Revitalisasi nilai-nilai Pancasila dalam Berbangsa dan Bernegara

tembang2Ini adalah kali ketiga Temu Kebangsaan Orang  Muda mengumpulkan kembali  semangat orang-orang muda dari seluruh daerah di Indonesia, pada 27, 28, 29 April 2018 di cico resort, cimahpar, kota bogor. Temu Kebangsaan merupakan forum yang diinsiasi oleh beberapa lembaga di antaranya Temu Kebangsaan didukung oleh beberapa lembaga yaitu : Jaringan Gusdurian, BPR PGI, Komkep KWI, ANBTI dan DPN PERADAH yang pertama kali diadakan pada tahun 2016.

Ada yang berbeda dari Temu Kebangsaan Orang Muda tahun ini, Peserta yang hadir bukan hanya berasal dari Jabodetabek tetapi ada peserta yang berasal dari Bandung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Nusa Tenggara Barat.

 

tembang3“Kami sangat mengharapkan jebolan dari Temu Kebangsaan ini dapat juga berbagi gagasan dan merumuskan agenda bersama merawat Indonesia melalui isu pendidikan, media, lingkungan hidup dan anti korupsi. Kita tidak lagi berbicara sekat agama tetapi merawat Indonesia melalui revitalisasi nilai-nilai Pancasila, ” tukas Romo Antonius Haryanto, Pr selaku salah satu Steering Committee. Forum Tembang begitu biasa disebut, memang bertujuan untuk mengumpulkan para pemuda dari berbagai lintas iman dan kepercayaan untuk turut peduli dan berkontribusi terhadap kemajuan bangsa. Seiring dengan semakin banyaknya permasalahan terkait intoleransi, Forum Temu Kebangsaan justru mencounter isu tersebut dengan semangat Pancasila dan kebhinekaan. Seratus pemuda dari berbagai lintas iman dan kepercayaan akan diajak untuk melakukan rencana tindak lanjut setelah forum selesai untuk satu tahun ke depan.

 

“Ya, nanti mereka akan membuat RTL (rencana tindak lanjut) yang sudah dipilih dari 4 isu yang ditawarkan, yakni pendidikan, anti korupsi, media, dan lingkungan. Hal ini dimaksudkan untuk menjawab, bahwa perbedaan bukanlah masalah bagi kami, orang muda lintas iman juga harus memikirkan nasib bangsa ke depan,” tukas Isac Abimanyu selaku ketua acara Temu Kebangsaan Orang Muda 2018.

 

tembang1Acara ini pun dibuka oleh Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin. Dalam keynotespeech nya beliau mengatakan bahwa toleransi adalah kemauan dan kemampuan untuk ikut merasakan pihak lain yang tidak sama, dan ini memerlukan proses. Beliau juga menegaskan melalui sebuah pertanyaan penutup bagi peserta “konteks beragama apakah untuk memperbanyak pengikut ataukah untuk memperbanyak melakukan kebajikan?”

 

Post Author: admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *