Udara sejuk dan malam yang cerah memberi suasana nyaman pada kota Malang. Di Kompleks Universitas Negeri Malang atau biasa orang menyebut UM tampak gerakan massa menuju satu titik ke Gedung Graha Cakrawala. Sabtu, 23 Mei 2015 menjadi malam yang penuh kesan bagi OMK Keuskupan Malang. Umat terutama Orang Muda Katolik yang berjumlah sekitar 2000-an orang itu ingin menyaksikan pagelaran Drama musikal berjudul “Rahasia Hati; The Secret Message of Father”. Acara ini diadakan oleh Komisi Kepemudaan Keuskupan Malang untuk membangun persaudaraan, memberi ruang kreatifitas bagi orang muda sekaligus mencari dana untuk Malang Youth Day (MYD).
Berawal dari Agnes, seorang anak dari 3 bersaudara, yang merasa paling tidak dicintai bapaknya. Ia merasa paling dibenci karena ia lahir buta. Perasaan itu lebih ditegaskan lagi dengan sikap adik perempuannya yang terang-terangan mengatakan malu punya saudara buta. Ia disembunyikan ketika teman-teman adiknya datang. Hanya adiknya yang paling kecil yang rasanya paling menghibur dan menemaninya. Pergolakan dan kepedihan hidup dihadapi Agnes, seorang gadis buta pandai bernyanyi. Didukung puluhan orang muda katolik Keuskupan Malang yang bertalenta dalam tari, musik dan bernyanyi menjadikan Drama musikal ini makin hidup dan menarik. Pakaian-pakaian dan tarian adat jawa yang dipakai dan disajikan para pemain pun menegaskan bahwa orang muda diajak mencintai warisan budayanya.
Kegaluan gadis buta pandai bernyanyi terjawab ketika ayahnya meninggal. Dua orang imam menyampaikan bahwa ayahnya menitipkan surat sebelum meninggal. Dalam surat itu, ayah Agnes menuliskan bahwa ia begitu mencintai putrinya sejak dilahirkan sampai besar. Ia begitu tampak tegas dan terkesan benci pada putrinya karena ia ingin mendidik putrinya mandiri. Ia buta tapi diperlakukan sama seperti saudara-saudaranya yang lain. Ia buta namun dididik supaya bisa mandiri. Para bintang tamu pun menyemarakan acara ini. Sammy Simorangkir, Maria Shandi, Ronny Sianturi menyanyikan lagu-lagu rohani yang membawa para penonton ikut larut bernyanyi bersama. Pagelaran ini makin menarik lagi karena sebelum pertunjukan banyak rekan-rekan muda dari lintas iman dan agama juga dilibatkan sehingga ada pertunjukan barong sai, pencak silat kapuera, hip hop, paduan suara dan lain-lain. Mgr. Herman Joseph Sahadat Pandoyoputro, Uskup Keuskupan Malang, menceritakan bahwa persaudaraan lintas iman dan agama sudah terjalin baik di Malang.
“Semoga pertunjukan ini menjadi bola salju yang digulirkan dan menjadi besar menarik Orang Muda Katolik Keuskupan Malang,” kata Rm. Eko, Vikjen Keuskupan Malang dalam sambutannya. Beliau berharap besar bahwa pagelaran seni selain untuk penggalangan dana acara Malang Youth Day (MYD) sekaligus menjadi awal yang baik untuk menarik dan mengajak lebih banyak orang muda katolik untuk terlibat dan ikut ambil bagian dalam acara MYD pada bulan juli. Drama musikal yang mengharukan dalam perdamaian hati anak pada bapak semoga juga makin menyatukan orang muda antar lintas agama maupun orang muda katolik sendiri.