GELIAT OMK KEUSKUPAN PURWOKERTO

oleh: RD Frans Kristi Adi Prasetya

Satu minggu terakhir ini, saya bahagia sekali boleh terlibat, mendengar, melihat, dan mengalami kegiatan-kegiatan hari Orang Muda Katolik di dekanat utara, tengah, dan selatan Keuskupan Purwokerto.

Temu Raya OMK Dekanat Utara KP: Bebarengan Isa Nggawe Donya Sing Luwih Becik

Pertemuan OMK di dekanat utara terjadi tanggal 23-24 Juni 2018 dengan tema “ Bebarengan Isa Nggawe Donya Sing Luwih Becik” atau Bersama Kita Bisa Membangun Dunia yang Lebih Baik. Temu Raya 2018 ini diadakan di Paroki Mejasem. Lebih dari 200 OMK dari 8 paroki di dekanat utara berkumpul dan berdinamika bersama. Ada tiga kegiatan besar yang mereka alami: doa, belajar, dan berdinamika bersama. Dalam doa, mereka diajak merenung bersama dalam doa meditatif Taize yang dibantu oleh para frater TOR St. Agustinus. Mereka juga bergembira merayakan Ekaristi Perutusan. Dalam belajar, mereka disadarkan tentang diri OMK sendiri sebagai Generasi Milenial yang hidup di tengah Indonesia yang sedang prihatin dengan tumbuhnya gerakan radikalisme dan intolerasi.

Ibu Yohana Ratrin, psikolog dari Universitas Atmajaya Jakarta, menerangkan dengan apik dan menarik tentang potensi-potensi yang dimiliki generasi milenial. “OMK harus berani keluar dari zona nyaman”, demikian kata Mbak Jo, panggilan akrab Ibu Yohana. OMK yang punya keberanian untuk berbagi, diminta untuk berani berkontribusi untuk bangsa, tidak lembek dan mudah menyerah.

Sambung dengan pembahasan pertama, OMK diajak untuk mengenali kecenderungan penggunaan media sosial saat ini untuk berbagi banyak hal. OMK dilatih untuk mampu membuat konten-konten positif di media sosial sebagai media untuk mewartakan Injil. Pada sesi pembelajaran terakhir, OMK diajak untuk berani membangun jejaring, bersahabat dengan siapa saja, dan mau belajar dari komunitas-komunitas pengembangan diri yang lain.

Diundang dalam acara talkshow, orang muda yang mengembangkan diri lewat retret, camp, atau gerakan2 rohani semacam Choice, Young Man-Young Woman, Karismatik. Juga orang muda yang berjejaring dengan kelompok lintas iman seperti Jaringan Gusdurian dan Pemuda Katolik. Diundang pula salah satu teman muda yang punya minat menulis. Dari obrolan ringan ini, OMK dipanggil untuk tidak takut mengembangkan dirinya, berjejaring dengan banyak kelompok untuk mewujudkan dunia yang lebih baik. Acara dinamika kelompok tercipta lewat sharing-sharing dalam kelompok, games, dsb.

Temon 2018 (Temu OMK Dekanat Tengah): Bangkit, Bergerak, dan Bersukacitalah

purwokerto dekanat tengah1Paroki Katedral Kristus Raja Purwokerto menjadi tuan rumah dari acara Temon 2018, 29-30 Juni 2018. Tema yang mau diperdalam adalah Bangkit, Bergerak, dan Bersukacitalah. Senada dengan gerakan di dekanat utara, OMK juga diajak semakin mau terlibat dalam gerakan-gerakan positif membangun dunia yang lebih baik. Secara khusus, OMK di dekanat tengah diajak untuk mencintai lingkungan hidup. Mulai dari meminimalkan penggunaan gelas plastik (semua peserta membawa tumbler/tempat minum sendiri) sampai workshop tentang membuat media tanam, menanam pohon, dan mengelola barang bekas, atau mengelola sampah.

Komisi PSE sangat membantu dalam workshop ini. Rm. Stef, ketua komisi PSE, memberikan workshop seperti di atas supaya OMK semakin menyadari mereka dapat ikut ambil bagian dalam menciptakan dunia yang lebih baik dengan mencintai lingkungan hidup. Pada hari pertama, juga diadakan acara talkshow untuk melihat siapa itu OMK dan tempatnya dalam Gereja, melihat keprihatinan dan potensi-potensi mereka. Acara dihadiri kurang lebih 250 orang, dan akan terus berlanjut di tahun-tahun ke depan.

Miskel 2018 (Misa Keliling/Temu OMK Dekanat Selatan 2018): Berbeda dalam Kesamaan, Bersama dalam Perbedaan

Miskel 2018 kali ini diadakan di Paroki Cilacap. Berlangsung sejak Jumat-Minggu, 29 Juni – 1 Juli 2018. Secara khusus, keterlibatan OMK dalam membangun dunia yang lebih baik diwujudkan dengan keikutsertaan mereka menciptakan toleransi dalam hidup sehari-hari. Mereka belajar dari tokoh dan keteladanan hidup Rm. Carolus OMI yang menghidupi ajaran Kristus untuk mengasihi sesama seperti dirinya sendiri.

Teman-teman OMK juga memperdalam pengetahuan mereka tentang agama yang lain dari komunitas Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) kab. Cilacap. Sesi ini berjalan menarik. Selain kesadaran untuk menerima perbedaan sebagai kekayaan, OMK juga dipanggil dan diutus untuk mewartakan semangat toleransi ini ketika mereka kembali ke paroki mereka masing-masing.

Melihat, terlibat, mendengar, mengalami geliat OMK ini, saya merasakan kegembiraan yang luar biasa. Benar kata Paus Fransiskus, OMK adalah musim semi bagi Gereja – mereka memberikan keyakinan dan harapan bagi Gereja, tidak hanya nanti tapi juga saat ini.

Paus Fransiskus pada tahun ini juga akan mengadakan SINODE Orang Muda yang mengundang para uskup dari tiap negara-negara sedunia, mengundang pula perwakilan OMK dari tiap negara. “Gereja harus mendengarkan suara orang muda”, demikian kata Paus. Apa yang akan terjadi seusai sinode, itulah yang nanti akan ditindaklanjuti dalam geliat OMK di tahun 2019. Kami, OMK Keuskupan Purwokerto, siap meninggalkan jejak yang baik untuk Gereja dan Masyarakat, untuk hidup kami.

pelapor, peserta kegiatan.
Ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Purwokerto.

Beberapa foto dan suasana kegiatan dapat dilihat di akun instagram @komkep_pwkt atau @kristiadipr. Salah satu hasil dari workshop OMK dekanat tengah dapat dilihat di https://youtu.be/ogGbJXU6J7k .

Sumber: http://www.komkeppurwokerto.net/2018/07/03/geliat-omk-keuskupan-purwokerto/

Post Author: admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *