Riuh, Kegembiraan, Kebersamaan Kaum Muda Dalam Srawung Persaudaraan Sejati Orang Muda 2018
Srawung Persaudaraan Sejati Orang Muda Lintas Iman merupakan salah satu kegiatan bagi orang yang diadakan oleh Keuskupan Agung Semarang khususnya Komisi HAK dan Komisi Kepemudaan. Acara ini berlangsung pada 26-28 Oktober di UTC Hotel, Semarang. Di dalam acara ini ada sedikitnya 900an anak muda dari lintas agama dan kepercayaan yang turut hadir dan berpartisipasi. Mereka hadir dari 4 wilayah yaitu: Semarang, Kedu, 5olo dan Jogja.
Pada hari pertama, acara srawung dibuka dengan sendratari Joko Kendil. Tokoh Joko Kendil sengaja dipilih sebagai tokoh yang sebagai tokoh yang sejak kecil selalu berusaha menumpas kejahatan dan mewujudkan persatuan dan kesatuan. Kendati ia sendiri mengalami banyak tantangan dan rintangan yang dihadapi. Selain itu, para peserta srawung ditakjubkan oleh penampilan paduan suara anak-anak yang menyanyikan lagu Indonesia Pustaka, dengan menggunakan beragam pakaian adat .
Esok harinya, beragam acara sudah dipersiapkan oleh panitia srawung. Salah satu diantara kegiatan itu adalah workshop. Dalam workshop kali ini membahas topik seputar, ekonomi, politik, sosial dan budaya. Yang tentu dengan bahasan yang terbaru dan terupdate di kalangan masyarakat kita. Sore hari acara yang tidak kalah menarik juga telah di
persiapkan panitia yaitu dolanan anak. Di sini para peserta dipersilakan mencoba permainan tradisional terbuat dari bambu seperti: engklek, egrang, teklek, gasing. Hal ini ternyata banyak mendapat minat yang positif bagi para peserta srawung untuk mencoba aneka permainan tersebut. “Saya merasa senang bisa bermain egrang seperti ini. Karena ternyata permainan tradisional seperti ini tidak kalah asyik dan rame dengan game yang ada di smartphone.” Ucap Vincent, pelajar SMA salah satu sekolah di magelang
Pada akhir di hari ketiga, tepatnya pada pers conference, salah satu peserta srawung yaitu mahasiswi sekolah tinggi agama Budha, ia mengaku bangga dan bersyukur bisa mengikuti acara srawung ini. Dia mengatakan walaupun di luar sana banyak yang mempeributkan masalah mengenai agama, tapi di acara srawung kita semua sama tidak ada yang membeda-bedakan. Sebelum usai, Mgr. Rubi pun memberikan pesan pada semua peserta, agar di masa muda selalu berusaha menjalin relasi dengan siapapun terutama dalam lingkup terkecil dan berusahalah untuk mengikuti dan bergabung dalam acara semacam srawung lintas iman agar bisa terjalin hubungan relasi dengan baik antar teman tanpa membedakan agama, suku,dan kebiasaan.
Maria Febri Kristina – Semarang