Karena Gereja yang Kami Percaya!

ketapang1Situasi kompleks pra-Paroki Sungai Daka pada Jumat-Minggu, 15-17 Juni 2018 itu berbeda dengan biasanya. Kompleks yang biasanya tenang itu menjadi riuh ketika sejumlah 210 OMK peserta Temu Pengurus Orang Muda Katolik se-Keuskupan Ketapang (Terus 2018) hadir dan beraktivitas. Dari 19 paroki di Keuskupan Ketapang, sejumlah 5 paroki berhalangan hadir. Para peserta adalah pengurus/kader Seksi Kepemudaan Paroki berusia 15-25 tahun. Profil kondisi sosial peserta: tinggal dan akrab dengan perkebunan sawit, mayoritas sekolah maksimal hanya sampai SMA.

 

ketapang2Terus 2018 dibuka dengan Perayaan Ekaristi di Gereja St. Petrus & St. Paulus, Sungai Daka, Ketapang. Perayaan Ekaristi dipimpin oleh RD Basri.  Dalam homilinya, Rm. Basri menyisipkan pesan bahwa pertemuan Terus 2018  ini adalah kaderisasi pengurus OMK. Diharapkan melalui kaderisasi ini, peserta dapat menampilkan wajah Gereja yang melayani dengan cinta kasih. Secara khusus, peserta diminta untuk aktif mewartakan aktivitas Gereja dan nilai-nilai kekatolikan melalui media sosial.

 

Setelah makan malam, dimulailah Sesi  Spiritualitas dengan narasumber RD Basri. OMK didorong utk mempunyai semangat pelayanan kasih di tengah masyarakat. OMK juga didorong untuk militan di tengah situasi ketika banyak muncul gerakan radikal, fundamentalisme serta keinginan untuk mengubah dasar negara Indonesia. Akhirnya, hari pertama Terus 2018 ditutup dengan ibadat malam bersama.

 

Hari kedua diawali dengan SesiMenghidupi Iman Katolik Zaman Now. Peserta diajak untuk menyadari bahwa dalam hidup, sering terjadi tegangan antara ajaran iman & praksis hidup (mis. pelajar tergoda untuk menyontek). Peserta lantas diajak untuk menuliskan realitas keseharian yang terbagi menjadi 17 topik, di antaranya OMK dan Keluarga, OMK dan Teman Sebaya, OMK dan Sekolah/Pekerjaan, OMK dan Seks, OMK dan Aturan-aturan Hidup, OMK dan Narkoba/Minuman Keras, OMK dan Waktu Senggang, OMK dan Cita-cita Masa Depan, OMK dan Teknologi, OMK dan Lingkungan Hidup, OMK dan Adat istiadat.

 

ketapang3Sesi yang selanjutnya adalah OMK Zaman Now Terpanggil Melayani Tuhan. Kegembiraan & harapan, duka dan kecemasan OMK zaman now seperti terungkap dalam sesi sebelumnya, disatukan dengan keprihatinan Gereja semesta, di antaranya melalui Sinode Orang Muda 2018. Agar OMK dapat bekerja bersama Gereja, OMK perlu mempunyai citra positif tentang Gereja; bahwa Gereja itu menarik dan OMK menjadi misioner. Citra positif itu diketahui dengan cara menanyakan kepada OMK: apa yang membuat Gereja menarik?

 

Jawaban atas pertanyaan itu dikelompokkan menjadi: (a) Gereja menarik karena gedungnya yang indah, (b) karena orang-orangnya penuh kasih, toleran, dan cinta damai, (b) karena aktivitasnya yang tidak hanya ditujukan kepada anggota Gereja, namun juga untuk masyarakat luas, serta (d) karena menjadi acuan nilai-nilai kasih sayang, perdamaian dan toleransi. Sebanyak 85% jawaban tentang Gereja sebagai acuan nilai; bukan hanya sekadar usaha manusia, melainkan juga kesadaran bahwa Roh Allah sendiri yang bekerja di dalam Gereja. Ada seorang peserta yang menulis, Gereja menarik karena: Gereja yang kami percaya.

 

ketapang4Sesi kedua di hari kedua ditutup dengan paparan singkat hasil Pra-Sinode 2018 dengan titik berat utama pada OMK dan Keluarga, OMK dan Panggilan, serta OMK dan Teknologi. Poin ketiga menjadi pengantar untuk sesi selanjutnya: Medsos Sebuah Jembatan Melayani Tuhan. Peserta diajak untuk berlatih membuat maksimal tiga postspositif tentang acara Terus 2018 beserta hashtag-nya. Peserta dibagi menjadi 10 kelompok, yang 8 kelompok di antaranya berkompetisi membuat post sementara 2 kelompok lainnya menjadi grup penilai. Peserta dipancing untuk dapat menentukan kriteria postyang positif, dengan diberi 3 kriteria dasar: baik, benar, perlu. Peserta membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk menyelesaikan tugasnya. Refleksi dari sesi ini adalah: diperlukan waktu berpikir dan kebijaksanaan agar dapat menghasilkan postyang positif.

 

Sejumlah inspirasi yang diperoleh dari Terus 2018 adalah: OMK menyadari dan menginginkan adanya masa depan yang cerah. Masa depan itu bukan hanya untuk diri OMK sendiri, melainkan juga bagi orang lain; maka OMK diharapkan mampu berperan dalam menggerakkan masyarakat dan membuat perubahan. Dalam mencapai masa depan itu, OMK membutuhkan dukungan dari orangtua, teman sebaya dan komunitas. OMK juga menyadari adanya tantangan internal dan eksternal. Tantangan internal meliputi kepribadian, emosionalitas/kecerdasan emosi, kurangnya penghargaan terhadap adat-istiadat/kearifan lokal, kurangnya penghayatan nilai-nilai kekatolikan, kebiasaan buruk (miras, narkoba), kurang peduli kerusakan lingkungan. Tantangan eksternal meliputi pengaruh buruk dari teman sebaya dan komunitas, serta beban kerja yang tinggi sehingga tidak banyak waktu untuk menggereja.

 

Peserta Terus 2018 menyadari bahwa mengenal OMK adalah syarat untuk dapat membuat program yang relevan dan signifikan bagi mereka. Peserta diajak untuk berjalan bersama OMK, agar mengetahui dengan persis tentang keinginan, impian, kebutuhan dan harapan mereka. Berjalan bersama OMK membutuhkan strategi. Untuk memahami kondisi OMK, dibutuhkan wawasan tentang tahap dan tugas perkembangan psikologis OMK yang terbagi ke dalam kategori remaja dan dewasa muda. Buku Sahabat Sepeziaran juga menyodorkan strategi pastoral melalui tahapan: menabur benih, merawat pertumbuhan dan menuai panenan. Tahapan itu dirangkai dengan strategi lima pilar Gereja (liturgi, katekese, kesaksian iman, evangelisasi, persaudaraan, pelayanan). Pada akhir sesi, peserta diajak untuk kembali ke realitas konkret dengan cara menampilkan inspirasi kegiatan-kegiatan OMK. (Anne Aprina Priskila & Helena D. Justicia)

Post Author: admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *