Saudaraku, kebenaran itu cermin di tangan Tuhan. Cermin itu jatuh ke bumi dan hancur berkeping-keping. Setiap orang mengambil satu kepingan, lalu memandanginya dan mengira telah menguasai seluruh cermin kebenaran.

Ada orang rendah hati merasa kurang tahu dengan keterbukaan menerima pandangan yang berbeda. Dengan lentera hanifnya, mereka tertarik menyatukan kepingan-kepingan cermin demi mendekati keutuhan kebenaran.
Dalam merajut keping-keping kebenaran, orang-orang rendah hati menerima pertukaran pikiran sebagai usaha bersama mengeluarkan tetes madu dari sarang lebah. Saling-gosok memeras madu berkah-hikmah dari berbagai sarang pandangan itu bernama musyawarah.
Dalam musyawarah, orang-orang yang siap mendengar perkataan dari siapapun lalu menerima yang terbaik, mereka itulah orang-orang tercerahkan. Orang-orang tercerahkan dengan lentera hikmat-kebijaksanaan inilah yang dapat memimpin manusia dalam mengambil keputusan yang mendekati kebenaran dan keadilan.
(Yudi Latif, Makrifat Pagi)