Hampir sebanyak 200 orang muda katolik berkumpul, terdiri dari berbagai perwakilan pengurus Seksi Kepemudaan Paroki se-KAJ dan perwakilan dari berbagai unit mahasiswa. Hadir pula para romo moderator/pendamping OMK dan Mahasiswa. Pertemuan tersebut rutin diadakan setiap 3 bulan sekali dalam setahun yang dilakukan oleh Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Jakarta di Aula SD Santa Maria Juanda kemarin. (21/17)
Antusias peserta yang hadir sungguh luar biasa karena tahun ini kita ada sebuah kegiatan yang besar yaitu Asian Youth Day yang akan dilaksanakan pada tanggal 30 Juli hingga 6 Agustus 2017 dengan tema Joyful Asian Youth! Living the Gospel in Multicultural Asia” dan Indonesia sebagai tuan rumah ke 7 yang mana kegiatan puncaknya akan di Keuskupan Agung Semarang tepatnya di Yogyakarta. Ujar Romo Albertus Yogo, selaku Ketua Komisi Kepemudaan KAJ sekaligus sebagai Penanggung jawab kegiatan AYD di KAJ dan merupakan salah satu tempat Live-in kegiatan tersebut.
Tujuan AYD sendiri diadakan untuk adalah memberikan kesempatan kepada Orang Muda Katolik dalam memperbaharui dan memperdalam iman mereka sebagai murid Kristus dengan menjadi saksi cinta Tuhan bagi sesama dalam konteks Asia yang majemuk. OMK juga diajak untuk memperkenalkan dan berbagi kesaksian iman Gereja Katolik di Indonesia dalam konteks keragaman sosial-budaya-agama dan merawat bumi serta seluruh ciptaan. Mendorong keterlibatan Orang Muda Katolik di Indonesia pada khususnya dan Asia pada umumnya dalam misi evangelisasi Gereja sehingga mereka dapat berbagi nilai-nilai Kerajaan Allah sebagai saksi Sukacita Injil dalam dialog multikultural dan bekerja untuk keadilan sosial dan perdamaian. “tambahnya.
Saat ini kami sedang proses persiapan kepanitiaan/volunteer DID (Days in Diocese) di Keuskupan Agung Jakarta dan kami pun telah membuka pendaftaran para peserta untuk perwakilan OMK KAJ. Tentunya segala persiapan yang kami lakukan adalah demi menghartarkan para orang muda untuk bertemu dalam sukacita dan kemajemukan. Kami sangat menyambut kedatangan para delegasi dari beberapa negara Asia dan beberapa perwakilan OMK dari berbagai keuskupan di Indonesia,’ujar Prishella selaku koordinator pelaksana DID di KAJ tersebut.
Dalam pertemuan rutin Sie-kepemudaan dan Mahasiswa se KAJ juga ada beberapa hal yang dilakukan seperti penyampaian Program Karya Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Jakarta selama Tahun 2017, sharing dan diskusi mengenai perkembangan dan dinamika orang muda katolik di Keuskupan Agung Jakarta yang begitu beragam dan berbagai tantangan.
Hadir pula dari Lembaga Bina Muda Mandiri yang mempresentasikan tentang program pelatihan orang muda, melalui berbagai metode dan pewartaaan termasuk dalam kaderisasi pengembangan kapasitas dan karakter orang muda katolik. Serta berbagai kegiatan orang muda lainnya seperti KOMJAK (Kampus Orang Muda Katolik) dan Kalvari CUP Se-KAJ.
Dalam pertemuan tersebut juga diadakan sosialisasi Pilkada serentak tahun 2017 yang bersinergi dengan Komisi Keadilan dan Perdamaian KAJ dan Komisi HAAK KAJ. Hadir sebagai narasumber Romo Benny Susetyo, Yunarto Wijaya dari Direktur Eksekutif Charta Politica dan moderator oleh Bondan Wicaksono dari Komisi Kepemudaan KAJ
Dalam paparannya Romo Benny menyampaikan bahwa pilkada serentak tahun ini berbedan dengan tahun lalu, Pilkada tahun ini menentukan perebutan kekuasaan yang penuh dengan manipulasi, dan isu HOAX. Jakarta sebagai pusat kebudayaan dan perekonomian, tentunya sangat menarik untuk dijadikan sebagai sumber kekuasaan. Indonesia tidak akan menjadi maju dan tidak bisa berkembang jika isu SARA selalu dimunculkan. Maka dalam memilih perlu mengecek kebenarannya agar kita tidak tertipu dan terjebak oleh suatu kebohongan yang ditampilkan oleh media sosial. Pemimpin tidak cukup hanya jujur, tetapi memiliki keberanian dan kemampuan. Pemimpin juga harus rasional, praktis, dan tegas.
Orang muda harus proaktif, tidak boleh diam, untuk melakukan suatu perubahan. Negara tidak boleh kalah terhadap ormas dan “preman”. Tiap Pasangan Calon mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Intinya, jangan kalah, jangan takut terhadap tekanan massa dan kaum intoleran. Jika demikian, maka hal itu akan menjadi pintu masuk untuk merubah sistem yang sudah berjalan dan kaum minoritas yang akan menjadi korban,’ujar Yunarto Wijaya.
Dalam Pilkada Serentak tahun ini, mengajak marilah seluruh OMK untuk menjadi pemilih yang cerdas dalam menggunakan hak pilihnya, agar tidak dimanipulasi oleh oknum-oknum tertentu. Lalu, cermati visi dan misi dari tiap Pasangan Calon secara rasional dan bijak. bondan/red