Selama masa pandemi sejak 2019 sampai 2021, Komisi Kepemudaan Regio Makassar, Amboina, dan Manado (Komkep Regio MAM) belum melakukan pertemuan berkala yang biasa dilakukan secara rutin (onsite) dalam rangka menyusun rencana program kerja bersama. Program kerja yang disusun menyangkut kegiatan Orang Muda Katolik (OMK) di Regio MAM. Rencana kerja Komkep disusun dan diselaraskan sesuai dengan kebutuhan OMK agar mampu menghadapi tantangan dunia ke depan, terutama menghadapi krisis dunia baik ekonomi, sosial dan spiritual.
Tanggal 5-7 Agustus 2022, akhirnya terselenggara juga Temu Komkep Regio MAM. Pertemuan ini juga dihadiri oleh Komkep KWI dan diwakili oleh Romo F. Kristi Adi Prasetya sebagai sekretaris Komkep KWI diadakan di Tomohon, Sulawesi Utara, sebuah kota kecil dan sejuk yang terletak di atas pegunungan dan berhadapan dengan Gunung Lokon. Mayoritas penduduk di Tomohon beragama Kristen 96,27% yang terdiri dari 73,01% Kristen Protestan dan kurang lebih 23,27% beragama Katolik. Sisanya adalah Muslim sebanyak 3,73%. Tentunya hal ini memengaruhi tradisi dan budaya masyarakat penduduk kota Tomohon. Kota yang tepat sebagai tempat pertemuan untuk melihat bagaimana OMK di kota ini berkreasi dan berinteraksi dengan orang-orang muda di kota ini.
Pertemuan diawali dengan perkenalan masing-masing delegasi yang sebagian besar adalah wajah-wajah baru di Komisi Kepemudaan. Sebagai tuan rumah, RD. Troyani Rishard Kalengkongan dan tim dari Komkep Keuskupan Manado menyambut delegasi Keuskupan Agung Makassar yang diketuai oleh RD. Alfius Tandirassing, dan tim yang terdiri dari ibu Henny Anastasia dan Bapak Tri Suswanto Saptadi, Maria Rista, Erwin Manglo, Alfonsus Satria, Sarlota dan Ansinarius. Tim Komkep Keuskupan Manado juga menyambut Ketua Komkep Keuskupan Amboina RD. Joseph El yang kali ini datang sendirian dan RD. F. Kristi Adi Prasetya dari Komkep KWI. Sambutan dan acara perkenalan dilakukan di aula Paroki Roh Kudus Tomohon dan disambut hangat oleh kepala Paroki RD L. Jorgen Glen Woi bersama perwakilan dewan pastoral paroki serta OMK Paroki Roh Kudus Tomohon.
Hari kedua pertemuan diawali dengan misa pagi jam 05.30 WITA dan dilanjutkan dengan sarapan bersama. Pertemuan di hari kedua yang dijadwalkan oleh tuan rumah adalah rapat bersama seluruh team di Melbys, suatu tempat wisata yg indah menghadap danau Tondano. Pertemuan membicarakan tentang Rencana Strategis Komisi Kepemudaan Regio MAM berupa langkah-langkah dan rencana yang akan disusun bersama dalam membina dan membangun OMK secara bersama, simultan dan berkesinambungan untuk membuat OMK menjadi militan, berani bangkit dan berani bersaksi sebagi OMK. Pertemuan di hari kedua ini juga menjadi kesempatan berbagi cerita peta pendampingan di masing-masing keuskupan. Di akhir, sebelum menjelaskan kegiatan Indonesian Youth Day 2023, Rm. Kristi Adi merangkum sharing dengan beberapa rekomendasi yang sekiranya bisa mulai dipikirkan dan dibuat dalam pendampingan OMK di Regio MAM. Rekomendasi itu adalah
- Katekese kreatif untuk orang muda tentang tradisi atau liturgi Gereja Katolik
- Survey kualitatif dan kuantitatif: Kunjungan pastoral Komkep, bekerjasama dengan kampus untuk bikin survey.
- KADERISASI – sekolah kader sesuai dengan kebutuhan orang muda
- Pendampingan orang muda sesuai passion: Pengelolaan Medsos – OMK Academy, enterpreneursip/ekonomi kreatif, sekolah politik,
- Pembuat kebijakan – pendamping OMK – OMK seharunya berjalan bersama. Volunteer awam atau pendamping OMK dilibatkan dalam pastoral pendampingan orang muda dan perlu dibekali.
- Jejaring: dukungan keuskupan, sponsorship, donatur
Berjalan bersama sebagai tema pertemuan kali ini berarti bahwa pendampingan OMK akan dilakukan secara terus menerus bersama para Ketua Komisi Kepemudaan, Pembina, pemerhati dan umat Katolik se Indonesia. OMK sebagai masa kini dan masa depan Gereja serta proses pendampingannya membutuhkan perhatian dan dukungan baik secara spiritual, sosial dan finansial. OMK bukan objek saja tetapi bagaimana pendampingan seharusnya lebih melibatkan OMK sebagai subjek yang ikut berkarya dalam membangun OMK di masa yang akan datang. Partisipasi aktif OMK dalam kegiatan di sekitar altar dan di luar Gereja diharapkan mampu membuat OMK lebih militan dan lebih berkembang serta menjadikan Gereja Katolik salah satu kekuatan yang kuat dan mampu mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pertemuan selanjutnya di sore hari, seluruh delegasi diajak untuk mengunjungi, melihat, bertemu, dan berdiskusi dengan OMK di 7 Paroki di Tomohon. Sebuah pertemuan yang singkat tapi berkesan indah. Kami diajak untuk mendengar dan melihat potensi-potensi OMK di kota Tomohon yang diharapkan mampu menjadi OMK yang kreatif, handal, dan mampu berinovasi menghadapi kemajuan era teknologi informasi. Di hari terakhir, kami diajak melihat keindahan kabupaten Tomohon yang indah dengan danau Linow dan gunung Lokon. Di akhir perjalanan hari ketiga, umat Katolik Tomohon menjamu delegasi pertemuan dengan berbagai makanan khas Tomohon dan tari-tarian yg membuat suasana perpisahan menjadi hangat, gembira dan tentu akan menjadi kenangan indah untuk semua peserta. Dansa a la Manado memang membuat suasana menjadi cair di antara delegasi. Hangat meriah, bahagia dan mengenyangkan itulah ciri khas sambutan masyarakat Tomohon.
Terima kasih kami ucapkan untuk semua tim: Komkep KWI, Keuskupan Manado, umat paroki di Kevikepan Tomohon dan tentunya kepada semua delegasi yang ikut berpartisipasi dalam acara ini. Semoga rencana-rencana baik dibimbing dan diberkati oleh Tuhan. Sampai jumpa tahun depan di acara yg sama di tempat yg berbeda.
(Henny Anastasia S.Pd.M.E, peserta Temu Regio MAM dan pendamping OMK Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Makassar)