Sinode adalah Sarana untuk Latihan Berdialog

sinode2Hari ini 4 Oktober 2018, rangkaian sinode sudah berjalan sesuai dengan agenda yang ada. Perjalanan kali ini dipimpin oleh Kardinal Baldisseri, dimana para peserta membahas apa yang disebut sebagai Dokumen Kerja atau lebih dikenal dengan Instrumentum Laboris. Nah, bagian yang didiskusikan adalah bagian pertama yaitu tentang “Melihat.” Dalam bagian tersebut ditekankan bahwa “Melihat” bukan soal mengumpulkan data atau informasi saja tapi untuk membuka diri terhadap tantangan orang muda. Tentu dengan “Melihat” adalah bagaimana merangkul mereka yang tersingkir, menjaga mereka yang kekurangan dalam kehidupan, dan mengalami berbagai tantangan sosial.

 

Ada beberapa hal penting yang menjadi poin pembahasan seperti orang muda perlu didengarkan, namun Gereja terkadang sulit untuk mendengarkan. Selain itu, orang muda menginginkan sebuah kapasitas relasi yang baru, yaitu soal liturgi yang hidup dan berwarna. Orang muda juga melihat bahwa perlu adanya pertobatan bagi Gereja dengan memperbaiki komunikasinya terhadap orang muda. Bahwasanya Gereja perlu bertransformasi menjadi institusi rohani yang merangkul seluruh pihak.

 

sinode4Setelah pembahasan mengenai bagian pertama “Melihat,” kemudian dilanjutkan dengan intervensi dari peserta sinode yang dibatasi hanya empat menit sehingga peserta perlu memperhatikan agar hanya mengungkapkan esensi atau substansi dari masing-masing keprihatinan. Salah satu hal yang menarik adalah setelah intervensi dari lima peserta, peserta sinode selalu diajak untuk hening selama tiga menit.

 

Ungkapan Bapa Suci

sinode3Bapa Suci bersyukur atas kerja keras panitia dalam mempersiapkan bahan sinode serta menyampaikan rasa terima kasih juga kepada semua bapa sinode yang datang dengan persiapan intervensi masing-masing. “Secara khusus saya bersyukur atas keterlibatan orang muda sejak awal. Kehadiran mereka adalah kegembiraan dan harapan bagi Gereja,” ujar Paus Fransiskus.

 

Bapa Suci mengajak sekali lagi seluruh peserta sinode untuk berani berbicara dengan penuh dan kejujuran. Tentunya juga mengajak agar dapat mendengarkan dengan rendah hati karena sinode adalah kesempatan untuk berbagi. Berbicara dengan penuh kasih dan jujur serta mendengarkan dengan rendah hati akan membuka kesempatan untuk hal-hal baru. Maka, sinode adalah sarana untuk latihan berdialog.

 

Sinode juga adalah penegasan roh oleh Gereja, sebuah tindakan iman yang berakar pada kesadaran akan penyertaan Allah dalam sejarah manusia. Maka setiap lima intervensi diikuti dengan hening. Dalam keheningan kita bisa menafsirkan dan memilih sekaligus menyatakan Gereja yang mau mendengarkan.

 

Penulis : Benediktus Tandya Pinasthika

Narsum : Anastasia Indrawan dan Mgr. Pius Riana Prapdi     

Post Author: admin

1 thought on “Sinode adalah Sarana untuk Latihan Berdialog

    Herman Gulo

    (Oktober 19, 2018 - 17:14)

    Orang Muda Sungguh luar biasa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *