan Agung Jakarta menyatakan keprihatinannya lewat siaran pers, seperti yang diterima oleh redaksi orangmudakatolik.net hari ini (18/7).
“Harmonisasi dan toleransi harusnya dijaga dan tidak dinodai oleh tindakan emosional yang berpotensi memecah harmonisasi dan toleransi yang telah terbangun dengan baik selama ini,”ujar Lidya Natalia Sartono, Ketua Presidium Pengurus Pusat PMKRI . Untuk itu PP PMKRI menurut Lidya, meminta agar semua pihak mau dan mampu menahan diri dan tidak terpancing untuk membuat aksi yang bisa menimbulkan potensi konflik.
“Kami berharap agar pihak kepolisian serius menanggapi kasus ini serta usut tuntas pelakunya. Kami juga menginstruksikan kader PMKRI seluruhnya khususnya di Papua untuk membantu menjaga situasi agar tetap kondusif sambil berharap agar pihak kepolisian segera mengungkap dan menangkap para pelaku,”ujar Lidya.
Hal senada diungkapkan oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Agustinus Tamo Mbapa atau yang biasa dipanggil Gustaf. “Pemuda Katolik juga meminta semua komponen warga masyarakat di Tolikara, Papua bersama jajaran Pemda agar bahu-membahu membangun kembali rumah warga termasuk rumah ibadat yang menjadi korban dari insiden tersebut,” kata Gustaf.
Lebih lanjut, Gustaf juga meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memanggil Kapolri dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). “Pemanggilan Kapolri dan Kepala BIN untuk memastikan institusi Polri dan BIN dapat mengambil langkah preventif guna mencegah terjadinya gangguan keamanan negara,” tegas Gustaf..
Sama seperti PMKRI dan Pemuda Katolik, pengurus FMKI KAJ berharap sekaligus mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga keamanan dan ketertiban di lokasi kejadian dan dapat mengantisipasi sedini mungkin agar peristiwa serupa tidak terjadi di kemudian hari. Begitu juga dengan penegak hukum, kepolisian RI, TNI dengan segenap elemen masyarakat dapat menjaga keamanan dan ketertiban.
“Marilah kita mengedepankan semangat persaudaraan dan dialog yang terbuka, jujur dan saling menghargai keberagaman yang menjadi jati diri bangsa kita tercinta. Kita sebagai sebuah bangsa tengah merasakan dan menikmati kehangatan, saling berbagi, saling mengunjungi, saling bermaaf-maafan di masa Lebaran yang indah dan bahagia ini. Mari jaga bersama! ” kata Veronica Wiwiek Sulistyo, Ketua Umum FMKI KAJ.
(editor: Bayu)