TETAP SERU WALAUPUN MASUK ANGIN

Covid belum berlalu dari muka bumi. Ia yang telah merebut kebahagiaan, memberi jarak dalam perjumpaan dan membuat orang muda tidak bisa berkumpul untuk merayakan imannya. Meski demikian, Jumat, 21 Januari 2022, Orang Muda Katolik (OMK) dari paroki-paroki yang berada di Dekanat Batulicin, Keuskupan Banjarmasin berdatangan untuk mengikuti kegiatan rekoleksi. Paroki Santo Yusuf, Kota Baru sebagai tuan rumah sekaligus panitia pelaksana menyambut para peserta dari paroki Batulicin, Sebamban, Sungai Danau, Gendang dan kuasi Paroki Mandam. Jumlah peserta dari paroki juga bervariasi karena dibatasi dan juga kesediaan waktu dari OMK itu sendiri.

Kegiatan Rekoleksi yang berlangsung di pantai Gedambaan ini mendapat dukungan penuh dari Keuskupan melalui Komisi Kepemudaan (Komkep) dan juga Bimas Katolik Kabupaten Kotabaru. Kami mengawali kegiatan ini dengan perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Pastor Paroki Kotabaru, Rm. Alpharis Pr. Dalam kotbahnya, beliau menekankan militansi iman sebagai orang muda seperti Santa Agnes yang memilih setia mengikuti Kristus meski banyak tantangan dan godaan. Ketua Bimas Katolik, Sandra Mariyus Adipa, S.S, M.Pd mengajak OMK untuk menggunakan kesempatan ini dengan baik agar bertumbuh dalam iman dan menjadi generasi penerus bangsa.

 

OMK yang Memancarkan Berkat

Setelah perayaan Ekaristi, acara dilanjutkan dengan pendalaman materi yang dibawakan oleh Pastor Edi Taran, MSC, ketua Komkep Keuskupan Banjarmasin. Pastor menghantar orang muda untuk memahami apa artinya berkat dalam kehidupan dan belajar dari tokoh-tokoh dalam Kitab Suci yang hidupnya penuh berkat. Untuk bisa memancarkan berkat. perlu mengisi diri dengan bakat dan talenta serta memohon rahmat Tuhan. “OMK harus mencari dirinya dengan ilmu pengetahuan, skill, dan juga kehidupan rohani (rekoleksi, ekaristi, baca Kitab Suci dll).” Dan di akhir materi, pastor mengajak OMK untuk memancarkan berkat di organisasi, keluarga, kehidupan menggereja dan dimana saja OMK hadir.

Setelah mendengarkan materi, OMK peserta rekoleksi yang sudah masuk dalam 10 kelompok mempraktikan nilai-nilai kehidupan sebagai kekuatan yang dimiliki orang muda agar bisa menjadi berkat. Panitia dan tim Komkep merancang kegiatan outbound untuk melatih kepekaan mereka dalam bersosialisasi dan juga menjadi berkat bagi sesama dalam kelompok.

Outbound dibagi menjadi dua sesi, sesi pertama terdiri dari 5 pos yang berkonsep kompetisi, di mana setiap kelompok akan bertanding di setiap posnya dengan waktu permainan selama 15 menit setiap pos. Adapun permainan yang dimainkan antara lain yaitu ; RANGKA KISUC (Rangkai kata Kitab Suci), GEGANA (Membawa bola pimpong dengan Tali nilon), WATER CARRIER (Mengisi air dalam botol), DIFFANGER (bermain buta dan bisu), dan KEBOCORAN (mengisi air di dalam pipa bocor).  Setelah lima pos berakhir, OMK beristirahat sambal menikmati makanan kecil yang telah disediakan.

Kegiatan Outbound dilanjutkan ke bagian kedua. Pada permainan kedua ini peserta disatukan dengan kelompok ganjil dan kelompok genap untuk memainkan 2 permainan, yaitu PESAN BERANTAI (menggunakan koin), dan CANDLE GUARD (menjaga lilin agar tidak mati). Terlihat para peserta menikmati selama outbound. Outbound ditutup dengan bermain bersama di pantai.

 

OMK: Beriman dan Berbudaya

Pada malam harinya setelah makan malam, semua orang berkumpul di halaman depan gedung aula untuk malam kesenian. Masing-masing Paroki akan menampilkan keragaman budaya dalam bentuk tarian-tarian. Ada peserta yang menampilkan tarian Flores, Timor, Batak, dan juga Dayak. Mengapa orang Kalimantan menari tarian dari daerah lain? Karena OMK di paroki-paroki tersebut berasal dari daerah-daerah tersebut. Ada OMK yang lahir di Kalimantan tetapi keturunan Flores, Timor, Batak, dan juga Jawa. Keragaman inilah yang mereka tonjolkan bahwa kita berbeda dalam budaya tetapi kita satu dalam iman. Para peserta menyaksikan pertunjukan ini sambal menyantap bakso ikan dan tahu yang disediakan oleh panitia menambah kehangatan dan keseruan malam kesenian ini.

OMK: Bangga Menjadi Seorang Katolik

Dinamika Rekoleksi selama tiga hari berpuncak dengan ajakan untuk bangga menajdi seorang Katolik. “Orang muda harus tampil karena kitalah harapan Gereja. Paus Fransiskus menegaskan bahwa OMK adalah obat mujarab bagi Gereja yang mengalami kelesuhan”, tegas pastor Edi dalam materi yang disampaikannya. Pastor juga memaparkan 10 hal yang membuat orang muda patut bangga menjadi seorang Katolik. Kata Pastor Edi, “ada banyak hal yang membuat kita bangga menjadi Katolik, namun ada 10 hal ini yang perlu kita pegang sebagai kekuatan kita sebagai orang muda katolik. Jangan malu mengakui imanmu dalam kehidupan setiap hari.”

Akhirnya, kegiatan harus berakhir dan kami harus berpisah untuk memancarkan berkat bagi sesama. Kami tutup seluruh rangkaian kegiatan kami ini dengan Perayaan Ekaristi. Pada perayaan ini, ada beberapa wakil dari OMK yang menyampaikan pesan kesan, harapan dan juga doa-doa mereka. Di antaranya apa yang disampaikan oleh Anna Simanjutak ini, ”sangat senang sekali karena setelah sekian lama akhirnya bisa berjumpa dan berkumpul lagi dengan teman-teman OMK sedekanat Batulicin. Terlebih materi yang disampaikan pun cukup menarik dan juga ringan sehingga membuat diri saya juga semakin diteguhkan dan bangga menjadi OMK.. Semoga apa yg telah diberikan dan disampaikan oleh tim komkep dapat saya terapkan dalam kehidupan dan saya bagikan kepada sesama.”  Pak Ignas, pendamping OMK Sebamban Raya, menambahkan “saya merasa senang dan terharu karena  walaupun menempuh perjalanan jauh Sebamban – Gedambaan tetapi rasa persaudaraan sebagai OMK semakin bertumbuh. Kami bisa bertemu dengan sahabat-sahabat muda sedekenat Batulicin, dan juga dengan  mengikuti games yang diadakan Panitia dan KomKep mengajarkan kepada semua peserta arti dari kerja sama dalam tim.” Skolastika, Ketua OMK Sungai Danau pun, punya pesan kesan tersendiri yakni, tetap seru walaupun masuk angin.” Tasya, sahabatnya, menambahkan, “saya sangat senang karena saya dapat menambah dan mengetahui apa arti kebersamaan baik dalam kelompok maupun materi yang diberikan yang sangat luar biasa. Saya sendiri semakin percaya diri karena awalnya saya sangat pemalu.”

Eitssss.. tunggu dulu, yang paling terakhir dari yang terakhir adalah foto bersama sebagai kenang-kenangan untuk hari-hari yang penuh berkat selama rekoleksi. Setelah foto-foto, kami tak lupa juga menjaga lingkungan dengan membersihkan kompleks tempat kami berkegiatan. Ada suasana sedih karena perpisahan. Terasa saat kami saling bersalaman, berpelukan, sambil menyanyikan lagu perpisahan. Terima kasih. Semangat muda OMK Dekanat Batulicin.

OMK Keuskupan Banjarmasin, yok BISA yok……

 

Paulus Sina Koten, KOMKEP KEBAN 2022

Post Author: komkep kwi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *