MERENGKUH DAN MENUMBUHKAN

Temu Moderatores Orang Muda se-Regio Kalimantan di Keuskupan Sintang.

Udara yang sejuk dan pemandangan indah Bukit Kelam yang merupakan batu monolit terbesar di dunia menyambut para pastor Ketua Komisi Kepemudaan dan pendamping orang muda dari delapan keuskupan.

Mereka berkumpul di Rumah Retret Temenggung Tukung, Bukit Kelam, Sintang untuk mengikuti rangkaian kegiatan Temu Moderatores Komisi Kepemudaan (Komkep) Regio Kalimantan. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari (10-13 Maret 2022) dan diikuti 36 peserta perwakilan dari Keuskupan Agung Pontianak, Keuskupan Ketapang, Keuskupan Sanggau, Keuskupan Palangkaraya, Keuskupan Banjarmasin, Keuskupan Tanjung Selor, Keuskupan Agung Samarinda, dan Keuskupan Sintang sebagai tuan rumah.

Diceritakan oleh RP. Ferdinandus Taran, MSC atau akrab dipanggil Pastor Edi, bahwa temu Komkep ini mengusung tema Berjalan Bersama Orang Muda Katolik Mewarnai Gereja di Bumi Borneo. Tema ini muncul atas inspirasi pesan Bapa Paus untuk orang muda, yakni “orang muda adalah obat mujarab untuk Gereja yang lesu, orang muda memancarkan cahaya untuk menerangi Gereja. Dan untuk melakukannya, orang muda perlu berjalan bersama-sama.” Keindahan rumah retret beserta taman doa dan jalan salib dengan latar belakang Bukit Kelam juga menginspirasi tema ini terutama agar para pendamping dan orang muda berjalan bersama warnai Gereja hingga bumi Borneo menjadi makin indah.

Pertemuan diawali dengan Ekaristi yang dipimpin oleh Mgr. Samuel Oton Sidin, OFMCap., Uskup Sintang. Dilanjutkan dengan sesi perkenalan para peserta yang hadir. Dalam sesi pembuka, diingatkan kembali bahwa pertemuan ini dilakukan untuk mengevaluasi Arah Dasar (ARDAS) pendampingan orang muda Katolik di Regio Kalimantan, sekaligus menentukan arena pendampingan untuk satu hingga dua tahun ke depan. Tak hanya itu, tiap keuskupan pun berbagi pengalaman penerapan arah dasar di masing-masing tempat, sehingga mereka dapat saling belajar, memberi masukan dan mendukung. Nantinya di hari ketiga, akan ada pula kegiatan outbond dan rekreasi bersama untuk memperkuat relasi persaudaraan antar pendamping.

“Dalam temu Komkep kali ini, kami menyepakati melakukan pendampingan untuk area media sosial dan kewirausahaan. Media sosial sangat penting karena sangat erat dengan keseharian orang muda. Kita mau mengajak orang muda menggunakan media sosial secara baik dan benar, menggunakannya sebagai sarana pewartaan. Jadi, bukan hanya sekedar jumlah subscriber dan follower, tapi isi atau pesan apa yang mau orang muda sampaikan sebagai sarana evangelisasi. Kemudian untuk area kewirausahaan, kita mau mempersiapkan orang muda dalam menghadapi situasi terkini dan ke depan dengan dijadikannya Kalimantan sebagai Ibu Kota Negara (IKN) baru dan juga memasuki era bonus demografi. Kita mau mendorong orang-orang muda menjadi pengusaha kecil ataupun besar dan mengubah mindset mereka dari konsumen menjadi produsen,” jelas Pastor Edi, Koordinator Para Ketua Komisi Kepemudaan Regio Kalimantan.

Di kesempatan yang sama, RD. Frans Kristi Adi Prasetya, Sekretaris Komisi Kepemudaan KWI, yang turut hadir dalam pertemuan ini meneguhkan para pendamping orang muda bahwa pertemuan seperti ini penting untuk menjalin ikatan kebersamaan yang saling menguatkan satu sama lain dalam tugas pendampingan orang muda di Keuskupan masing-masing. Pertemuan seperti ini juga menjadi kesempatan untuk berbagi pengalaman pastoral pendampingan orang muda. “Dua kata kunci pastoral pendampingan orang muda adalah rengkuh dan tumbuh. Pendamping membuka hati dan pikiran untuk bisa merengkuh orang muda dengan bahasa kasih, bahasa kekinian yang sambung dengan orang muda, menyediakan arena yang nyaman yang menarik orang muda. Tak cukup hanya merengkuh, pendamping orang muda bersama orang muda bertumbuh bersama dalam iman: mendalam cintanya pada Tuhan dan meluas kasihnya pada sesama, juga bertumbuh dalam panggilan menjadi kawan sekerja Allah sesuai dengan passion orang muda masing-masing”, demikian disampaikan Rm. Kristi Adi.

Michael Ronaldo, akrab dipanggil Onank, pengurus Komkep KWI yang ikut hadir dalam pertemuan ini, menyegarkan para pendamping dengan penguatan manajemen tim Komkep. Teman-teman pendamping juga diberi kesempatan untuk hening, berdoa, dan mengungkapkan pergulatan hati mereka sebagai pendamping orang muda.  Flora, salah satu pendamping orang muda dari Keuskupan Agung Samarinda mengungkapkan apa yang ia rasakan, “Saya sangat bersyukur sekali bisa ikut pertemuan ini. Siapa saya ini sampai Tuhan memberikan kesempatan untuk bisa melayani di Komisi Kepemudaan.” Rina, satu-satunya wakil pendamping orang muda dari Keuskupan Tanjung Selor juga bercerita tentang pelayanannya mendampingi orang muda di keuskupan Tanjung Selor. Ia senang karena dalam situasi kegagalan pun, teman-teman Komisi Kepemudaan, lewat pertemuan ini, selalu merangkul dan memberikan kekuatan. “Saya merasa tak sendirian”, tegasnya. Ririn, salah satu pendamping orang muda di keuskupan Sintang, mengatakan, “keterlibatanku menemani orang muda bukanlah suatu kebetulan. Tuhan mengutusku. Tuhan membentukku lewat berbagai tantangan yang harus kuhadapi.”

 

Kesempatan perjumpaan ini merengkuh kembali para pendamping orang muda di regio Kalimantan dengan berbagai pengalaman jatuh bangun yang teman-teman ini alami. Menumbuhkan kembali semangat para pendamping dalam menemani orang-orang muda. Merengkuh dan menumbuhkan juga menjadi ungkapan kasih Yesus yang dinyatakan dalam Perayaan Ekaristi Minggu Prapaskah II yang kami rayakan bersama-sama di Paroki St. Martinus, Kelam sebagai penutup rangkaian pertemuan ini. Yesus merengkuh hati para murid dengan kasih-Nya, namun juga menumbuhkan semangat para murid untuk terus mewartakan Kabar Gembira. Tidak berhenti dalam rasa nyaman, tapi berani turun gunung mewartakan Kabar Sukacita.

Merengkuh dan menumbuhkan. Semoga para pendamping orang muda semakin diteguhkan dalam pelayanan pastoral bagi orang muda yang merengkuh dengan bahasa kasih dan menumbuhkan iman serta keterlibatan orang muda terkhusus di Regio Kalimantan dalam hidup menggereja dan bermasyarakat. Borneo adalah berkat.

 

{Angela Januarti  (Aktivis CU dan OMK K. Sanggau) dan Rm. Kristi Adi }

 

 

 

 

 

 

Post Author: komkep kwi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *