
Part 1
“Di mana ada OMK di situ ada Injil”,
“Di mana ada Injil di situ OMK Hidup”,
“Di mana OMK Hidup di situ Gereja maju”.
“OMK Satu”,
“OMK Bersekutu”,
“OMK Torang Samua”,
“OMK Keuskupan Manado”.
Teriakan yel-yel ini berkumandang saat misa penutupan Pertemuan Berkala XX OMK se-Keuskupan Manado (PB XX OMK-KM) yang diselenggarakan di sebuah tenda besar yang berdiri megah di samping Gereja pusat paroki Maria Ratu Damai Walian, Tomohon.
Menanti Kedatangan OMK dari 9 Kevikepan, 3 Provinsi, 63 Paroki.
Rabu, (15/7/2015) berdatanganlah para peserta PB XX OMK-KM yang tersebar di berbagai penjuru dari 9 Kevikepan dan 3 provinsi yang menjadi wilayah pastoral Keuskupan Manado. Rombongan-rombongan peserta terjauh yang menyebrangi lautan dan daratan berkilo-kilo meter jauhnya tiba di kota bunga Tomohon. Kontingen Paroki Sta. Maria Ratu Damai Melongoane, Paroki Kristus Raja Sulubombong, Paroki Sta. Maria Bunda Hati Kudus Palu, Paroki St. Christoforus Gorontalo, Paroki Kristus Raja Kotamobagu, Paroki Sta. Maria Ratu Rosari Modoinding dan beberapa kontingen yang lain adalah kontingen-kontingen terjauh lintas provinsi pun dalam provinsi yang menghabiskan lebih dari 6 jam lamanya untuk sampai ke lokasi pertemuan. Dinginnya udara Kota Tomohon di malam hari menyambut kedatangan kontingen-kontingen lainnya yang terus menginjakkan kakinya di tempat registrasi yang disiapkan panitia. Sesudah menyelesaikan beberapa keperluan kesekretariatan peserta dibimbing menuju rumah-rumah umat yang telah ditentukan panitia sebagai penginapan selama pertemuan berlangsung. “Para peserta diminta membaur sebagai suatu keluarga bersama umat yang rumahnya mereka tempati” tutur seorang panitia di lokasi registrasi.
Meriahnya Misa Pembukaan, Kreatifnya Defile sampai Akrabnya Malam Persaudaraan.
Kurang lebih 5600-an Orang Muda Katolik (OMK) memadati Stadion Parasamya, Walian. Berbagai atribut seperti bendera Merah Putih, bendera Kuning Putih, berbagai macam panji, spanduk, baliho dan bermacam alat peraga lainnya memberi warna tersendiri sejauh mata memandang di lokasi acara pembukaan. Rangkaian acara dibuka dengan Misa Pembukaan yang berlangsung meriah dalam balutan nuansa rohani sesuai tema yang diangkat dalam pertemuan kali ini yaitu OMK: Injil yang Hidup. Dalam misa pembukaan yang dilangsung pada Kamis pagi (16/7/2017) itu, Mgr. Josef Suwatan, MSC menjadi selebran utama bersama con-selebran, P. John Montolalu Pr Sekjen Keuskupan Manado, Vikjen P. Agus Sumaraw Pr, Vikep Tomohon P. Johanis Pinontoan Pr, Pastor Paroki tuan rumah P. Manuel Poluan Pr, Ketua KomKep Keuskupan Manado P. Joutje Palit Pr bersama kurang lebih 30 imam. Hadir pula puluhan biarawan-biarawati, Kapolda Sulut Brigjen Polisi Wimar Marpaung, Walikota Tomohon Jimmy Feidy Eman, serta Kapolresta dan Ketua DPRD Kota Tomohon.
Dalam Homilinya Mgr. Josef Suwatan MSC menyerukan kepada ribuan OMK; “Pertemuan ini mengajak kita dekat dengan pastor paroki masing-masing dan terlibat dalam kehidupan menggereja di paroki. Kehadiranmu menjadi ungkapan syukur dan dukungan bagiku sebagai uskupmu. Kita bersama perlu belajar dari Yesus, tumbuh sebagai pribadi lemah lembut, rendah hati, dan atas cara itu menjadi Injil yang hidup. Tanpa sikap hidup rendah hati, lemah lembut dan sabar, kita akan menciptakan dan menghadapi aneka konflik dalam berbagai relasi,” Mengutip salah satu bacaan yang dibacakan saat itu Uskup melanjutkan “Layaknya Musa yang menjadi pembawa pembebasan bagi umat Israel, OMK se-Keuskupan Manado juga diajak menjadi pembawa berbagai pembebasan dari beragam tindakan dan aksi-aksi yang menyimpang, dari berbagai belenggu penyakit sosial masyarakat beberapa di antaranya seperti; konsumsi-pengedar-produksi narkoba, seks bebas, bagate (mabuk-mabukan), tindakan kekerasan atau hal lain yang membawa kenikmatan sesaat tapi merusak martabat manusia sekaligus menciptakan keresahan.”
Ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Manado Pastor Joutje Palit Pr mengingatkan sembari menekankan, “OMK sebagai Injil yang hidup bukan hadir dalam pertemuan ini sebagai bentuk show power saja tetapi diutus kembali menjadi orang muda yang aktif di tengah paroki, setia sebagai anak di rumah, giat belajar di sekolah dan kampus, jujur dan bertanggungjawab dalam dunia kerja, dan selalu memperdalam iman.”
Sebelum melepas peserta defile pertama dari Paroki Santa Ursula Watutumou Kevikepan Tonsea (Minahasa Utara), Mgr Suwatan mengingatkan bahwa pertemuan itu serentak menjadi persiapan Indonesia Youth Day (IYD) 2016 yang akan berlangsung 1-6 Oktober 2016. “Marilah persiapkan acara ini dengan mantap dan jadilah tuan rumah yang baik untuk OMK se-Indonesia.” Tutupnya kepada kami.
Dalam Defile kali ini kreatifitas mulai dari tarian daerah mulai dari cakalele sampai barongsai, baju daerah, lukisan, spanduk-baliho, ukiran styrofoam berbagai bentuk yang unik, berbagai kreasi miniature mulai dari gedung gereja, wisma paroki, rumah adat dll, tak ketinggalan pula acting “kedatangan Paus Fransiskus di Keuskupan Manado” diperagakan oleh beberapa Kontigen. Ada pula beberapa pemandangan unik seperti Kitab Suci Raksasa, Gerbang menyambut IYD 2016 sampai mobil yang dihias sedemikian rupa dari kentang, wortel dan beberapa sayur-sayuran sehingga bertuliskan OMK Modoinding sungguh menjadi warna tersendiri dan hiburan penuh makna bagi siapa saja yang menyaksikan parade defile para kontingen. Terlepas dari defile ini dilombakan masing-masing kontingen OMK dari 51 paroki (51/63) yang hadir saat itu menampilkan kreativitas yang maksimal. Tak ketinggalan Marching Band Xavier yang anggotanya adalah para Seminaris, Seminari Menengah St. Fransiskus Xaverius Kakaskasen Tomohon memeriahkan defile ini.


Belum hilang rasa panas di wajah dan di sekujur tubuh karena teriknya matahari saat defile, pada malam hari di tenda utama samping gereja paroki seluruh kontingen tumpah ruah untuk merayakan malam keakraban yang dikemas dengan apik oleh panitia pelaksana yaitu OMK Paroki Maria Ratu Damai bersama panitia penyelenggara yakni KomKep Keuskupan Manado. Beberapa kontingen mewakili Kevikepannya pun kesatuan dari paroki-paroki satu kevikepan menampilkan atraksi yang memancarkan nuansa persaudaraan dan keakraban. Beberapa tampilan antara lain: Tarian Daerah yang ditampilkan OMK St. Christoforus Gorontalo, Tarian Salsa oleh pasangan OMK Yesus Gembala Baik Paniki, Tarian Pisok Tarian Cakalele, Marching band dan nyanyian “Hai Kawan Muda Beramai-ramai” dari OMK Hati Kudus Yesus Tomohon yang memecah keheningan malam itu dan membuat semua melompat-lompat mengikuti iringan Marching, Tairan perang Cakalele dari OMK St. Fransiskus Xaverius Pineleng yang spektakuler, Tarian Masamper dari OMK St. Yohanes Rasul Tahuna, Tarian Flashmob dari OMK se-Kevikepan Tonsea yang menyatukan 8 paroki di wilayah vikep Tonsea, Tarian Daerah Torompio dari OMK St. Theresia Poso serta yang sangat mencairkan suasana dan membuat acara malam itu semakin akrab yaitu tarian Dero atau Madero (tarian adat dari Kabupaten Poso, Sulteng). Tarian ini mengajak sebanyak mungkin orang muda membentuk lingkaran kecil dan sedang di atas panggung dan lingkaran besar di tenda utama sambil menari berputar-putar melingkar mengikuti irama musik yang ceria. Sungguh pemandangan yang melukiskan “Torang Samua Basudara” selogan yang melekat erat dengan warga Sulawesi umumnya dan Sulawesi Utara khususnya. Pada akhir acara ditutup dengan Tarian Maengket dari OMK Paroki St. Antonius de Padua Tataaran dan tak ketinggalan panitia mengajak seluruh OMK yang hadir saat itu dengan senam Zumba sebelum tidur. Yang special dalam acara ini yaitu penampilan Band yang dibawakan oleh OMK Hati Kudus Yesus (HKY) Karombasan yang berinisiatif mempersembahkan sebuah lagu dengan judul “Jadikanlah Dirimu Injil yang Hidup”. Lagu yang liriknya ditulis oleh Edward Wibisono dan musik yang diarransemen oleh OMK HKY Karombasan ini mengangkat seruan St. Yohanes Paulus II yang berbunyi “Kita sering menemukan diri kita di persimpangan jalan, tidak tahu jalan mana yang harus dipilih, jalan mana yang harus dilalui; ada bagitu banyak jalan yang salah…begitu banyak ambiguitas. Di saat seperti ini, jangan lupakan bahwa Kristus… selalu dan satu-satunya jalan yang paling aman, jalan yang menuju pada kebahagiaan yang penuh dan abadi.” Lagu ini kami persembahkan dan tawarkan kepada panitia pelaksana sebagai Theme Song PB XX OMK-KM, dengan harapan lagu ini dapat mengemakan dalam sanubari setiap OMK Keuskupan Manado “OMK Injil yang Hidup”. Kata Edo (sapaan akrab) dengan penuh keyakinan dan berapi-api saat diwawancarai sesudah tampil bersama band OMK HKY Karombasan.
Acara malam itu ditutup dengan Doa Malam yang dituntun oleh Panitia dengan berkat penutup oleh Rm. Rukiyanto, SJ. Jam menunjukan pukul 23.55 wita, dalam suasana hening para peserta menuju ke rumah penginapan masing-masing dan beristirahat untuk merayakan perayaan Ekaristi besok hari pukul 06.00 waktu setempat. Sungguh malam yang penuh keakraban. (bersambung)
