Waktu menunjukkan pukul 3 sore. Kota Batu, Malang, yang terkenal dengan apel terasa dingin. Langit tampak cerah tapi tiba-tiba turun hujan. Situasi ini tidak menyurutkan Moderatores OMK Se-Regio Jawa untuk berkumpul di Wisma Syalom Batu. Perutusan-perutusan mulai tampak berdatangan. Terasa sekali suasana persaudaraan diantara peserta. Saling bersalaman, berkenalan dan bercerita sana sini mengalir begitu saja ketika para peserta sedang regristasi.
Pertemuan rutin tahunan yang diselenggarakan bergantian antar keuskupan di Jawa ini akan berlangsung selama 4 hari, Selasa-Jumat (13-16/05). Hari pertama dibuka dengan Misa pembukaan yang dipimpin oleh Rm. Eko Admono, Vikjen Keuskupan Malang bersama dengan Rm. Dwi Harsanto, Sekjen Komkep KWI dan Rm . Andreas Adhi P, Ketua Komkep Keuskupan Malang. Dalam kotbahnya Rm. Eko menegaskan pentingnya berevangelisasi dalam konteks budaya lokal. Orang muda perlu mengenal budayanya dan menggunakan budaya untuk berevangelisasi. Hal ini semakin ditegaskan dalam keterbukaan Konsili Vatikan II dan FABC. Perayaan Ekaristi menjadi semakin hidup dengan iringan koor dari OMK Paroki Lawang yang padu dan energik.
Setelah Perayaan Ekaristi, Panitia menyapa seluruh peserta yang berjumlah 40 an orang ini. Tepuk Semangat, tepuk ceriak semakin menghangatkan acara. Panitia juga memperkenalkan Jingle TEMOD Keuskupan Malang dalam gerak dan lagu. Sesudah makan malam, acara dilanjutkan dengan pertemuan dengan Rm. Budi untuk memperdalam Budaya dalam Kitab Suci. Diawal perjumpaan Moderatores diajak untuk melihat bahwa orang muda menikmati pasar bebas dan memanjakannya tetapi tidak memahami sistem nilai. Ada kehilangan besar dimana orang sekarang sulit menganalisis berbagai konsekuensinya. Berbagai budaya dalam Kitab Suci dalam perubahan dan juga banyak yang sudah ditinggalkan pun dipaparkan oleh Rm. Budi. Hari pertama perjumpaan Temu Moderatores ini ditutup dengan wisata malam ala Malang.
Rm. Hary, Pr
Penulis merupakan Pengurus Komisi Kepemudaan KWI Periode 2014-2017