Luwu Raya Youth Day (Keuskupan Agung Makassar) : Orang Muda Bangkit dan Bergeraklah
USAI sudah perhelatan Luwu Raya Youth Day (LRYD). Sebuah perhelatan yang mempertemukan semua Orang Muda Katolik (OMK) di Kevikepan Luwu Raya, Keuskupan Agung Makassar. Perhelatan yang dilaksanakan dari tgl. 23-26 juni 2015 di Bumi Perkemahan Laimbo, Mangkutana, Kab. Luwu Timur, telah menorehkan banyak peristiwa baru dan pengalaman indah bagi Orang Muda Katolik se-Kevikepan Luwu Raya yang hidup sebagai umat kawanan kecil yang tersebar di tengah kemajemukan agama dan budaya. Adapun jumlah peserta yang hadir dalam perhelatan ini mencapai 500 orang peserta dan pendamping, yang berasal dari 6 paroki, dari 8 paroki, yang berada dalam wilayah Kevikepan Luwu Raya. Keenam paroki tersebut adalah Paroki Palopo, Paroki Lamasi, Paroki Saluampak, Paroki Bone-Bone, Paroki Mangkutana, dan Paroki Rantetiku. Ada 2 paroki yang tidak berkesempatan hadir, yakni Paroki Padang Sappa dan Paroki Soroako.
Adapun tema LRYD yang diangkat pada perhelatan kali ini adalah “Orang Muda Katolik Bangkit Dan Bergeraklah”. Sebuah tema yang dipilih panitia berdasarkan hasil SAGKI 2005. Tema LRYD ini masih sangat relevan untuk diangkat kembali dengan berlandaskan pada situasi dan kondisi OMK setempat. Tema ini juga hendak mengajak OMK untuk terus bangkit dan bergerak keluar dan berjumpa dengan masyarakat dan budaya yang majemuk, serta mempertahankan identitasnya sebagai warga Gereja sekaligus warga bangsa. Dengan merujuk pada slogan “100% Katolik dan 100% Indonesia”, OMK diharapkan bertumbuh dalam panggilan dan menjadi saksi iman dan kasih bagi sesamanya serta terlibat dalam pembangunan dan pemeliharaan nilai-nilai budaya setempat.
Dengan bahasa umum OMK ikut serta merasakan keprihatinan sesamanya baik dalam lingkup Gereja maupun dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Oleh karena itu, OMK seharusnya bergerak dan melibatkan diri secara aktif dan penuh semangat dalam berbagai pelayanan kasih , saling menghibur, menguatkan, dan bekerja sama, serta memperjuangkan kebenaran dan keadilan bagi sesama yang putus asa, lemah dan tak berdaya. Sebuah harapan besar yang terus-menerus berkelanjutan dalam sebuah aksi nyata dalam wilayah Kevikepan Luwu Raya.
Perhelatan ini secara resmi dibuka dengan parade/defile budaya dari tiap-tiap paroki dan dilanjutkan dengan perayaan ekaristi yang dipimpin oleh Vikep P. Willibrordus Welle, Pr. dan didampingi beberapa imam konselebran, yakni P. Cakra Arung Raya, Pr. (Komkep KAMS), P. Ruvinus Rampun, Pr. (moderator kepemudaan Kevikepan Luwu Raya), P. Junarto Timbang (Komkep KAMS), P. Martinus Solon, Pr. (Pastor Paroki Palopo), P. Agustinus K, Pr. (Pastor Paroki Lamasi), P. Oslan Lewi, Pr. (Pastor Paroki Mangkutana), P. Marinus T., Pr. (Direktur Perkebunan Laimbo). Dalam khotbahnya, Bapak Vikep menegaskan kembali pernyataan Mgr. Sugijapranata (alm.) ”menjadi 100% Katolik dan 100% Indonesia”. Ia pun sekaligus mengapresiasi peran OMK sekaligus memotivasi peran serta mereka untuk bangkit dan terus bergerak dalam Gereja dan masyarakat, bertumbuh menjadi murid-murid Kristus yang dewasa, yang terus-menerus menghadirkan Kerajaan Allah. Dalam sambutannya pun Bapak Vikep memberi motivasi kepada OMK untuk terus bergerak maju dan mengembangkan potensi-potensi OMK dengan cerdas dan kreatif seiring dengan perkembangan alat-alat komunikasi yang semakin canggih. Usai ekaristi dilanjutkan dengan pembukaan seremonial yang ditandai dengan pemukulan gong oleh Bapak Vikep disertai dengan sorak-sorai dan tepukan tangan dan bunyi-bunyian menyambut pembukaan LRYD.
Selanjutnya fasilitator (sie. Acara) memberikan ice breaking dengan lagu-lagu dan games. Setelah itu para peserta mengikuti serangkaian seminar dan workshop. Seminar dan materi workshop ini menjadi daya pikat tersendiri dan menjadi pilar yang tak bisa dipisahkan dengan pengembangan motivasi, pengetahuan/pemahaman dan kemampuan diri/keterampilan OMK. Seminar umum pertama dengan tema, ”Menjadi OMK Yang Sadar Liturgi” dibawakan oleh P. Junarto Timbang, Pr. (Komkep KAMS).
Hari kedua seminar umum dengan tema, ”Keluarga dan Perkawinan” dibawakan oleh Ibu Dorce, SPd.(Pembina Perkawinan), lalu dilanjutkan seminar dengan tema ”OMK Dalam Kehidupan Bermasyarakat” oleh P. Cakra Arung Raya, pr. (Komkep KAMS). Hari ketiga disajikan 2 tema seminar umum, ”Narkoba” oleh Brigpol. Forky Wijaya, SH. (anggota Kasat Narkoba Polres Luwu Timur), dan ”Kerasulan Awam Dalam Bidang Politik” oleh Bpk. Paulus Palino, SP. (anggota DPRD Luwu). Tentulah tema-tema yang diangkat ini sangat berguna dan relevan dengan para peserta sehingga mereka sangat antusias dan bersemangat dalam mengikuti dan menanggapinya dengan pertanyaan-pertanyaan yang menarik. Suasana Keakraban di antara peserta kian terjalin saat fasilitator memadukannya dengan games yang menarik.
Disamping acara seminar, panitia juga mengisi hari-hari kegiatan ini dengan lomba kreasi seni dan lomba liturgi antara lain: solo, vocal Group, mazmur tanggapan, homili, dan baca Kitab Suci. Dalam kegiatan ini juga dipertandingkan beberapa cabang olah raga antara lain: Volley, tenis meja, sepak takraw, dan catur. Lomba dan pertandingan ini semakin menambah meriahnya acara ini dan semakin bersemangat. Pengalaman berharga lainnya adalah saat para peserta bersatu hati mengikuti pawai lilin sebelum acara malam puncak dimulai. Hal ini dimaksudkan agar OMK mengungkapkan imannya dengan merenungkan kembali peristiwa doa rosario bersama Bunda Maria.
Inilah pengalaman spiritual OMK dalam membentuk ulah kesalehan yang nantinya akan menjadi penyangga hidup iman dan moral selain Ekaristi sebagai sumber dan puncak kehidupan iman OMK. OMK perlu penyangga spiritual yang berfungsi untuk mengarahkan setiap perilaku OMK agar berkenan kepada Tuhan. Maka bidang katolisitas menjadi bagian penting yang tak terpisahkan dalam pendampingan OMK di tengah perkembangan zaman yang dipengaruhi semangat individualistis, konsumtif, dan hedonistis.
Puncak dari seluruh rangkaian perhelatan ini adalah malam puncak pergelaran seni budaya dari beberap etnis, antara lain budaya etnis setempat (Luwu) menampilkan sejarah budaya setempat berupa cerita rakyat dan sendra tari, tarian etnis Pamona (Sulawesi Tengah), tarian Toraja dan tarian Flores. Penutup malam puncak diisi dengan tarian rakyat ”dero” dari suku Pamona, Sulawesi Tengah. Semua peserta tumpah ruah untuk bergoyang ”dero” hingga larut malam bahkan sampai dini hari. Hari terakhir seluruh rangkaian acara LRYD ditutup dengan misa penutup oleh Bapak Vikep Luwu Raya dan ucapan-ucapan terima kasih. Selanjutnya SAYONARA. Sampai berjumpa lagi. (RD. Cakra Arung Raya)