Penutupan Kirab Salib AYD 2017 di Kevikepan Kedu

Kirab Salib AYD 1-2

Salib itu sederhana saja. Keseluruhannya terbuat dari bambu, baik tiang maupun corpus Christi-nya. Kendati tampak ringan dan sederhana, salib inilah yang telah berziarah bersama OMK Asia melalui perhelatan Asian Youth Day, sejak pertama kali di Thailand pada tahun 1999 hingga sekarang. Salib tersebut dibuat di India pada 1984, dan salib inilah yang kini ada di Indonesia, tepatnya di wilayah Keuskupan Agung Semarang (KAS), tuan rumah Asian Youth Day ke-7, tahun 2017.

Sebagai bagian dari acara AYD 2017, Salib AYD itu dikirab menyusuri paroki, stasi dan kapel di wilayah KAS untuk menjumpai para OMK di sana. Wilayah KAS sendiri terbagi menjadi empat Kevikepan, yakni Daerah Istimewa Yogyakarta, Semarang, Kedu dan Surakarta.

Penutupan Kirab Salib AYD di Kevikepan Kedu dirayakan dalam Perayaan Ekaristi meriah di Kapel Seminari Petrus Canisius Mertoyudan, Minggu 13 Desember 2015. Perayaan Ekaristi dipimpin oleh selebran utama, Mgr. Pius Riana Prapdi, Uskup Keuskupan Ketapang yang juga Ketua Komisi Kepemudaan (Komkep) KWI. Selebran lainnya adalah Mgr. John Philip Saklil, Uskup Keuskupan Timika yang juga Ketua Komisi PSE KWI, Rm. Antonius Haryanto Pr (Sekretaris Eksekutif Komkep KWI), Rm. Heribertus Budi Purwantoro Pr (Ketua Komkep Keuskupan Agung Semarang), serta Rm. T.B. Gandhi Hartono, SJ (Rektor Seminari Mertoyudan).

Sebelum misa dimulai, dilakukan perarakan Salib AYD dari gerbang seminari menuju kapel. Salib AYD dikawal oleh dua satria pewayangan. Mendekati pintu kapel yang tertutup, perarakan OMK yang membawa Salib AYD dicegat oleh sejumlah raksasa jahat. Kedua satria pun berperang melawan para raksasa.

Kirab Salib AYD 2

Akhirnya, kedua satria berhasil mengalahkan para raksasa jahat. Salib diarak menuju pintu kapel. Seiring dengan perarakan itu, Mgr. John Philip Saklil membuka pintu kapel sebagai tanda terbukanya rahmat Allah. Pembukaan pintu kapel ini adalah rangkaian penada Tahun Kerahiman Allah, yang dimulai oleh Paus Fransiskus pada 8 Desember 2015 dengan membuka Pintu Suci Basilika St. Petrus di Roma.

Kirab Salib AYD 3

Mgr. Pius Riana Prapdi dalam khotbahnya menguraikan makna salib AYD yang terbuat dari bambu. “Ini tafsiran bebas, bukan dari Kitab Suci,” ujarnya disambut tawa umat. “Bambu adalah tanaman yang mudah ditemukan di Asia. Bahkan ada keyakinan, bahwa sawah yang lokasinya dekat rumpun bambu, bulir padinya akan lebih bernas. Salib AYD yang menjumpai OMK, adalah tanda kehadiran Kristus di tengah OMK.”

Salib AYD pertama kali tiba di Kevikepan Kedu di Sumber (31 Oktober 2015). Selanjutnya salib bergerak ke Banyutemumpang, Gantang, Wonokerso, Muntilan, Salam, Ngawen, Ignatius-Magelang, Tegalsari, Borobudur, Deyangan, Panca Arga, Maria Fatima-Magelang, Secang, Temanggung, Parakan, dan Mertoyudan. Di setiap tempat Salib AYD singgah, OMK menyambut dengan gembira.

Kirab Salib AYD 4

Setelah menyusuri Kevikepan Kedu, Salib AYD akan menyusuri Kevikepan Semarang. Sungguh suasana yang mengharukan, ketika Salib AYD diberikan secara estafet dari depan altar hingga ke kendaraan yang akan mengantar. OMK berbaris memanjang berhadapan. Setiap kali salib diterima, OMK yang menerima menunjukkan cinta dan hormatnya dengan cara mencium salib. Mereka melakukannya dalam keheningan dan kekhidmatan.*

 

 

Post Author: admin

2 thoughts on “Penutupan Kirab Salib AYD 2017 di Kevikepan Kedu

    Agung Nawie

    (Desember 15, 2015 - 13:22)

    Terimakasih, kami boleh menjadi bagian dari perjalanan salib AYD, yang semakin mempersatukan segala niat dan kehendak baik dari seluruh OMK Kedu (FKKMK Kedu), semoga semakin menjadi berkat untuk semesta disekitar kita. Nderek Gusti Nganti tekaning pati…

    Ferdinandus Jati

    (Desember 15, 2015 - 16:14)

    Sungguh merupakan kehormatan yang sangat luarbiasa karena salib AYD dapat “berkeliling” ke Paroki maupun stasi khususnya di kevikepan kedu, dan proses yang tidak kalah luarbiasa ditunjukan oleh OMK Kedu, segala sambutan, perayaan, doa, kebersamaan dalam setiap langkah menuju AYD 2017 di KAS. Proficiat buat teman2 yang mengusahakan, dan ingat “Semua yang kita lakukan, hanya demi kebesaran & Kemuliaan Nama-NYA”. Nderek Gusti Nganti Tekaning Pati …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *