SISWA-SISWI SEMINARIS BIKIN FILM PENDEK
Setiap awal tahun ajaran baru selalu dimulai dengan Masa Orientasi Sekolah (MOS). Demikian yang biasanya terjadi di dalam penyelenggaran Lembaga Pendidikan Menengah baik tingkat Atas (SMU/Sederajat) maupun Pertama (SMP). Begitu pula, berlaku pada SMU YPPK Seminari Petrus van Diepen di Aimas, Kabupaten Sorong – Papua Barat.
Selama 3 hari (13-15 Juli 2015) bersama beberapa volunteer (sukarelawan) dalam rekan kerja dan teman seperjalanan Komisi Kepemudaan Keuskupan Manokwari Sorong (Tim Komkep KMS), saya diminta untuk menghantar anak-anak muda di Seminari Aimas. Sebanyak 80-an siswa-siswi mengikuti kegiatan MOS tersebut. Bukan saja siswa-siswi baru (kelas I), tetapi juga melibatkan kelas II dan III. “MOS sebagai persiapan memasuki proses belajar mereka di tahun pembelajaran yang baru ini”, demikian tegas Pastor Yan Vanbeis, Pr., selaku Kepala Sekolah.
Kegiatan selama 3 hari tersebut dikemas sebagai berikut:
Di hari pertama (13 Juli), mereka dihantar dengan tema SAPTA DHARMA STUDI (SDS) yang baik dan benar. SDS merupaka sejumlah syarat (ada tujuh dharma) yang perlu dimiliki dan dihidupi oleh setiap siswa/mahasiswi yang sedang belajar. SDS itu antara laian: Menghargai Studi; Menyendiri Dalam Ketenangan; Istirahat; Ketertiban; Ketekunan; Kesederhanaan; dan Kegembiraan.
Di hari kedua dan ketiga (14-15 Juli) mereka diajar serta diajak untuk berpikir kreatif dan kritis. Di mana, siswa-siswi ini dilatih membuat naskah/materi sendiri. Topik dan/atau tema yang digarap yakni tentang uang dan penyalahgunaannya. Mereka harus mengungkapkan bahwa gara-gara uang banyak pribadi yang buruk dan jahat, serta selebihnya tentu menyusahkan diri sendiri dan merugikan orang lain. Lalu masing-masing kelompok (yang tergabung dalam tiap-tiap kelas) diminta membuat alur ceritanya berdasarkan materi/naskah yang dikaji dan diolah sebelumnya. Kemudian dibuatkan film pendek. Luar biasa anak-anak muda di Lembaga Pendidikan Seminaris ini. Hasil garapan mereka dalam film pendek sangat bagus.
Dengan kegiatan MOS ini, hendak ditekankan bahwa pastoral kaum muda oleh Komisi Kepemudaan tidak saja pada orang muda yang bergiat di seputar lingkungan Gereja (Paroki), seperti OMK. Namun, meliputi juga para pelajar (siswa dan mahasiswa) serta beberapa kelompok kategorial lainnya. Komkep KMS sementara berusaha untuk memberi perhatian pada pastoral sekolah dan kampus bagi siswa-siswi atau mahasiswa-mahasiswi Katolik yang bersekolah di Lembaga Pendidikan non-Katolik. Semoga niat kudus ini boleh berjalan sesuai rencananya. (Joo Sena)