Kabar-Kabari IYD 2016

13307319_507210102820798_7748280966440602574_n

Mari Gabung dalam Digital Forum!

April lalu Paus Fransiskus bersama lebih dari 150 pastor berkumpul untuk menerima remaja dan mendengarkan pengakuan dosa di lapangan St. Peter, Vatikan. Sesuatu yang sepertinya di luar kebiasaan Gereja Katolik
Kisah selengkapnya: http://m.suara.com/…/dobrak-tradisi-paus-dengar-pengakuan-d…

Ternyata gereja kita yang dibilang “kaku” dan “boring” oleh karena tradisi bisa juga menjadi terbuka dan luwes. Apa sih makna ke gereja bagi Katolik muda? Share with us!
‪#‎Topic3‬ ‪#‎omkberbicara‬ ‪#‎IYD2016‬ ‪#‎GoIYD‬Temu OMK-KMS se TPW Maybrat

 

Sosialisasi di TPW Maybrat Sorong-Manokwari

13335739_10205172165902486_4620483872204049435_nBertempat di Paroki Albertus Agung Teminabuan (Sorong Selatan) sebanyak 52 orang muda yang tergabung dalam OMK se TPW Maybrat adakan Temu OMK.
TPW Maybrat merupakan kunjungan (tourney) terakhir dari Komkep-KMS dalam rangka Katekese tentang Tahun Kerahiman Ilahi dan sosialisasi IYD 2016.
Sebagaimana biasanya pada setiap Temu OMK selalu disertai dengan penyajian materi dan doa Taize. Pada Temu OMK kali ini ada juga Jalan Santai Bersama dan Yembo Dancing. Ada juga senam pagi dalam bentuk Zumba Dancing.
Peserta Temu OMK berada dari dua Paroki yang ada di TPW Maybrat. Sedangkan Pra Paroki Ayata tidak sempat hadir.

13332727_10205172201023364_8844847589587243473_n
Sesuai kesempatan bersama direncanalan akan ada sebanyak 20 OMK dari TPW ini akan ikut serta dalam IYD 2016 nanti.

 

 

 

Layang-Layang IYD Berukuran 17 Meter

Layangan IYD
Layangan IYD di Langit Kakasasen

PANITIA IYD-TOMOHON. Berbagai macam cara dibuat oleh Orang Muda Katolik (OMK) dan umat yang ada di Keuskupan Manado untuk menggemakan Indonesian Youth Day (IYD) 2016.

Baik lewat dunia maya, melalui pelbagai akun media sosial maupun lewat kreatifitas tanpa batas di dunia nyata.

Hal ini dibuktikan oleh Bapak Teddy Polii salah seorang umat Katolik sekaligus pengrajin layangan, di Kelurahan Wailan, kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon. Om Hagler, sapaan akrabnya, memang sudah dikenal masyarakat di kelurahan wailan lewat kerajinan membuat layangan.

Berawal dari usulan panitia IYD stasi Wailan Paroki Kakaskasen, untuk membuat palinggir (layangan red) raksasa bergambar Logo resmi IYD, tawaran itu kemudian diterima oleh beliau. Maka dibuatlah palinggir IYD dengan panjang 17 meter termasuk ekor dan lebar 1,8 meter.

Layangan IYD dalam GerejaPalinggir tersebut diterbangkan saat prosesi salib IYD Keuskupan Manado di Paroki St. Fransiskus Xaverius Kakaskasen. Sebanyak 5 orang Kaum Bapak Katolik (KBK) paroki, bersemangat menerbangkan paliggir tersebut. (22/5/2016).

Palinggir ini sebenarnya akan diterbangkan di setiap stasi di paroki Kakaskasen, namun karena cuaca yang sering berubah-ubah maka diputuskan untuk diterbangkan di pusat paroki. Hasil karya yang memakan waktu 3 hari, ini sempat membuat masyarakat baik pejalan kaki maupun yang berkendara lewat di depan gereja paroki Kakaskasen, terpukau.

Beberapa di antaranya bahkan singgah dan mengambil gambar. Saat diunggah ke media sosial Facebook dan Instagram IYD, respon kagum dan bahagia langsung datang dari para netizen.

Bahkan seorang umat dari paroki Airmadidi dan Pineleng, rencananya akan menghubungi pengrajin untuk membuat layangan yang rencananya akan dipakai untuk meramaikan kegiatan IYD di paroki mereka.

Tim Publikasi-Dokumentasi (Pubdok) panitai IYD, beberapa watu lalu mengadakan wawancara eksklusif dengan Bapak Teddy.

Sang pengrajin mengaku sanggat bangga dan senang sebagai umat Katolik. Dengan karyanya ia turut berpartisipasi guna terselenggaranya IYD, khususnya saat prosesi salib IYD Keuskupan Manado di parokinya, tutur bapak dua anak ini.

Beliau menambahkan bahwa, semoga lewat karyanya ini, kegiatan IYD lebih dikenal baik masyarakat di luar katolik, pun didukung oleh umat Katolik sendiri tentunya. Ia juga mengharapkan agar generasi-generasi muda, khususnya OMK Keuskupan Manado sendiri, lebih giat dalam berkreasi terlebih mengambil bagian dalam kegiatan IYD.

Salah satu bentuk menghindari pergaulan yang tidak sehat adalah berkreasi yang sehat, yang positif, untuk bangsa dan untuk gereja.

Layangan ini adalah satu dari sekian banyak bentuk kreasi yang bisa dicontoh oleh kita generasi muda, “Sedangkan kita so tua boleh, apa lagi generasi muda (saya sendiri sudah tua bisa berkreasi apa lagi kaum muda red)”.

Melihat karyanya mendapat apresiasi oleh netizan dan umat beliau menutup perbincangan dengan mengatakan bahwa dia siap menerima orderan jika ada paroki-paroki lain yang ingin memesan.

Pengrajin Layangan di WailanLayangan hasil karya Pak Teddy Polii

“Saya siap membuat lebih besar lagi, bagi umat dan masyarakat yang ingin memesan”. tutup Bapak Teddy sambil melanjutkan karya tanganya.

(LG/Tim Pubdok-Panitia IYD)

Sumber:iyd2016-manado.net

Post Author: admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *