Komisi Kepemudaan KWI baru saja selesai menutup pendaftaran volunteers yang akan berangkat ke desa Taizé, Perancis. Pengumuman ini secara resmi telah disebar sejak tanggal 04 Mei 2019 melalui akun Instagram Omknet, Website OMKNet dan juga melalui broadcast message yang kemudian tersebar secara luas di seluruh Indonesia. OMK yang tertarik kemudian mengisi google formulir yang tertera dalam broadcast message, dari proses tersebut per tanggal 26 Mei 2019 terkumpul 480 data peserta yang kemudian diseleksi oleh panitia kegiatan.
Kesempatan ini dibuka melalui kerjasama dari Komisi Kepemudaan KWI dengan Komunitas Taizé, dimana setiap tahunnya para bruder memberi 2 undangan dengan pembiayaan penuh bagi orang muda Katolik yang tertarik untuk berangkat ke Taizé. Mereka nantinya akan berjumpa dengan ribuan orang muda Kristiani dari berbagai negara dan latar belakang kristen yang beragam. Mereka akan berangkat pada tanggal 16 Juli 2019 dan tinggal selama 80 hari desa kecil Taizé menikmati kehangatan musim semi dan musim gugur bersama dengan volunteers dari berbagai negara dan tentunya juga akan berjumpa dengan ribuan peziarah.
Dari proses seleksi ini, Komkep KWI telah memilih 2 OMK yang berkompeten untuk berangkat ke Taizé. 2 OMK ini dipilih berdasarkan pertimbangan keaktifan di kelompok/organisasi orang muda Katolik dan atau kegiatan sosial di tempat asal, motivasi mereka saat mendaftar, serta pengetahuan tentang Komunitas Taizé. Berikut dua nama OMK yang terpilih sebagai volunteers Taizé tahun 2019:
- Randy Kristoforus Senduk
(IG: @rendyksenduk/23 Tahun)
Randy adalah OMK yang berasal dari desa Woloan dan saat ini merupakan mahasiswa aktif Pendidikan Bahasa Inggris di UNIMA Sulawesi Utara. Selain aktif sebagai mahasiswa, ia juga bekerja sebagai stock trader. Randy bergabung selama 5 tahun di OMK Woloan dan menjadi koordinator seksi liturgi di OMK paroki dan OMK wilayah, salah satu kegiatan di divisi ini adalah menyiapkan jadwal kegiatan dan ibadat/worship bulanan OMK. Juga terlibat sebagai lektor dan baru saja menjadi anggota Gebyar Paskah BHKY Woloan’s sebagai koord liturgical competition.
Randy baru saja menyelesaikan kegiatan pertukaran pelajar di Australia, dari kegiatan ini ia mendapat banyak pengalaman di bidang budaya yang nantinya dapat dibagikan kepada teman-teman volunteers lainnya. Menurut Randy apa yang telah dia dapatkan saat mengikuti kegiatan multikultural di Australia dapat dijadikan sebuah kolaborasi yang baik terutama saat dia bekerja dalam kelompok. Ia berharap dapat menjadi orang muda yang mempunyai wawasan yang luas sehingga mampu membagikan pengalaman iman yang di dapat di Taizé kepada orang muda Katolik di Indonesia.
- Theresia Windy Antika Sukoco
(IG: @antikasukoco/25 Tahun)
Tere adalah OMK dari Bandar Lampung yang saat ini bekerja sebagai pegawai LSM di Gogo, sebuah lembaga sosial masyarakat di Bandar Lampung yang memerangi anak–anak perempuan putus sekolah dan menjadi PSK karena masalah finansial dengan mengunjungi sekolah – sekolah, khususnya di daerah terpencil untuk memberi pemahaman tentang pentingnya sekolah dan kuliah, kemungkinan mendapatkan beasiswa, dan juga bekerja sama dengan badan – badan lain untuk kelas – kelas keterampilan yang dapat dikembangkan menjadi usaha, juga memberikan kelas bahasa Inggris dimana 20% dana yang didapat dari biaya kelas dikembalikan ke masyarakat sebagai beasiswa untuk kelas bahasa Inggris bagi mereka yang membutuhkan. Juga berpartisipasi dalam program “self-development” offline dengan komunitas – komunitas OM di Bandar Lampung. Tere bekerja di bagian komunikasi dan marketing. Keaktifan di OMK lingkungan meliputi kegiatan pendalaman alkitab, mengajar agama untuk anak–anak di area tempat tinggal, dan terlibat dalam koor lingkungan.
Pengalaman bekerjanya di Gogo dan bersama dengan tim yang terdiri dari berbagai latar belakang ras, budaya dan agama, menyadarkan bahwa perbedaan tidak menghalangi usaha untuk mencapai satu tujuan yang sama dan menjadi terpanggil untuk belajar lebih banyak tentang komunitas Taizé agar dapat memberikan dampak positif yang lebih besar karena Taizé dilihat berhasil dalam membimbing orang muda dari berbagai bagian dunia. Harapan Tere setelah selesai menjalani kegiatan ini adalah dapat membangun persahabatan dengan orang-orang muda yang ia jumpai di Taizé. Relasi ini diharapkan mampu menguatkan nilai kemanusian dalam dirinya, sehingga ketika kembali ke Indonesia ia dapat membagikan sukacita bagi setiap orang yang ia jumpai. Ia percaya bahwa kebaikan dapat kita ditularkan melalui banyak cara dan tentunya dari kebaikan tersebut akan memberi dampak positif bagi lingkungan sekitar kita.