Langit dan laut biru, senyum dan keramahan, serta adat budaya Rat Yab Faan menyapa saya saat pertama kali menginjakan kaki di salah satu surga tersembunyi di Indonesia, yaitu Kepulauan Kei khususnya Pulau Kei Kecil. Ada rasa syukur kepada Tuhan karena akhirnya saya dapat menginjakan kaki disini, salah satu bucket list saya dalam satu tahun terakhir. Terdapat pula rasa bahagia tak terhingga karena dalam perjalanan kali ini saya berkunjung kesini bersama beberapa rekan OMK paroki, bukan hanya untuk menikmati keindahan alam ciptaan Tuhan disini. Namun terlebih untuk dapat bertemu dan berkumpul dengan saudara/saudari OMK wilayah Kei dan Kota Tual.
Satu tahun sudah berlalu, saat kami bertemu pertama kali dengan saudara/saudari OMK wilayah Kei dan Kota Tual dalam acara 2rd Indonesian Youth Day 2016 di Manado. Saat itu mereka live in dan menjalin tali persaudaraan di Paroki kami, St. Paulus Lembean. Hubungan kekerabatan yang begitu erat setahun yang lalu, membuat kami memiliki kerinduan untuk dapat bertemu kembali. Dan akhirnya kerinduan tersebut terbayarkan saat kami diundang dalam kegiatan 5th Bible Camp for Youth 2017 OMK Wilayah Kei dan Kota Tual, dan dapat sampai di Langgur tepatnya di Paroki Santo Ludovikus Faan tempat terselenggaranya kegiatan tersebut.
Bersama dengan kurang lebih 900 peserta yang terdiri dari OMK Wilayah Kei Kecil dan Kota Tual, OMK Kota Ambon, dan OMK MTB, kami mengikuti kegiatan Bible Camp for Youth 2017 mulai dari 28 September 2017 sampai 1 Oktober 2017. Berbeda dari kegiatan bible camp pada umumnya, para peserta diajak untuk beradaptasi dan memahami budaya dan adatistiadat serta kebiasaan umat di Paroki Faan, dengan tinggal/ live in di rumah-rumah umat bersama Bapa/Mama/Adik/Kakak Piara. Kegiatan live in tersebar di beberapa stasi, yakni stasi werlilir, stasi faan, dan stasi sathean.
Kegiatan bible camp ini dibuka dengan Misa Pembukaan dan ceremonial pembukaan yang meriah. Berbagai tarian daerah dan drama ditampilkan dengan sangat menarik oleh OMK tuan rumah. Dan uniknya salah satu tarian dibawakan oleh adik-adik dari salah satu sekolah muslim yang ikut berpartisipasi memeriahkan acara pembukaan. Puncak acara pembukaan ini adalah saat Ketua Komkep Wilayah Kei Kecil dan Kota Tual, perwakilan Uskup Keuskupan Amboina, dan perwakilan Bupati Maluku Tenggara menyalakan obor sebagai tanda bahwa kegiatan the 5th bible camp for youth 2017 resmi dibuka.
Pada hari kedua, para peserta diajak untuk berdinamika dalam beberapa materi. Materi yang pertama yaitu OMK dan pergumulannya yang dibawakan oleh Sekretaris Eksekutif Kepemudaan KWI, Rm. Antonius Haryanto atau sering disapa Rm. Harry. Dalam materi yang dibawakan dengan penuh kegembiraan ini, Rm Harry mengajak para OMK untuk menyadari pergumulan yang dihadapi dan mampu menghadapi pergumulan tersebut dengan menjadi agent of changes. Materi selanjutnya “OMK dan Tantangan Zaman Ini” yang dibawakan oleh Dandim 1503 Maluku Tenggara menyampaikan kiat-kiat sukses dan poin pertama dan utama dari kiat sukses yaitu Berdoa. Materi yang terakhir, dibawakan dengan sangat menarik oleh salah satu trainer handal, yaitu Bpk Istoto. Bpk Istoto menegaskan berulang kali, OMK harus bangkit dengan cara gerak, perasaan dan suara harus sesuai dengan perintah yang memberi perintah. Dan pemberi perintah yang pertama dan utama dalam hidup kita yaitu Tuhan Yesus. Kegiatan hari kedua ditutup dengan adorasi kepada Sakramen Mahakudus.
Hari ketiga, hari yang ditunggu-tunggu karena pada hari ini kami diminta untuk lebih berinteraksi di umat stasi masing-masing kami live in dan lebih mengenal adat dan kebiasaan masyarakat setempat. Dan pada siang hari, kami bersama-sama menuju ke pantai untuk “Meti Kei”. Meti merupakan air surut dan jala ikan sudah dibentangkan dari malam hari disepanjang garis pantai. Sehingga pada saat meti, para peserta dapat mengambil langsung ikan-ikan dipinggir laut, bakar ikan bersama, dan makan bersama. Selanjutnya kami dijelaskan mengenai adat istiadat orang Kei oleh Raja Rat Yab Ohoiliem. Ternyata adat istiadat disini masih sangat kental dan sangat dihormati oleh orang Kei.
Malam ini kami akan melangsungkan pentas seni dan masih akan melewati beberapa hari lagi untuk menjelajahi surga tersembunyi Indonesia ini. Semoga kami semua yang berdinamika disini, semakin mantap dalam menghadapi tantangan gaya hidup modern. Serta mampu untuk menjaga dan melestarikan alam maupun adat istiadat kami masing-masing.
Gaby