I Trust My Faith in Hm, entahlah di dalam pikiranku terlintas kalimat seperti, Mengapa ?
Awalnya, aku mengetahui pendaftaran volunteer AYD sejak awal bulan Febuari yang lalu. Waktu itu aku mendapat kiriman poster pencarian volunteer AYD lewat whatsapp dari seorang sahabat. Kebetulan dia adalah seorang aktivis OMK di salah satu paroki di Kevikepan Semarang. Dia mengajakku dengan alasan karena aku berasal dari jurusan sastra inggris, jadi menurutnya cocok kalau buat jadi volunteer AYD. Dia sendiri mengajakku menjadi volunteer, supaya aku mau menemaninya juga menjadi volunteer. Aku sendiri dalam hati juga ingin sekali mendaftar jadi volunteer. Siapa tahu Dewi Fortuna datang menghampiriku? Hehehe.. Tapi di sisi lain, rupanya rasa pesimis dan nggak yakin ternyata datang menghampiriku, mengapa? Karena orang tuaku pasti kurang menyetujui dengan pertimbangan karena kesehatanku. Apalagi untuk menjadi volunteer di sebuah acara besar seperti AYD itu pasti acaranya sangat padat sekali dan membutuhkan tenaga yang ekstra. Rupanya waktu itu, aku merasa kalah dengan rasa pesimis yang datang menghampiriku. Aku pun kemudian cerita pada sahabatku kalau aku tidak bisa menemaninya untuk mendaftar menjadi volunteer AYD karena sebuah alasan.
Sekitar bulan Juli kalau, lagi-lagi aku mendapatkan whatsapp kiriman sebuah poster pendaftaran volunteer AYD dari seorang romo yang bertugas di salah satu paroki di Keuskupan Agung Semarang. Kebetulan beliau adalah seorang romo pembimbing dan pemerhati OMK di tempat beliau bertugas. Rupanya beliau ini mengetahui kalau aku adalah seorang admin salah satu group OMK di facebook. Beliau mengajak dan menawariku untuk ikut mendaftar menjadi volunteer AYD. Aku pun dengan rendah hati menolak dengan halus tawaran undangan beliau untuk menjadi volunteer dengan alasan kesehatan. Beliau sendiri mengajak dan memotivasi aku agar mencoba dulu mendaftar volunteer. Siapa tahu saja lolos. Aku pun merasa kurang yakin, apa aku bisa lolos di seleksi volunteer itu. Mengingat pasti akan ada banyak sekali OMK yang ingin menjadi volunteer AYD. Aku pun mengatakan sekali lagi pada beliau untuk pikir-pikir lagi sebelum mendaftar menjadi volunteer. Akhirnya setelah beberapa hari kemudian aku pun mencoba mendaftarkan diri sebagai volunteer.
Beberapa minggu setelah aku mengikuti pendaftaran secara administrasi. Aku pun mendapatkan sebuah email balasan kalau aku lolos seleksi tahap I dan harus mengikuti seleksi tahap II. Dimana pada seleksi tahap II harus menuliskan dan mengirimkan sebuah narasi.
Setelah menunggu konfirmasi selama beberapa hari. Akhirnya aku pun mendapatkan email balasan dari panitia kalau aku ternyata lolos menjadi volunteer AYD. Senang dan nggak nyangka, ya itulah yang rasakan sewaktu aku mendapat email balasan itu. Tak lupa aku pun tak berhenti mengucapkan syukur pada Tuhan yang sudah memberikan kesempatan itu padaku.
Setelah mendapatkan email balasan itu. Aku pun memberanikan diri untuk menceritakan pada orang tuaku kalau aku dinyatakan lolos sebagai volunteer AYD. Rupanya rasa cemas dan khawatir itu kembali datang menghampiriku. Aku pun dalam hati hanya bisa berdoa agar Tuhan membuka jalan dan kedua orang tuaku memberikan ijin untuk menjadi volunteer. Pada waktu sedang santai di ruang keluarga dengan orang tua. Aku pun mencoba memberanikan diri untuk berbicara dan menceritakan pada mereka kalau selama ini aku mengikuti seleksi volunteer AYD dan Puji Tuhan dinyatakan lolos sebagai volunteer. Ketika mendengar dan mengetahui kalau aku dinyatakan lolos menjadi volunteer. Orang tuaku malahan merasa bangga padaku.Dan kedua orang tuaku hanya berpesan agar aku bisa menjaga diri dengan baik dan mampu melaksanakan tugas dengan baik. Sungguh itu semua di luar dugaanku. Aku yang awalnya merasa nggak yakin, rupanya Tuhan sudah membuka jalan padaku. Terima kasih Tuhan.