“Ketika tahbisan, seorang pastor sampai pada point of no return yang berarti titik dimana kita tidak dapat kembali karena kita sudah memilih untuk menjadi mempelai-Nya”, ungkap uskup bogor dalam Misa Minyak dan Pembaharuan Janji Tahbisan untuk seluruh pastor yang berada dalam wilayah keuskupan bogor selasa(31/03). Perayaan yang dihadiri sekitar 60 pastor yang terdiri dari projo bogor, CSE, dan OFM dipimpin oleh Mgr. Paskali Bruno Syukur (Uskup Keuskupan Bogor) dengan konselebran RD. Christoforus Tri Harsono (Vikaris Jendral Keuskupan Bogor) dan RD. Dominikus Savio Tukiyo (Pastor Paroki BMV Katedral Bogor) serta didampingi oleh 4 Frater Diakon. Acara yang juga dihadiri para suster FMM, Putri karmel dan ratusan umat dari berbagai paroki di keuskupan bogor ini dimulai pada pukul 10.00 WIB dengan perarakan dari gedung Pastoran Katedral.

Dok. Paroki Herkulanus – Depok
Dalam homilinya Monsinyur paskalis menjelaskan bahwa pembaharuan janji tahbisan ini adalah hal yang istimewa bagi para pastor dan juga bapa uskup karena pertistiwa ini mengingatkan kembali akan hari tahbisan yang telah dilakukan beberapa tahun silam. Kemudian dalam tahbisan sesugguhnya ada 2 point penting untuk direfleksikan oleh para pastor. Pertama, persatuan yang mendalam dengan kristus yang berarti dihari seorang pastor mengucapkan janji tahbisannya maka dia akan masuk kepada titik dimana sudah tidak terdapat pilihan yang bisa disebut juga point of no return. Maka saat itu juga kita menjadi memepelai kristus dan berkomitmen setia sampai akhir. Kedua, menumbuhkan perasaan senasib dan sepenanggungan dengan gereja sehingga hati seorang pastor tidak dapat dipisahkan dari tujuan gereja yaitu mewartakan kabar sukacita dan kabar keselamatan kepada dunia.
Bapa uskup juga menghimbau kepada para pastor untuk senantiasa bercermin kepada Yesus dimana Dia senantiasa setia menjalankan perintah bapanya sekalipun harus wafat di kayu salib. Sama seperti para pastor yang harus setia kepada Allah yang memberikan rahmat lewat tahbisan. Para pastor juga harus siap menjalani tugas perutusan yang diberikan oleh uskup atau untuk kaum religius oleh provincial seperti yesus diutus oleh Allah sendiri untuk turun kedunia ini menebus dosa manusia. Dan dengan semangat injil para pastor hendaknya membangun communion ditempat ia berada baik dengan umat ataupun komunitasnya sesuai dengan SINODE Keuskupan Bogor tahun 2002.
Diakhir homili bapa uskup mengajak seluruh pastor dan umat yang hadir untuk saling mengingatkan dalam menjalani tugas dan perannanya baik di Gereja maupun masyarakat, agar dapat menjadi sumber sukacita untuk sesama. Kemudian perayaan ini dilanjutkan dengan pembaharuan janji Tahbisan serta pemberkatan minyak krisma yang akan dipakai di seluruh Keuskupan Bogor.
(Aloisius Johnsis)