Dalam pembukaan Evening Vigili with Pope di World Youth Day (WYD) 2016, Kardinal Rylko mengatakan, “Kita berkumpul dalam bahasa yg sama yakni bahasa iman. Beliau mengucapkan selamat datang pada semua yg hadir khususnya pada Bapa Suci. Bersama-sama di sini kita membangun pengharapan yang sama.”
Acara berlanjut dengan kesaksian dari orang-orang muda tentang pergulatan hidup yg mereka. Teman-teman mereka jadi korban kekerasan perang.
Paus Fransiskus dalam permenungannya mengucapkan, “Selamat sore pada peserta WYD. Bahagia bersama kalian dalam kesaksian iman!”
Beberapa butir permenungan Paus Fransiskus:
1. Doa untuk dunia kita yang alami kesakitan. Kita datang dari berbagai perbedaan. Kita datang dalam situasi perang, konflik, dan menjadi anak-anak dari peperangan. Kita mengalami sakit dengan situasi yang terjadi di Suriah. Kita juga alami penderitaan-keterasingan karena perkembangan teknologi. Semua orang muda di dunia merasakan sakit yg sama; banyak yang alami kematian tanpa bantuan. Untuk semua orang yang menjadi korban peperangan, kita berdoa bagi mereka. Marilah kita berdoa untuk Natalia dan Miccel yang juga mengalami peperangan dalam dirinya.
2. Orang muda jadi tanda hidup dari antara kita. Kita ingin mempertahankan situasi persaudaraan, kekeluargaan. Kita yang datang dari berbagai perbedaan disatukan dalam doa. Mari kita hening. Hadirkan dalam Tuhan suasana keluarga di mana ada damai. Paus mengajak bergandengan tangan dan doa hening.
3. Seperti peristiwa Pentakosta kita diajak untuk berani keluar. Kita mengancurkan rasa takut atas kehadiran Allah. Seperti peristiwa para Rasul dari ketakutan menjadi berani. Ketakutan itu karena ketertutupan. Para Rasul menutup diri dan takut. Janganlah munafik… menutup diri dalam kesendirian yang sempit. Ada kemunafikan juga dalam kaum muda. Ada kemunafikan, yakni kegembiraan karena perkembangan teknologi komputer dll. Ada kesakitan karena ada penderitaan. Itu yang dapat menghancurkan kegembiraan orang muda. Dua hari yang lalu Paus bicara tentang orang muda yang minta pensiun pada usia muda. Saat ini saya bicara pada orang muda yang tidur, yang tidak bermimpi tentang masa depan. Mereka yang punya mimpi adalah mereka yang punya tanggungjawab tentang masa depannya. Apakah kamu ingin menjadi orang muda yang tidur? Apakah sadar dan bebas untuk pikirkan yang ke depan? Apakah yakin?
(Paus berapi-api bertanya dan dijawab orang muda yang bangun dan bermimpi).
4. Kita bebas untuk menghadapi tantangan. Kita harus pertahankan kebebasan dan perjuangan kita. Kegembiraan semu seperti narkoba dan sebagainya harus dihadapi dengan kebebasan. Kita bersama Yesus berani untuk menghadapi dan memikirkan sesuatu yang baru, memikirkan dan mengalami belas kasih dalam hati. Dalam diri orang miskin yang tidak punya pakaian di sekitar kita, kita perlu dekat untuk membantu mereka. Kita perlu menganimasi untuk kembangkan ajaran sosial. Kegembiraan sebagai anak-anak Allah adalah kebebasan.
Seperti orang yang menderita lepra, mereka memberi kesaksian. Dunia saat ini meminta suatu sikap yang berbeda untuk mempertahankan martabat. Orang muda Katolik adalah harapan. Gereja mengharapkan OMK untuk melanjutkan dunia yang lebih baik. Siapkah OMK?
Generasi yang sudah tua membutuhkan OMK untuk hidup dalam keberbedan kultur budaya dsb. Gereja membutuh OMK untuk belajar hidup dalam perbedaan untuk menerima perubahan.
Paus mengajak seluruh peserta untuk bersalaman dalam persaudaraan sambil berkata, “Kamu, kamu, kamu harus melanjutkan!!!”