Kader Pejuang Media Positif

Untitled9Civita Youth Camp, Ciputat, Tangerang Selatan menjadi saksi lahirnya para pejuang muda baru yang akan meramaikan dunia online dengan penyebaran konten-konten positif. Adalah 100 orang muda Katolik yang berasal dari Keuskupan Agung Jakarta dan Keuskupan Bogor yang mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan literasi media ini.

 

Diadakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Komisi Kepemudaan KWI, Komisi Komunikasi Sosial Konferensi Wali Gereja Indonesia (Komsos KWI), Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI), dan Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA), Pemuda Katolik (PK) yang berlangsung dari tanggal 16-17 September 2017. Para peserta pelatihan literasi media ini mendapat banyak materi dari para narasumber yang memang ahli dibidangnya dan terbagi dalam 6 sesi.

Untitled1Sesi 1 disampaikan langsung oleh Dirjen IKP Rosarita Niken Widiastuti yang berbicara mengenai data dan perkembangan mengenai masalah-masalah yang terjadi dalam dunia online atau media sosial.

 

Untitled2Sesi 2 dibawakan oleh seorang Pastor yang juga menjabat sebagai Sekretaris Eksekutif Komsos KWI yakni RD Kamilus Pantus. Pastor Kamilus ini berbicara mengenai konsep dasar pemikiran sebuah komunikasi.

Untitled3Sesi 3 kami berkesempatan untuk berdialog dengan Direktur DPH BNPT Martinus Hukom tentang kejahatan-kejahatan radikalisme hingga terorisme di Indonesia yang bermula dari sebuah kejahatan di media sosial seperti berita hoax.

Untitled4Sesi 4 kami kedatangan seorang wartaman kompas.com bernama Antonius Lee yang berbagi mengenai cara menganalisa atau membuat sebuah berita dengan metode 5W1H.

Untitled5Sesi 5 menadi sesi yang paling interaktif karena dibawakan oleh 2 orang aktifis sosial media yaitu Nicky dan Dimas. Ke dua orang muda ini membagikan pengalamannya saat berkiprah dalam media sosial. Mereka sepakat mengatakan, butuh perjuangan dan konsistensi yang baik dalam menghasilkan sebuah produk berita untuk bisa mendapatkan perhatian dari para pengguna sosial media. Dimas juga mengajarkan secara langsung kepada kami para peserta dalam membuat sebuah produk berita berupa meme, video, tulisan, dan quote.

Untitled6Setelah mendapatkan pelajaran tentang cara membuat produk berita yang baik, kami segera mencoba mempraktikannya di dalam kelompok-kelompok diskusi. Kami para peserta sangat antusias melakukan tugas ini, hingga kami rela tidur larut malam bahkan beberapa kelompok ada yang tidur menjelang pagi hanya untuk menyelesaikan sebuah konten. Ada 10 kelompok dengan tema yang berbeda-beda, dan tema diambil dari permasalahan atau isu-isu sosial yang sadang hangat diperbincangkan di Indonesia.

Untitled8Keesokan harinya setiap kelompok mempresentasikan hasil konten yang telah dibuatnya. Dimas pun sebagai aktifis sosial media yang sudah lama berkarya memuji dan mengapresiasi setiap konten yang kami buat, tidak jarang Dimas juga memberi masukan kepada semua kelompok untuk memperkuat konten yang dibuatnya.

Sesi terakhir kami mendapatkan materi dari Margaretha Astaman yang juga merupakan seorang aktifis sosial media tentang bagaimana membuat opini publik yang baik, kami diajarkan untuk dapat mencermati berita yang benar dan berita hoax, serta diajarkan tentang bagaimana membuat headline-headline yang menarik.

Semua sesipun telah berakhir, sebelum menutup acara kami para peserta membuat komitmen untuk menjadi SatGas anti hoax dan agen kabar baik dalam dunia nyata maupun sosial media. Semua rangkaian acara selama 2 hari ini kami tutup dengan misa bersama yang dipimpin oleh RD Kamilus Pantus. Lalu kami pulang dengan membawa semangat perubahan yang baik.

Post Author: admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *