Bulan September kita kenal sebagai Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN). Umat beriman memaknai bulan ini dengan berbagai macam cara. Keuskupan Banjarmasin melalui Delegatus Kitab Suci mengajak umat untuk membuat pendalaman iman tentang Kitab Suci. Paroki-paroki membuat berbagai acara seperti Cerdas Cermat Alkitab, Bible Study, dan paripurna membaca Kitab Suci. Komisi kepemudaan Keuskupan Banjarmasin memaknai bulan Kitab Suci Nasional dengan mengadakan Bible Camp.
07-09 Oktober 2022, masih dalam rangka BKSN meski dibuat di bulan Oktober, mahasiswa dan orang muda dari paroki-paroki berkumpul di persekolahan Santa Maria, Kelayan untuk mengikuti kegiatan Bible Camp. Ini merupakan kegiatan pertama di keuskupan ini dan mampu mengumpulkan 74 orang yang kuliah di berbagai kampus di Banjarmasin dan sekitarnya. Pastor Vikjen Keuskupan Banjarmasin, P. Albertus Jamlean, MSC membuka kegiatan ini dengan perayaan Ekaristi. Ia mengajak para peserta untuk mencintai Kitab suci. “Orang yang mencintai Kitab Suci adalah mereka yang membuka telinganya untuk mendengarkan sabda dan tergerak untuk mengamalkan dalam hidupnya”, pesannya dalam homili misa pembuka.
Come and See!
“Alkitab bukanlah aksesoris di lemari-lemari melainkan buku yang kita baca dan renungkan”, demikian kata Romo Bambang Doso, Pr memotivasi para peserta. Kitab Suci adalah inspirasi untuk hidup orang beriman. Datang adalah menyediakan waktu untuk membaca Kitab Suci. Lihat adalah menemukan pesan Allah yang menjadi pegangan dan inspirasi hidup orang beriman. Come and see dirangkum dengan pesan, Ambillah, Bukalah, dan Bacalah. Romo Delegatus Kitab Suci ini mengajak para peserta untuk sejak awal membaca Kitab Suci, menemukan pesan Allah karena Kitab Suci adalah salah satu sumber iman Katolik. Di bagian penutup, Romo Doso mengingatkan kembali sambal mengutip pesan Santo Hieronimus: “Siapa yang tidak membaca Kitab Suci, ia tidak mengenal Kristus.”
Yesus, Andalanku
Pemateri kedua, Ibu Vivi membagikan pengalaman tentang peran Kitab Suci dalam perjalanan hidupnya. Ia mengisahkan bahwa Kitab Suci menjadi pegangannya untuk melalui hari-hari hidupnya. Ia merasa sungguh dikuatkan karena ia menemukan bahwa Yesus sebagai kekuatan dan andalan. Ia tidak segan berkisah tentang pengalaman kejatuhan, kegagalan dalam hidup, namun ayat-ayat Kitab Suci membuatnya bangkit kembali. Baginya, Kitab Suci menyelamatkan dan membaharui hidupnya. Pengalaman ini dikuatkan oleh ayat Kitab Suci. Oleh karena itu, ia pun membaktikan diri untuk mengajar dan mengajak sesama lain untuk mencintai Kitab Suci. Pesan Tuhan dalam 2 Tim. 3:15 menjadi ayat yang terus memotivasi dia untuk mengajak anak-anaknya mendekatkan diri pada Kitab Suci. Teks itu berbunyi demikian, “Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.” Ibu, yang merupakan umat Paroki Kelayan ini, memberikan surat cinta kepada para peserta yang diambil dari kata-kata dalam Kitab Suci.
OMK: Kenal, Dekat, dan Cinta Kitab Suci
Pada materi III, Pastor Edi mengajak para peserta untuk mengenal Kitab Suci melalui permainan membuka Kitab Suci. Para peserta dalam kelompok berlomba untuk mencari dan menemukan teks kitab suci yang ditentukan. Selanjutnya, para peserta mendapat pemahaman untuk mengenal secara utuh bagian-bagian dalam Kitab Suci. Pengenalan yang baik akan mendekatkan orang muda dengan Kitab Suci. “Sabda Tuhan itu akan selalu relevan dengan realitas perjalanan hidup manusia. Jika kita dekat maka kita tahu apa kata Tuhan dalam Kitab Suci untuk setiap pengalaman hidup”, tegas ketua Komisi Kepemudaan ini. Pada akhir sesi, peserta mendapat beberapa kutipan Kutipan Kitab Suci yang relevan dengan situasi hidup orang muda, seperti “Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan” (Amsal. 14:29) untuk mereka yang lagi emosian. Dan untuk mereka yang lagi jatuh cinta: “Aku mengucap syukur setiap kali aku mengingat kamu” (Flp. 1:3). Di akhir sesi, para peserta mencari ayat favorit sebagai motto hidup dan mensharingkan motto ke teman-teman dalam kelompok.
Kenali Kelompokmu dan Kenali Dirimu
Kegiatan outbound menjadi pemersatu bagi para peserta untuk semakin mengenal, dekat, dan cinta sebagai OMK. Mereka yang berasal dari kampus dan paroki yang berbeda masuk dalam permainan untuk membangun persaudaraan dan kesatuan sebagai OMK. Ada lima permainan dalam outbound ini yang mengajak para peserta untuk saling mendengarkan, percaya, kerja sama dan memiliki semangat juang untuk menjadi pemenang.
Setelah pengenalan dalam kelompok, para peserta masuk dalam refleksi dan permenungan secara pribadi. Pastor Edi menghantar para peserta dalam renungan singkat untuk masuk ke ke dalam diri mereka. Pada proses ini, peserta menemukan dirinya dengan segala kelebihan dan kelemahannya di hadapan Allah dan merasakan betapa besar cinta Allah bagi hidup mereka. Dalam sesi ini, para peserta juga bisa bersharing dengan orang tua simbolis yaitu pendamping OMK dan para suster. Peserta berbagi cerita dengan orang tua dan para suster serta tersedia pastor bagi mereka yang ingin menerima sakramen pengakuan dosa. Para peserta antusias untuk berbagi kisah dan juga tergerak untuk menerima sakramen tobat.
What Next?
“Kegiatan akan berakhir tetapi semangat harus tetap bersinar”, ajak ketua Komisi Kepemudaan dalam misa penutup. Kegiatan ini harus tetap berlanjut dari Bible Camp I, II, III dan seterusnya. Untuk itu, panitia mengajak para peserta yang bersedia untuk menjadi panitia untuk Bible Camp tahun depan dan juga mengajak OMK di kampus-kampus untuk membentuk persekutuan Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK) berdasarkan kampus dan juga sebagai satu keuskupan.
Bro Adit sebagai Ketua Panitia Bible Camp mengucapkan terima kasih untuk kesediaan para peserta untuk setia mengikuti kegiatan ini. “Semoga kegiatan ini memotivasi teman-teman untuk mencintai Kitab Suci dan menjadikan Kitab Suci sebagai dasar dalam kehidupan setiap hari. Tetap semangat dan sampai berjumpa di lain kegiatan”, tegas ketua panitia.
Tim PubDok Komkep Banjarmasin