Kalau direnung-renungkan Allah itu adalah ilmuwan terhebat, pencipta sepanjang masa. Maka tidak heran kalau para ilmuwan , mereka berusaha seperti Allah menciptakan segala sesuatunya. Allah sungguh menjadi inspirasi bagi mereka, sehingga kemajuan teknologi dan hasil ciptaan mereka dapat dirasakan bagi umat manusia. Semoga mereka menyadari kemampuan mereka adalah sebuah anugrah dari Tuhan Allah semata.
Yah, tidak bisa dibantah, Allah sungguh pencipta yang hebat. Ia menciptakan langit dan bumi serta segala isinya. Dan diciptakannya manusia, laki-laki dan perempuan ( Kej 5 : 2 ). Selanjutnya dari kisah selanjutnya, beranakcuculah mereka hingga sampai kepada Nuh. Dan herannya, pada riwayat Nuh, Allah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala mahluk bersama-sama dengan bumi karena bumi telah dipenuh oleh kekerasan. ( Kej 6 : 13 ).
Allah hanya memilih Nuh dan keluarganya saja serta binatang-binatang yang berpasangan, jantan dan betina untuk masuk ke dalam bahtera yang dibangun oleh Nuh. Ia membangun bahtera tersebut karena ia mendengar perkataan Allah. Dan Allah pun memilih Nuh karena ia adalah orang yang benar dan (hidup) tidak bercela diantara orang sezamannya serta ia hidup bergaul dengan Allah ( Kej 6 : 9 ).
Lalu saya mulai bertanya “Mengapa sampai ciptaan Allah itu menjadi rusak? Bukankah Ia telah menjadikan semuanya itu baik?” . Saya mencoba mencari tau jawabannya. Saya mulai berfikir , apakah semua itu terjadi berkaitan dengan jatuhnya manusia pertama, Adam dan Hawa , ke dalam dosa? Apakah sampai semuanya tidak ada yang ditemukan baik , selain Nuh, di mata Allah? Mengapa tidak setianya mereka, Adam dan Hawa, terhadap perkataan Allah sampai membuat ciptaan Allah menjadi rusak? Allah menilik bumi sungguh sudah rusak semuanya sehingga diturunkannya peristiwa air bah yang melenyapkan seluruh isi bumi. Peristiwa yang mengerikan, dibayangkan pun tidak sanggup saya.
Kembali kepada pertanyaan saya di atas, pengaruh dari perbuatan Adam dan Hawa. Saya bertanya dalam renungan saya, mengapa mereka tidak dapat taat mendengar perkataan Allah? Adam, sebagai manusia pertama yang mendengar langsung perkataan Allah juga mengapa ia lebih mendengar perkataan istrinya,Hawa? Dan akhirnya ia turut makan buah dari pohon pengetahuan itu. Apakah karena hal tersebut, sehingga kini membuat para pria ( suami ) tidak dapat menolak apa yang dikatakan perempuan ( istri ) yang membuat mereka juga jatuh juga ke dalam dosa?
Lagipula, bukankah perempuan itu diciptakan oleh Allah , pada saat manusia pertama itu tidur, dengan tujuan sebagai penolong yang sepadan untuknya? Saya melihat Hawa dan bertanya dengan juga berdoa agar selalu berjaga-jaga, yakni, mengapa hatinya mudah sekali terpikat dengan perkataan ular itu? Mata hatinya terjerat oleh keinginannya sendiri. Mengapa ia tidak dapat menghormati perkataan Adam, suaminya itu? Hawa tidak dapat menjalankan apa yang menjadi kehendak Allah dengan menjadi penolong yang sepadan bagi Adam.
Apakah dia tidak tau kalau hati Allah terluka karena perbuatan mereka hingga mencemarkan pakaian kekudusan yang telah diberikan Allah? Yah Adam dan Hawa telah melepaskan pakaian kekudusan itu dan mereka menjadi malu karena mereka merasa telanjang. Mereka bersembunyi untuk bertemu Allah sebab mereka telah berbuat salah. Dan lihatlah ular, apa yang telah ia lakukan itu! Ia telah membuat kekacauan dan membelokan rencana Allah atas segala yang telah diciptakan oleh Allah. Apakah ular itu menolong Adam dan Hawa? Justru Allah yang menolong mereka, memberikan mereka pakaian dan sebuah tempat untuk mereka tinggal. Dan dari tanah itulah mereka berusaha mendapatkan penghasilan untuk dirinya sendiri dan istrinya.
Mengapa ular itu lari ? Dimana suaranya? Ia seperti seorang provokator yang hanya menyebabkan kekacauan , setelah itu ia pergi menghilang. Allah lah yang berusaha turun tangan, berinisiatif menolong kedua manusia itu dan anak-anaknya. Bahkan ketika kejahatan Kain karena telah membunuh adiknya, Habel masih ditolong dan diberikan tempat untuk dia tinggal. Apakah sebagai manusia biasa yang membaca kisah ini , tidak akan gemas menahan emosi? Bagaimana bisa Allah yang begitu baik harus menanggung kesalahan yang bukan karena kesalahan Dia?
Bisakah kita bayangkan kesedihan hatiNya melihat kejahatan manusia dan keturunannya, yang semakin hari semakin bertambah banyak saja dan semakin tidak taat kepada perkataanNya? Hati saya tidak tega, saya bertanya padaNya “Mengapa harus Engkau ya Allah yang menanggung semuanya ini?”
Bersyukurlah Allah itu memang sungguh baik. Ia menyerahkan AnakNya yang tunggal yakni Yesus Kristus yang dilahirkan oleh Perawan Suci Maria. Bersyukur Allah sungguh memperhatikan orang benar dan hidup tidak bercela untuk dijadikan ciptaan yang baru, untuk generasi yang baru yang taat dan hidup bergaul dengan Allah. Melalui Perawan Maria, perempuan Hawa yang baru , Allah menjadikannya seorang penolong yang sepadan untuk rencana Allah.
Yusuf , suami Maria pun diselamatkan Allah karena mau mendengarkan perkataan Allah. Ia yang sebelumnya hendak menceraikan Maria diam-diam karena mendengar perkataan Maria mengenai apa yang dialaminya, berubah pendiriannya. Allah, melalui malaikatNya, telah menyakinkan Yusuf, tentang apa yang dikatakan Maria, melalui mimpi. Maria telah menjadi penolong yang sepadan bagi Yusuf, suaminya. Maria menyelamatkan Yusuf dari keraguannya.
Lagipula, saya berfikir dalam renungan saya, mana mungkin Allah akan menyerahkan AnakNya itu kepada orang yang tidak sungguh-sungguh hidup bergaul dengan Allah. Yusuf orang yang tulus hatinya dan Bunda Maria seperti Nuh, orang benar, hidup bergaul dengan Allah dan yang tidak bercela diantara orang sezamannya. Yusuf dan Maria bertanggung jawab akan hidup Yesus. Mereka sebagai orangtua tentu menyadari campur tangan Allah dari kesaksian para gembala, para malaikat, tiga orang majus, Simeon dan Hana tentang Yesus , anak yang dikandung Maria dari Roh Kudus. Tentulah mereka akan merenungkan kesaksian dari orang-orang itu dengan apa yang mereka telah alami bagaimana mereka dipilih Allah untuk sebuah rencana Allah, walaupun mereka tidak mengerti secara sempurna.
Yusuf menjaga kehormatan Maria, menolong mencarikan tempat untuk ia melahirkan, kemudian bersama Maria mengungsi ke Mesir karena Yesus akan dibunuh oleh para prajurit Herodes. Selain itu Bunda Maria setia menemani Yesus pada jalan salib serta menjadi saksi atas kebangkitan dari mati, naik ke surga dan berdoa bersama para murid ketika turunnya Roh Kudus.
Dari kedua orangtua yang telah disiapkan oleh Allah itu, Yusuf dan Maria, lahirlah Yesus. Karena ketaatan mereka mendengar perkataan Allah, maka Allah akan melahirkan generasi baru yang hidup dalam Roh dan kebenaran dalam Yesus, PuteraNya. Jadi, barang siapa ada dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru. Yang lama sudah berlalu, dan sungguh yang baru sudah datang!
Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karuniaNya yang telah dilimpahkanNya kepada semua orang, oleh karena satu orang yakni Yesus Kristus. ( Rm 5 : 15 ).
Veronica Setiawati