Sinode Orang Muda Katolik Keuskupan Bandung 2016
Sinode Orang Muda Katolik (OMK) Keuskupan Bandung 2016 diawali dari ide Mgr. Antonius Subianto Bunjamin saat Misa Penutupan Pra Sinode Pertama – Sinode Keuskupan Bandung 2015. Ide ini diresmikan pada Misa Penutupan Sinode Keuskupan Bandung 2015, sebagai langkah konkrit tindak lanjut hasil kebijakan Sinode Keuskupan Bandung 2015 butir pertama dan kedua tentang orang muda. Pada pelaksanaannya, Sinode OMK mengambil tema ‘Berjalan Bersama dalam Cita dan Cinta’ dan diselenggarakan dalam 3 tahapan: paroki-kategorial-Gema, dekanat-kategorial-Gema, dan keuskupan.
186 orang perwakilan dari paroki, sekolah, kategorial muda, Gereja Mahasiswa, Forum Koordinasi Rohaniwan Biarawan/Biarawati, serta Imam Batuta berkumpul di Wisma Aloysius Gambung pada 12-14 Agustus yang lalu. 186 orang ini menjadi peserta pada Sinode OMK Keuskupan Bandung tahap akhir yang dipimpin langsung oleh Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, Uskup Bandung, sebagai pimpinan sidang. Sinode tahap 1 dan 2 telah menghasilkan visi dan misi OMK Keuskupan Bandung serta usulan strategi pastoral dan kegiatan di tahap keuskupan. Pada sinode tahap akhir ini, perwakilan OMK memberikan bobot dan prioritas terhadap usulan-usulan yang telah dirumuskan dari sinode tahap kedua.
Drama musikal ‘Babi yang Mengancam’ membuka pelaksanaan sinode tahap akhir ini. Drama ini mau menegaskan bahwa untuk mencapai sebuah tujuan diperlukan komitmen bersama. Setelah itu, Mgr. Anton beserta para imam yang hadir membuka sinode dengan Ekaristi bersama. Dalam homilinya, Mgr mengajak OMK Keuskupan Bandung untuk “eksis” untuk Kerajaan Allah. Lilin sinode pun dinyalakan oleh Mgr. Anton sebagai penanda resminya sinode dimulai.
Roll-call (pemanggilan peserta) dilakukan oleh Mgr. Anton, kuria, dan Rm. Gandhi selaku ketua tim OC Sinode. Rm. Hilman dan Bapak Endar pun memberikan pengantar proses Sinode, sebelum peserta dibagi ke dalam 13 kelompok untuk mendiskusikan visi OMK dan strategi pastoral. Dalam diskusi ini, peserta diizinkan untuk menyempurnakan ke-13 strategi pastoral yang telah dirumuskan dari tahap sebelumnya. Selain itu, peserta pun diminta memberi bobot pada strategi pastoral yang ada untuk menentukan prioritas. Hari pertama pun ditutup dengan doa malam di kelompok masing-masing.
Hari kedua dibuka dengan Ekaristi yang dipimpin para imam batuta. Pembahasan mengenai visi OMK dan strategi pastoral kembali dilanjutkan dalam diskusi pleno. Diskusi berjalan dengan cukup alot, dan membuat cukup banyak perubahan pada penentuan prioritas. Peserta kembali dibagi ke dalam kelompok untuk mendiskusikan usulan kegiatan di tingkat keuskupan maupun paroki dari strategi pastoral yang ada. Setelah itu setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dalam pleno. Tim pengamat yang terdiri dari Rm. Ote, OSC, Rm. Samong, OSC, dan Rm. Haryanto pun membahas catatan pengamatan mereka sejak hari pertama Sinode baik dari segi materi, dinamika, maupun secara umum.
OMK antar paroki dan kategorial diajak untuk lebih mengakrabkan diri dalam dinamika kelompok sore harinya. Terdapat beberapa pos permainan di area Gambung yang dapat dikunjungi. Dinamika kelompok ditutup dengan final game yaitu ‘perang air’ antara kelompok peserta dan setan (panitia dan peserta tawanan). Setelah makan malam, kembali tim pengamat mempresentasikan pengamatannya mengenai suasana yang terbangun selama dinamika kelompok. Hari kedua ditutup dengan ibadat malam kreatif yang dikemas secara menarik.
Doa meditasi dan foto bersama mengawali kegiatan pada hari terakhir Sinode. Kemudian, Rm. Dani, OSC dan Wendy sebagai perwakilan dari tim SC membacakan rekomendasi sebagai hasil Sinode OMK Keuskupan Bandung. 3 tahapan Sinode ini menghasilkan visi OMK Keuskupan Bandung selama 25 tahun ke depan yaitu: “Orang Muda yang menghidupi iman Katolik: berkarakter unggul, menjadi pilar Gereja, dan teladan bagi keluarga dan masyarakat”. Untuk mencapai visi tersebut, terdapat 10 misi OMK yang hendak dicapai melalui 13 butir strategi pastoral. Ke-13 butir strategi pastoral ini telah ditentukan prioritasnya. 8 buah kegiatan di tingkat keuskupan diusulkan sebagai rekomendasi yang diserahkan kepada Bapak Uskup.
Mgr. Antonius terkejut dengan hasil Sinode OMK ini, terlebih dengan visi OMK yang ‘berat’. Namun OMK Keuskupan Bandung telah berkomitmen untuk berjalan bersama dalam cita dan cinta untuk menjalankan hasil Sinode OMK Keuskupan Bandung. Sinode OMK yang dilaksanakan pertama kalinya di Keuskupan Bandung ini pun ditutup dengan perayaan Ekaristi oleh Mgr. Anton dan para imam. Mgr menegaskan bahwa semua orang layak melayani Allah. Dalam Ekaristi ini juga dilakukan pemberkatan Salib IYD Keuskupan Bandung serta pengesahan lagu “Karena Kau Muda” menjadi lagu tema OMK Keuskupan Bandung.
Terima kasih atas kebersamaannya, OMK Keuskupan Bandung! Mari berjalan bersama dalam cita dan cinta selama 25 tahun ke depan!
Luisa Catherine