CARLO ACUTIS DAN KEKUDUSAN  ZAMAN SEKARANG

 

Informasi tentang beatifikasi Carlo Acutis segera menyebar dengan sangat menarik. ‘Untuk pertama kalinya dalam sejarah, kita melihat seorang suci mengenakan jeans, sepatu kets dan hoody.’

 

Dokumentasi tentang Mukjizat Ekaristi

Carlo Acutis adalah seorang remaja Katolik di Roma, Italia. Ia terkenal karena mendokumentasikan mukjizat Ekaristi di seluruh dunia dan membuat katalog semuanya ke situs web yang ia buat sendiri beberapa bulan sebelum kematiannya karena leukemia.

 

Carlo lahir pada 3 Mei 1991 dan wafat pada 12 Oktober 2006. Paus Fransiskus menyatakan dia menjadi ‘Yang Mulia’ pada 5 Juli 2018. Paus menyetujui mukjizat yang memungkinkan Acutis dibeatifikasi. Acutis akan dibeatifikasi di Basilika Kepausan Santo Fransiskus dari Asisi pada Sabtu, 10 Oktober 2020.

 

Sejumlah Hal Menarik tentang Acutis

Beatifikasi Acutis menjadi perbincangan tersendiri di kalangan umat Katolik. Berbagai sudut pandang dikemukakan. Ada yang mempersoalkan usia Acutis; dinyatakan kudus pada usia 15 tahun, usia yang sangat muda.

 

Ada juga yang mempersoalkan durasi proses beatifikasi Acutis, yang dianggap terlalu cepat. Biasanya, butuh waktu bertahun-tahun lamanya agar seorang kudus dapat dibeatifiksi. Vatican hanya butuh waktu  empat belas tahun untuk beatifikasi Acutis. Bahkan sempat ada pertanyaan apakah Vatican punya agenda tersendiri soal beatifikasi Acutis.

 

Sebagian umat lain mempertanyakan bagaimana dapat seseorang menjadi kudus hanya dengan melakukan hak-hal biasa seperti mengumpulkan kisah-kisah mukjizat dan mengunggahnya di website. Bukankah kesemua itu hal biasa yang dapat dilakukan semua orang?

 

Ada juga umat yang mengatakan bahwa menjadi martir di usia muda tidaklah mengejutkan dan bukan hal pertama, karena sebelum Acutis sudah ada Tarsisius dan Teresia dari Lisieux.

 

Kesemua pendapat itu kemudian bermuara pada satu pemikiran: semua orang dapat menjadi kudus, bahkan tanpa perlu digelari ‘kudus’ oleh Gereja.

 

Menjadi Kudus Melalui Hal-hal yang Profan

Dalam suatu kesempatan virtual talkshow di Hidup TV dengan topik ‘Pencak Silat sebagai Sarana Pendidikan Karakter Kebangsaan dalam Pelaksanaan Pro Patria et Eclesia’, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Katolik, Yohanes Bayu Samodro, menyampaikan pentingnya orang-orang muda hadir di dalam ruang-ruang publik.

 

Ruang publik adalah areal atau tempat suatu masyarakat atau komunitas dapat berkumpul untuk meraih tujuan yang sama, sharing permasalahan apakah itu permasalahan pribadi maupun kelompok. Areal tersebut dapat berupa ruang dalam dunia nyata (real space) ataupun dunia maya (virtual space).

 

Lebih penting lagi dituturkan oleh Bayu Samodro, orang-orang muda hadir dan punya keterlibatan aktif di ranah-ranah kehidupan yang dianggap profan dan karenanya, dianggap juga jauh dari kesucian.  Ranah-ranah profan itu di antaranya adalah politik dan media sosial.

 

Carlo Acutis adalah orang muda yang berani memasuki ranah profan itu dan hadir melalui karya-karyanya. Beatifikasi Acutis, karenanya, menjadi peneguh dan dorongan bagi orang muda Katolik, juga para pendamping mereka, untuk berani memasuki ranah profan dan mewartakan kasih serta kebaikan Allah di dalamnya. Bonum communae, keadaban publik, adalah hal yang perlu terus diperjuangkan, terutama dalam situasi Indonesia, menurut Bayu Samodro, ketika masyarakat begitu majemuk dengan segala potensi konflik yang dikandungnya.

 

Orang muda adalah pemeran utama. Orang muda diharapkan untuk menjadi Gereja masa kini dan masa depan, termasuk dalam hal kekudusan. (Helena D. Justicia)

Post Author: admin

2 thoughts on “CARLO ACUTIS DAN KEKUDUSAN  ZAMAN SEKARANG

    Frederikus Daeng

    (Oktober 7, 2020 - 19:16)

    Petistiwa ini hendaknya menjadi pemicu bagi orang muda untuk lebih giat dan cermat menggunakan media informatika untuk kabar baik dan keselamatan banyak orang…

    Blogevan.com

    (Oktober 19, 2020 - 19:43)

    st. CARLO ACUTIS doakanlah kami

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *