Surat Refleksi di Hari Minggu Panggilan
Dalam surat refleksi di Hari Minggu Panggilan, Ketua Komisi Kepemudaan KWI, Mgr. Pius Riana Prapdi mengajak orang muda untuk bersyukur atas hidup kita. Hidup adalah anugerah, panggilan dan perutusan. Hidup adalah anugerah terindah dari Allah. Kendati perahu hidup dilanda gelombang wabah namun rasa syukur tidak pernah berubah. Sebab Allah menghendaki hidup menjadi berkah. “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yoh 10:10). Allah menopang hidup kita agar tidak kandas dalam ketakutan, keraguan dan keputus-asaan. Ia mengalahkan kematian dan menganugerahkan hidup baru.
Hidup adalah panggilan. Allah memanggil orang muda untuk terlibat dalam karya penyelamatan. Yusuf, Musa, Yosua, Salomo, Yeremia dan lain-lain adalah orang-orang muda. Bahkan Yeremia berkata “Ah Tuhan Allah! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara sebab aku ini masih muda” (Yer 1:6). Ada banyak tokoh muda yang lain diantaranya St. Fransiskus Asisi, St. Joan d’Arc, St. Dominikus Savio, St. Theresia, St. Tarsisius, Bunda Maria, Paulus. Tuhan memanggil orang muda karena kemudaan sejati adalah memiliki hati yang mampu mengasihi.
Hidup adalah perutusan. Allah mengutus orang muda menjadi pemeran utama dalam segala. Pandemi yang memunculkan krisis, memanggil orang muda untuk melihat dengan hati yang mampu mengasihi. Tuhan memanggil orang muda untuk menjadi nabi dengan hati yang mengasihi. Menjadi nabi zaman ini adalah memiliki hati yang tergerak untuk berbelas kasih. “Jangan biarkan satu orang pun tercecer dan merasa ditinggalkan dalam kesusahan dan kelaparan” (Surat Cinta untuk orang muda).
Orang muda diajak untuk berani diutus. Inilah saatnya orang muda berseru: “Inilah aku, utuslah aku” (Yes 6:8). Aku siap diutus menjadi nabi masa kini dengan melihat keprihatinan dengan cermat, merenungkan solusi yang tepat dan bertindak secara bijak. Orang muda dipanggil untuk membangun budaya:
- Hidup Hemat sebagai ganti budaya buang:
Tetap setia di rumah. Berani membuat prioritas, pergi kalau sangat penting; berani berkata cukup; hemat listrik, air dan pulsa serta hormat pada bumi rumah bersama. Cermat memilah kebutuhan dan keinginan. Lebih mulia berbagi daripada mementingkan diri.
- Hidup Sehat sebagai ganti budaya kematian:
Sadar bahwa kesehatan sangat berharga. Makan secara seimbang; semakin dekat makanan yang kita dapat semakin sehat. Peduli dan menolong yang rentan. Ciptakan waktu berharga dalam keluarga demi kesehatan jiwa raga.
- Hidup Produktif sebagai ganti budaya komsumtif:
Nyalakan daya kreasimu, hasilkan sesuatu untuk sesamamu. Satu orang muda satu produk bermutu. Kembangkan pertobatan ekologis; rawat bumi rumah bersama; bercocok tanam dengan bijaksana; berkreasi lewat sosial media dengan cinta, ciptakan aplikasi, narasi, story dan inspirasi yang kreatif dan produktif.
- Hidup untuk Tuhan dan sesama:
Berani berkorban bagi sesama dan Tuhan. Jujur dan adil pada diri sendiri, Tuhan dan semesta. Berbagi untuk negeri demi kebaikan bersama. Berbakti demi kebaikan sesama dan memuliakan Tuhan sang Pencipta.All