OMK Sorong-Manokwari dalam Aksi

Kakak-beradik ke DO SCHOOL
(Sebuah sharing kegiatan MISIONER)

Selasa, 23 Juni 2015, “kakak-beradik”, SEKAMI & OMK Paroki St. Maria Bintang Laut Doom pergi ke DO SCHOOL. Di sana, mereka mengadakan kerja bhakti berupa pembersihan di dalam lingkungan DO SCHOOL dan penanaman pohon palem di jalan raya menuju Pelabuhan Peti Kemas di daerah Arar. Kegiatan di sela-sela liburan sekolah ini diikuti 39 orang. Usai dari DO SCHOOL, mereka ke jalan-jalan ke Pelabuhan Peti Kemas & bakar-bakar jagung di Pastoran Doom.

Apa itu DO SCHOOL? Berasal dari kata bahasa Belanda yang artinya sekolah, tempat belajar. Sesuai dengan arti dasariahnya DO SCHOOL adalah sebuah sekolah, namun bukan tempat mengenyam pendidikan formal sebagaimana lazimnya. DO SCHOOL merupakan penamaan atas tempat belajar atau pelatihan untuk bidang peternakan & pertanian. DO SCHOOL adalah sekolah pertanian dan peternakan milik Keuskupan Manokwari Sorong (KMS). Dulu dikelola oleh pastor-pastor dari Serikat Jesuit (SJ). Dua tahun terakhir ini sudah dikelola atau diambil alih oleh seorang imam projo KMS sendiri yakni Pastor Alex Ate, Pr.

Di area DO SCHOOL ada lahan peternakan babi. Menariknya, kotoran babi bisa dijadikan gas pengganti gas elpiji untuk bahan bakar pada tabung gas. Adapula gua Maria yang bisa dipakai sebagai tempat berziarah.

Beberapa hal yang dapat dimaknai dari kegiatan ini:
1. Kegiatan Gerejani (OMK & SEKAMI) hendaknya bersifat aktif dan kontemplatif. Sifat kontemplatif dinyatakan misalnya lewat doa, nyanyi, meditasi, liturgi, rekoleksi dan olah rohani lainnya. Sedangkan, yang bersifat aktif dapat diwujudkan lewat kerja tangan dalam pelbagai bentuk. maka marilah menyeimbangkan kegiatan-kegiatan Gerejani lewat olah rohani dan kerja tangan.
2. Kegiatan kita (OMK) tidak saja seputar atau internal Paroki sifatnya, tapi hendaknya bersifat misioner (external Paroki). Banyak tempat di Keuskupan kita yang bisa kita jadikan tempat untuk bermisioner: berkunjung dan bergiatan.
3. Bila hanya bergiat di dalam Paroki saja, pasti semua kita bisa. Tapi marilah kita menciptakan sikap berbagi di luar Gereja Paroki kita.

By. Pastor Josep Lambertus Sena, Pr. Pastor Paroki Sta. Maria Bintang Laut – Doom dan juga Ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Manokwari Sorong (Komkep KMS).

 
OMK Jadi Wartawan Gereja

Pekan Komunikasi Sosial Nasional Konferensi Waligereja Indonesia (PKSN KWI) tahun 2015 telah usai. Keuskupan Manokwari Sorong (KMS) menjadi tuan rumah pelaksananya. Seluruh kegiatan berlangsung di Paroki Kristus Raja, Katedral – Sorong. PKSN tahun 2015 ini diadakan pada 12 – 17 Mei 2015. Beberapa kegiatan melibatkan Orang Muda Katolik (OMK) se-keuskupan.

 
OMK dari 7 (tujuh) Tim Pastoral Wilayah (TPW) dilibatkan dan/atau diundang secara khusus mengikuti pelbagai kegiatan pada PKSN tersebut. Setiap TPW dijatahkan sebanyak 10 (sepuluh) orang. Dengan begitu jumlah peserta OMK sebanyak 70 orang. Dengan perlakuan khusus pada OMK TPW Sorong & Aimas masing-masing sebanyak 20 orang, jadi jumlah semuanya 100 orang OMK. Kegiatan-kegiatan yang melibatkan OMK antara lain: Trainning Jurnalistik Cetak & Layout, Rekoleksi OMK, Seminar serta Malam Budaya (yang tentu nya pada misa pembuka dan penutup PKSN).

Kegiatan Trainning Jurnalistik Cetak (12-13 Mei) dimaksud –salah satunya– yakni OMK boleh menjadi wartawan Gereja. Ini artinya sebagai wartawan, OMK diharapkan boleh meliput dan melaporkan setiap kegiatan Gereja di mana dia berada entah di stasi, paroki maupun tingkat TPW. Sesudahnya hasil liputan itu dijadikan berita pada media sosial Gereja baik buletin, jurnal, warta paroki maupun majalan paroki.

Kegiatan Trainning Jurnalistik Cetak & Layout yang berlangsung di aula Kampus Politeknik Katolik Sint. Paul di Kota Sorong ini menghadirkan narasumber ahli, masing-masing Mathias Hariyadi & Dionisius Bowo. Keduanya merupakan anggota tim PKSN 2015 bentukan Komisi Komsos KWI selaku penyelenggaraa acara tahunan ini. Seturut data koordinator pelaksana kegiatan ini, tidak kurang dari 120-an OMK mengikuti pelatihan jurnalistik cetak ini. Selama dua hari, peserta dibekali sejumlah materi, antara lain: bagaimana menulis yang baik dan benar, meliput berita, teknik wawancara, mengambil sudut berita, serta belajar tentang memahami fotografi jurnalistik.

KH. Isa Anshary menulis, “Pikiran Manusia”, kata Plato, “terekam di ujung pena mereka. Tulisan atau goresan pena seorang penulis dapat menjadi pelopor suatu pemikiran ide, cita-cita, bahkan revolusi. Singkatnya, tulisan atau pena seorang penulis cukup berbicara satu kali, melekat terus dalam hati dan menjadi buah tutur setiap hari”. Maka, (Audio)-Visual itu memikat, bahkan memudahkan indra jadi penikmat, serta KATA (TULISAN) kian bermakna. Namun, seorang penulis dengan kata-katanya akan membuat KEDUANYA: menarik dipandang, mudah dicerna dan enak dinikmati. Kata/Tulisan & Gambar/Foto bukan saja memberi banyak bahan cerita/kisah (story), namun juga menyimpan jejak-langkah SEJARAH (history) peradaban. (Pastor Josep Lambertus Sena, Pr).

Post Author: admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *