Saat Kaum Berjubah Bicara Cinta

“Cinta ini, kadang-kadang tak ada logika”, demikian sepotong lirik sebuah tembang menghiasi malam Du Croisier atau yang lazim dikenal sebagai kafe rohani. Kegiatan dwi bulanan ini merupakan ajang sharing iman dan berbagi pengetahuan antara orang muda katolik, biarawan-biarawati dan empat narasumber. Dengan tema, “Kisah Cinta Rohaniwan, Biarawan dan Biarawati” disponsori oleh Biara OSC Pratista Kumara Warabarata dan Gereja Mahasiswa Bandung (Sabtu, 07 Februari 2015).

Dalam sharing ini, dibicarakan bagaimana para rohaniwan, biarawan dan biarawati menghayati cinta.  Menurut Sr. Geradette Philips RSCJ, “Seorang terpanggil harus memiliki pengalaman jatuh cinta. Kalau dia mengenal cinta maka dia akan sanggup mencintai orang lain. Kita bukan saja jatuh cinta, tapi harus “bangun” dalam cinta. Saya merasakan jatuh cinta pada semua orang justru saat terpanggil. Hal yang sama juga ditekankan oleh Sr. Alberta OP dan Pst. Alexander Didi Tarmedi OSC, “Cinta itu mesti membebaskan. Maka dengannya kita bisa terdorong untuk mencintai Allah”. “Ya, kita harus mengakui bahwa pengalaman mencintai itu wajar. Kita dituntut mencintai Allah secara penuh, bukan membagi hati”, tambah Pst. Paulus Sunu Sukmono Wasi yang akrab dipanggil Romo Sunu ini.

Menanggapi pertanyaan Sofia, salah satu peserta, Sr. Gerrardette menjawab, “Bingung atau mendua hati saat dipanggil adalah hal yang wajar. Tetapi kasih kepada Allah tetap harus penuh. Allah kita adalah Allah yang menghormati kebebasan kita. Dia ibarat tamu yang mengetuk pintu, dan kita yang membukakan. Tergantung kita, apakah mau membukakan pintu bagi Dia? Jika Allah sudah memenuhi hati, maka orang lain adalah tamu kita.”

Dalam salah satu sesi tanya para narasumber juga sepakat mengenai adanya rohaniwan, biarawan dan biarawati  harus meninggalkan jubahnya, mereka menjawab “inilah kehendak Allah. Panggilan Tuhan harus dijawab secara total dan ditanggapi”. “Pengolahan diri dalam masa pembinaan sangat penting”, lanjut Pst. Didi dan Pst. Sunu, dihadapan 50 tamu cafe iman ini.

Acara yang berlangsung pukul 19.00-22.00 WIB ini dimoderatori oleh Pst. Otte Daely OSC. Kafe ini juga  diisi dengan atraksi dari orang muda, frater, dan suster. Sampai jumpa dua bulan lagi dalam tema yang berbeda! (martinselitubun).

Post Author: admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *