Mulai Aja Dulu (Kaderisasi OMK Regio Jawa: Formatio Solid Solider)

oleh Teoderikus Bimo

(OMK Surabaya – salah satu Panitia Formatio Solid Solider)

Di tengah pandemi yang menjauhkan kita secara fisik, OMK Regio Jawa memilih cara berbeda dengan menyolder(mematri) ikatan batinnya dalam kawah pembentukan diri di Kaderisasi OMK Regio Jawa yang bertajuk “Formatio Solid & Solider”.

 

Formatio Solid & Solider ini diikuti oleh 33 orang peserta yang merupakan OMK perwakilan dari 7 Keuskupan di Regio Jawa. Mereka datang dengan latar belakang yang beragam, ada yang pelajar SMA/SMK, mahasiswa dan pekerja. Dari 33 orang peserta itu, 5 orang merupakan perwakilan dari Keuskupan Surabaya yang didampingi RD Agustinus Ferdian, 5 orang perwakilan dari Keuskupan Bandung yang didampingi RD Wahyu Tri Wibowo, 5 orang perwakilan dari Keuskupan Bogor yang didampingi RD Agustinus Wimbodo, 5 orang perwakilan dari Keuskupan Malang yang didampingi RD Yusuf Dimas Caesario, 3 orang perwakilan dari Keuskupan Purwokerto yang didampingi RD Fl. Bram Mahendra, 7 orang perwakilan dari Keuskupan Agung Semarang yang didampigi RD Kristoforus Rhesa dan 3 orang perwakilan dari Keuskupan Agung Jakarta yang didampingi RD Antonius Yakin.

Para romo ketua komkep Regio Jawa. Minus KAJ yang tidak ikut foto.

Formatio Solid & Solider sebagaimana dipaparkan oleh RD Frans Kristi dalam introduksi umumnya di perjumpaan perdana yang berlangsung pada Selasa 13 April 2021 lalu merupakan kaderisasi kepemimpinan untuk Orang Muda Katolik agar semakin dalam relasi batinnya dengan Tuhan, mengalami perjumpaan dengan Tuhan dalam hidup sehari-hari, berdamai dengan diri sendiri sehingga menjadi pribadi yang kuat (SOLID), dan kemudian berbuah sebagai pribadi yang SOLIDER: peduli dan berbelas kasih pada sesama, menyadari passionnya sehingga lewatnya, Orang Muda Katolik dapat menjadi pemimpin bagi komunitasnya dan lingkungannya yang lebih luas. Dalam sambutannya pula Romo Kristi juga menyampaikan bahwa dalam kaderisasi ini peserta akan mengalami langsung tiga tahap besar, yaitu: Olah Rasa yang mengajak peserta berjumpa pada diri dan menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri; Olah Guna yang mengajak peserta mengambil bagian menjadi pemimpin bagi lingkungan sekitarnya dan Olah Aksi yang mengajak peserta terlibat langsung mengambil peran dalam masyarakat. Ada pun kaderisasi ini juga beradaptasi dengan pandemi, sehingga yang pada angkatan pertama (tahun 2018) tiga tahap itu dilakukan secara luring/tatap muka, tahun ini tiga tahap itu dilaksanakan secara daring.

Rm. Kristi Adi memberikan pengantar dan langkah-langkah formasi.

Dalam perjumpaan yang sama pula, RD H. Budi Purwantoro yang juga terlibat dalam penyusunan modul Formatio Solid & Solider menyampaikan spiritualitas yang menjadi dasar kaderisasi ini, yaitu spiritualitas Ragawidya. Spiritualitas ini diambil dari buku yang juga berjudul Ragawidya yang ditulis oleh RD Y.B Mangunwijaya dan diterbitkan pertama kali pada 1986. Dalam spiritualitas itu, Romo Budi mengajak peserta untuk tidak memisahkan jiwa dengan raga, rohani dengan jasmani. Hal ini nampak jelas dalam pemaparannya yang berbunyi demikian, “Kesadaran yang ingin kita bangun adalah manusia bukanlah separuh rohani dan separuh jasmani. Manusia bukanlah jiwa dan raga, rohani dan jasmani, melainkan ia adalah penuh jiwa-raga/rohani-jasmasni.”

Rm. Budi Purwantoro memberikan materi tentang Ragawidya

Keesokan harinya, Rabu 14 April 2021 peserta mulai diajak mempelajari lebih dalam lagi dasar dari kaderisasi ini. Diawali dengan kelas Latihan Doa yang dibawakan oleh RD Agustinus Wimbodo atau akrab disapa Romo Nanang. Romo Nanang mengajak peserta untuk membiasakan diri berdoa dan juga mau membiasakan doa dengan kesadaran bukan dengan tergesa-gesa.

Seusai kelas Latihan Doa yang dibawakan Romo Nanang, peserta diajak untuk masuk dalam kelas Bacaan Rohani yang dibawakan oleh RD Fl. Bram Mahendra. Romo Bram dalam kelasnya mengajak peserta untuk dengan tekun membiasakan diri untuk membaca dan mengambil makna dari apa yang dibaca. Romo bahkan mengajak peserta untuk setidaknya mencari bacaan rohani mengenai santo santa pelindung peserta masing-masing. Bacaan rohani menurut Romo Bram dalam kelasnya baik bila dibaca dan kemudian menggerakkan peserta untuk berbuah bagi sesama.

Rm. Nanang memberikan materi tentang Latihan Doa

Selesai kelas Bacaan Rohani dari Romo Bram, peserta dipandu oleh RD Agustinus Ferdian untuk memahami bagaimana baiknya melakukan refleksi dalam kelas Latihan Refleksi. Romo yang biasa disapa Romo Ferdian mengajak peserta untuk berani memulai menuliskan refleksi harian masing-masing walaupun sebelumnya mungkin belum pernah menulis refleksi. Di akhir kelasnya, Romo Ferdian pun menyerukan kepada peserta untuk “Mulai aja dulu!!!”.

Perjumpaan kedua itu pun berakhir seusai kelas Latihan Refleksi dari Romo Ferdian itu. Kemudian tiga hari berturut (Kami-Sabtu, 15-17 April 2021) peserta diajak untuk melakukan perjumpaan rutin dengan Romo pendamping masing-masing Keuskupan dan membagikan pengalaman doa, membaca bacaan rohani dan refleksi mereka masing-masing. Untuk kemudian berjumpa lagi bersama di hari Minggu 18 April 2021.

Kaderisasi ini merupakan harapan baru akan keberlangsungan regenerasi Gereja. Semoga langkah baik dari niat baik ini, dapat bersinergi pula dengan generasi senior di Gereja sehingga mereka para kader Formatio Solid & Solider ini dapat diberikan arena berkarya pula di Paroki atau komunitas-komunitas lain di lingkungan Gereja. Semoga pun para kader dapat menjadi sinar terang di tengah masyarakat dalam karya kasihnya bagi sesama sebagai bentuk solidaritas pada sesama dan semesta. Sebagaimana tajuk dari kaderisasi ini “Formatio Solid & Solider.”

Post Author: komkep kwi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *