Evangelisasi dalam Konteks Jakarta

Konteks budaya urban menjadi titik awal pembicaraan mengenai Jakarta. Kehadiran beragam budaya dengan segala tantangannya tentu menjadi menarik untuk dicermati. Temu Moderatores 2015 dengan tema Evangelisasi dalam Konteks Jakarta menggugah kembali untuk tidak berdiam diri dengan tantangan yang dihadapi orang muda. Acara yang diselenggarakan 20-23 April 2015 di Wisma Klender Jakarta ini mengajak para moderatores untuk makin berani membagikan sukacita Injili.

Rm, T. Krispurwana Cahyadi, SJ memperlihatkan bahwa Gereja sedang mengalami atau dilanda arus duniawi yakni melihat hal-hal duniawi. Gambarannya seperti Gereja lebih suka mengeluarkan bunga altar yang bagus daripada untuk menolong orang miskin. Paus Fransiskus dalam Evangelii Gaudium mengajak untuk kembali mewartakan sukacita Injili. Kita diajak untuk tidak sibuk dengan diri sendiri tetapi berani keluar bersikap dan peka dengan keprihatinan sekitar. Gereja yang memar, terluka dan sakit karena menjumpai orang. Maka para peserta Temod diajak untuk mewartakan bukan seperti orang yang pulang dari pemakaman atau masa Prapaskah tetapi Paskah. Orang muda diajak mewartakan dengan penuh sukacita, berkobar-kobar dan tidak takut.

IMG-20150428-WA0006Pola pendampingan pada orang muda semakin diperjelas dengan sharing bentuk pastoral kaum muda yang diterapkan Rm. Alfons Widhiwiyawan, SX dalam pembinaan OMK di Paroki St. Matius Penginjil, Bintaro. Rm. Alfons menjelaskan sistem dan dinamika pendampingan orang muda di paroki. Dengan adanya tim dan sistem yang jelas serta dinamis tentu sangat membantu perkembangan orang muda. Para peserta Temod juga diperkaya dengan dialog bersama wakil gubernur DKI Jakarta, Djarot S. Hidayat dan anggota DPD dan DPR RI.  Orang muda ditantang untuk menjadi pemimpin sejati yang mendasarkan pada spiritualitas yang matang. Pemimpin berani untuk melayani kepentingan rakyat dan memperjuangkan rakyat. Semoga orang muda juga berani mengambil langkah-langkah strategis bahkan mengambil kebijakan yang membawa perubahan.

Ada banyak mimpi dan keputusan sebagai bentuk follow up para moderatores regio jawa.  Tentu antar moderatores akan saling berjejaring dan bersinergi untuk perkembangan pendampingan orang muda. Mari membangun Gereja missioner yang membangun jembatan penghubung yakni merangkul sesama dan menyentuh realitas sekitar kita.

RD. Antonius Haryanto

Post Author: admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *