Kaderisasi Young Leader Academy: Mulai dari Diri Sendiri

Young Catholic Students (YCS) Indonesia kembali mengadakan program Young Leader Academy (YLA). YLA tahun ini adalah YLA batch 2. YLA sendiri merupakan program kaderisasi kepemimpinan Orang Muda Katolik dengan spiritualitas kristiani yang menggunakan metode See-Judge-Act.

Pada awal program, diadakan kegiatan pembukaan dan introduksi awal selama 2 hari yang dilakukan secara daring. Introduksi awal dilakukan di hari Sabtu-Minggu (12-13 Maret 2022), yang diikuti oleh 62 peserta yang berasal dari beragam wilayah di Indonesia. Pembukaan program YLA batch 2 ini juga dihadiri oleh Mgr. Pius Riana Prapdi selaku ketua Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia.

Dalam sambutan pembuka, Mgr. Pius menyampaikan, “dibutuhkan komitmen yang kuat, keterbukaan hati, cinta, dan kesetiaan untuk melalui proses kaderisasi ini. Great leadership begins with self-leadership.” Mgr. Pius juga yakin bahwa para peserta kaderisasi yang adalah orang muda bisa menjalani kaderisasi panjang selama satu tahun ini dengan baik. “Bukan karena perjalanan ini mudah, tapi karena teman-teman adalah orang muda yang berani hadapi kesulitan dan tantangan: mau karena sukar, justru karena sukar”, kata Mgr. Pius dengan optimis.

Sejak akhir tahun 2021, pendaftaran registrasi YLA yang kedua sudah dibuka untuk seluruh mahasiswa Katolik di Indonesia, dan menarik perhatian bagi banyak orang muda Katolik. Total pendaftar program YLA tahun ini mencapai 165 pendaftar, dan pendaftar harus mengikuti seleksi wawancara. Setelah melalui proses wawancara, terpilih sebanyak 62 peserta yang memiliki komitmen dan keterbukaan hati untuk mengikuti serangkaian program kaderisasi selama 1 tahun program.

Hari pertama introduksi menjadi kesempatan bagi para peserta untuk mengenal seluruh animator, pendamping, dan pembimbing. Selain itu, juga dijelaskan terkait Christian Leadership, serta diadakan praktik langsung terkait 10 Butir Kepemimpinan melalui Competition Games yang seluruhnya didesain secara daring. Meskipun daring, semangat dan antusias peserta sangat tinggi untuk mengikutinya.

“Melalui Competition Games ini, aku mendapatkan pengalaman baru untuk bisa bekerja sama dengan timku yang aku juga baru kenal. Dari permainan ini juga aku belajar untuk bisa totalitas, proaktif dan inisiatif, serta aku juga menjadi memahami makna lebih mendalam dari butir kepemimpinan yang ke 10 yaitu kita hanya bisa memberikan apa yang kita miliki”, ungkap salah satu peserta yang berasal dari wilayah Kalimantan Barat.

Setelah mengikuti kegiatan Pembukaan dan Introduksi Awal, peserta akan terus mengikuti serangkaian kegiatan selama satu tahun dengan pendampingan intens dari para animator maupun pendamping. Pelatihan ini juga menekankan pada pentingnya olah hati, olah budi, dan olah kehendak.

Diharapkan setelah mengikuti program ini, peserta dapat semakin menjadi orang muda Katolik yang transformatif dalam melayani sesama, bangsa, dan alam ciptaan. Melalui program YLA ini , diharapkan peserta semakin menyadari bahwa kepemimpinan selalu diawali dari diri sendiri. Sangat penting untuk membangun dan mengembangkan kepemimpinan tersebut yang diawali dari dalam diri terlebih dahulu. Leadership always begin with self-leadership.

(Vena, koordinator YLA batch 2)

 

 

Post Author: komkep kwi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *