OMK: Injil yang Hidup (Part 2)

PERTEMUAN BERKALA XX OMK SE-KEUSKUPAN MANADO

Seminar/Katekese/Pelatihan, Baksos, Perlombaan dan “Sekuntum Bunga”.

Jumat (17/7/2015) pagi ini kegiatan diawali dengan misa pagi di gereja pusat paroki. Hawa dingin kota Tomohon masih menusuk kulit namun tidak memurunkan semangat orang muda untuk merayakan perayaan Ekaristi. Misa pagi itu dipimpin oleh P. Rhein Saneba Pr. Dalam Homilinya Pastor Reza (sapaan akrab) membakar semangat ratusan orang muda yang hadir dalam misa pagi itu. “Kita harus bersyukur kepada Bunda Maria. Bunda yang setia mendoakan kita selalu dan senantiasa”, kata Pastor sambil meminta umat dan omk yang hadir saat itu mengucapkan Doa salam maria dengan penuh penghayatan. Imam kelahiran 10 Maret 1967 ini menegaskan “OMK kita harus pegang ini baik-baik! OMK lahir Katolik, Nikah Katolik, Mati Katolik!”. Pekikan ini diulang oleh seluruh omk dengan penuh semangat. Tak lupa kita setia akan iman kita namun tetap menjujung toleransi antar umat beragama di tengah masyarakat Sulut khususnya dan Indonesia umumnya.

Saat keluar gedung gereja seusai misa ada pemandangan menarik di samping gereja. Barisan karya Majalah Dinding (Mading) telah berbaris rapih berhadapan kiri dan kanan. Pada hari sebelumnya panitia telah melangsungkan lomba Mading yang diikuti oleh beberapa paroki. Berbagai kreasi mading ditampilkan mulai dari mading biasa, mading 2D dan mading 3D. Tema Mading yaitu OMK Injil yang Hidup dengan konsep program kerja OMK di Paroki-paroki thn. 2014-2015. Rupa-rupa keunikan layout dan kualitas isi dirangkai rapih oleh tim-tim yang berlomba. Mulai dari tampilan COC (Clans of Capistrano) dari OMK St. Yohanes Capistrano Paroki St. Fransiskus Xaverius Kakaskasen.

Ada juga tampilan meja makan lengkap dengan lauk pauknya oleh OMK Paroki St. Antonius Padua Tataaran. Tak kalah kreatif tampilan mading 3D berbentuk Aquarium dari OMK St. Lukas Ratahan, Giant Mading oleh OMK Paroki St. Christoforus Gorontalo, Mading bertema ular tangga OMK St. Yoseph Pelindung Pekerja Kleak, tampilan Kitab Suci ala OMK St. Antonius de Padua Airmadidi dan OMK Sta. Ursula Watutumou, Mading bertema Instagram oleh OMK Paroki Hati Kudus Sonder dan mading dengan konsep menyambut IYD 2016 oleh OMK Paroki St. Ignatius Manado serta tampilan-tampilan yang tak kalah unik dari tim OMK lainnya.

 Misa
– Suasana Misa Pagi Jumat (17/7/2015). Di Gereja Paroki Maria Ratu Damai Tomohon. Awal dari kegiatan hari ketiga PB XX OMK-KM(dok. Tim Pubdok IYD 2016)
Mading
– Mading hasil karya tim dari OMK Paroki St. Ignatius Manado yang bertema IYD.(dok. Tim Pubdok IYD 2016)

 

Sesudah makan pagi peserta dari berbagai kontigen diarahkan untuk mengikuti Seminar, Katekese dan Pelatihan. Panitia membagi tema Seminar dan Katekese di beberapa tempat dengan berbagai tema antara lain Seminar: OMK yang menginjil, OMK yang Martiria dan Katekese tentang: Identitas Orang Muda Katolik dan Iman ke-Katolik-an. Serta diadakan pelatihan Jurnalistik berkoordinasi dengan tim PubDok, Panitia IYD 2016. Pada siang harinya diadakan bakti sosial dalam bentuk penanaman pohon di lokasi Perkebunan Wawo. Para peserta baksos terlihat antusias di tengah teriknya matahari mereka tetap semangat menanam bibit pohon yang telah disediakan panitia. Pelestarian lingkungan ini senada dengan ensiklik Paus Fransiskus Laudato Si’: On the Care for Our Common Home (Terpujilah Engkau: Tentang kepedulian terhadap Rumah Kita Bersama) yang dirilis pada tanggal 18 Juni 2015. “Semoga bibit yang torang (kita) tanam ini manfaatnya dapat dirasakan oleh torang pe anak deng cucu (oleh anak dan cucu kita).” Kata seorang peserta yang dengan semangat sedang menggali lubang.

11227504_1166738606676193_3131733108382567494_n
– Salah satu peserta Baksos sedang menggali lubang untuk ditanami bibit Pohon. Kegiatan Baksos Penanaman bibit Pohon di perkebunan Wawo.(dok. Rafael Rudolfo Tumewu)

Di saat bersamaan lomba-lomba dilangsungkan di beberapa tempat terpisah. Mulai dari Cerdas Cermat Pengetahuan Agama Katolik (CCPAK), Pendarazan Mazmur, Baca Kitab Suci dan Renungan. Lomba di bidang olahraga juga berlangsung seru. Volley Putra dan Putri dari 9 kevikepan saling mempertunjukan semangat untuk memberikan yang terbaik. Bukan untuk saling mengalahkan tapi wujud apresiasi diri di dalam minat-bakat olahraga. Kegiatan ini menunjang Tema APP 2015: Pola Hidup Sehat dan Berkecukupan.

Pada malam harinya ribuan peserta dari masing-masing kontingen membaur dengan ribuan umat lainnya memadati tenda utama di samping gereja paroki Maria Ratu Damai (MRD) Tomohon. Ada apa gerangan? Ya umat setempat, warga sekitar dan umat dari berbagai paroki datang mendukung anak-anaknya pun kontingen paroki mereka yang berlomba-lomba menampilkan tarian yang dikenal dengan Tari Jajar. Tari Jajar adalah tarian berpasangan pria-wanita yang membentuk barisan yang sejajar sambil sesekali memberi efek koreografi yang menarik sesuai makna yang terkandung dalam lirik lagu. Sementara lagu yang digunakan sebagai iringan tarian dinyanyikan oleh para penari itu sendiri dengan aransemen suara SATB atau Duet atau Solo.

Lagu yang digunakan adalah lagu yang berjudul “Sekuntum Bunga” sebagai lagu wajib dan lagu pilihan biasanya dibawakan lagu daerah. Sama seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya perlombaan ini berlangsung sampai dini hari mengingat jumlah peserta yang ikut mencapai 27 tumpukan (regu) dengan durasi tampilan 12 – 15 menit tiap regunya. Makna dari lirik lagu wajib “Sekuntum Bunga” adalah pralambang perjalanan hidup seorang pemuda dan pemudi. Bait pertama menceritakan pemuda dan pemudi berkembang bagai bunga yang baru mekar dan menebarkan wangi dan keelokannya. Memancarkan pujian kepada Sang Pencipta dan menampakkan kesucian karena secitra dengan Allah. Pada bait kedua menceritakan bunga yang tadi sedang berkembang kini ditutupi kegelapan. Saat itu kemuliaan sang bunga pun hilanglah, keadaan ini mengambarkan situasi para pemuda yang kehilangan arah dan mulai berkeliaran kemudian terpencar-pencar keluar dari jalan yang benar.

Pada bait ketiga harapan para pemuda memancar bagaikan sinar sang surya membawa pulang para pemuda ke jalur yang sebenarnya. Kebajikan menjadi pedoman hidup kaum muda dan mereka memegang teguh kebijaksanaan yang tak akan mereka lepaskan selama-lamanya. Terlepas dari tarian ini diperlombakan para OMK tak lupa akan makna yang tersirat dari lagu dan tarian yang mereka bawakan dengan penuh kesungguhan hati. Diharapkan juga OMK mengerti arti sebuah perjuangan yang membutuhkan pengorbanan karena untuk tampilan 12-15 menit di atas panggung mereka menghadiri ribuan jam latihan selama berbulan-bulan bahkan latihan sampai larut malam. Panitia mengunakan sistem pengumuman nilai setelah setiap 5 regu tampil sehingga di akhir perlombaan sang pemenang sudah bisa diketahui.

tari jajar
– Salah satu regu tari jajar sedang menampilkan tariannya di atas panggung perlombaan.(dok. Tim Pubdok IYD 2016)

Hari Keempat yang Penuh Makna, Perjuangan, Kenangan dan Melodi SATB.

Sabtu (18/7/2015) seperti hari kemarin kegiatan hari ini diawali dengan perayaan Ekaristi. Sesudah makan pagi kali ini giliran para pengurus OMK Paroki yang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara dari masing-masing kontingen yang dibekali dengan seminar yang difasilitasi oleh Komisi Kepemudaan Keuskupan Manado. Hal ini dibuat agar para pengurus OMK Paroki makin memaknai tugas perutusan mereka sebagai nahkoda kapal OMK Parokinya masing-masing.

Pada siang harinya perjuangan rekan-rekan OMK yang mengikuti lomba olahraga volley ball putra-putri sampai pada partai puncak. Sebagaimana mestinya dalam setiap kompetisi pasti ada yang kalah dan menang. Terlihat OMK menjunjung tinggi nilai sportivitas dan fair play karena mereka yang kalah mampu menerima dengan bijaksana dan yang mereka yang menang mampu melihatnya sebagai penghargaan bagi usaha dan perjuangannya. Karena perlombaan volley kali ini menggunakan format antar Kevikepan maka tim yang menang merayakannya sebagai hasil usaha bersama dari paroki-paroki di dalam kevikepannya. “Dengan sistem ini semangat kebersamaan menjadi sasaran utama yang kami tekankan” ujar P. Joutje Palit selaku Ketua KomKep Keuskupan saat mengeluarkan pernyataan dalam Teknikal Meeting kedua pada Minggu (14/6/2015).

Sementara di RBN Wale Ma’zani Minahasa para peserta pelatihan jurnalistik siap turun lapangan untuk kedua kalinya setelah berhasil melaksanakan tugas mereka semalam saat diminta meliput jalannya perlombaan tari jajar. Pada hari ini ke 56 (56/91) jurnalis yang tersaring secara alami siap meliput berbagai macam kegiatan mulai dari Final Volley, Final CCPAK, Lomba Koor, keunikan pengalaman kontingen-kontingen yang membaur dengan keluarga tempat mereka menginap dan berbagai angel tulisan yang bisa menjadi opsi peliputan.

Pelatihan
– Para peserta Pelatihan Jurnalistik sedang membagi kelompok untuk persiapan peliputan di lapangan.(dok. Tim Pubdok IYD 2016)

 

Pada sore hari pukul 15.00 perlombaan koor seri B dimulai. Perlahan-lahan tenda utama mulai dipadati oleh ribuan manusia. “Sore, Malam sampai dini hari ini penonton yang menyaksikan pasti lebih banyak dari penonton tari jajar kemarin. Karena lomba koor ini lebih bergengsi mengingat kualitas pesertanya hampir merata terutama di kategori Seri A”. Tanggapan seorang Frater bersama rekan-rekannya yang antusias menyaksikan regu-regu koor yang silih berganti menyanyikan melodi yang harmonis di atas panggung. Benar saja seiring dengan gelapnya malam dan dinginnya cuaca malam itu, dari jam ke jam penonton dari berbagai penjuru terus menerus memadati tenda utama dan sekitarnya. Para penonton tak lain adalah anggota kontingen yang hendak mendukung koor parokinya, umat setempat, warga sekitar, para pemerhati paduan suara dan umat dari berbagai paroki yang hendak mendukung parokinya atau pun sekedar menikmati suguhan paduan suara yang berkualitas.

 

Koor
– Salah satu regu Paduan suara sedang tampil di atas panggung perlombaan.(dok. Tim Pubdok IYD 2016)
Penonton
– Suasana penonton yang memadati tenda utama tempat lomba tari jajar dan lomba koor dilaksanakan.(dok. Tim Pubdok IYD 2016)

 

Untuk koor seri B tiap paduan suara menyanyikan lagu Ordinarium. Sedangkan lagu wajib untuk kategori Seri A diangkat dari Mazmur 130 yang diarransemen oleh Bpk. Joudy Aray. Sistem pengumuman nilai digunakan cara yang sama seperti pada perlombaan tari jajar yakni nilai diumumkan setelah tiap 5 paduan suara tampil. Sampai dini hari antusias dan jumlah penonton tidak berkurang karena sampai lima peserta terakhir dari 23 regu koor kategori Seri A tetap menampilkan kualitas yang maskimal dan konsisten sekalipun dinginnya cuaca berlomba dengan merdunya melodi yang dipersembahkan oleh barisan-barisan muda Gereja.

Dengan diadakannya lomba koor dampak yang terasa yaitu lahirlah paduan suara orang muda yang berkualitas. Namun tindak lanjutnya diharapkan semoga dengan diadakannya lomba paduan suara ini keaktifan orang muda untuk terlibat dalam pelayanan koor di Paroki, Stasi dan di wilayah rohaninya masing-masing semakin meningkat. Semoga semangat yang sama saat persiapan mengikuti lomba; latihan rutin puluhan jam dalam seminggu bahkan ada yang sampai larut malam, latihan intensif dan disiplin menular juga saat hendak mempersiapkan pelayanan koor pada perayaan Ekaristi mingguan.

Saat peserta terakhir tampil sang pemenang langsung diketahui. Paduan suara kategori B yang tampil berjumlah 18 paroki dan kategori A berjumlah 23 paroki. Puluhan lagu bernuansa Rohani dipersembahkan silih berganti menjadi pujian dan syukur bagi sang pencipta.

Pada keesokan hari Minggu (19/7/2015) akan diadakan misa penutupan dan pengumuman hasil berbagai macam perlombaan. (bersambung)

 

(Varis T. – Tim Pubdok-IYD 2016)

 

 

Post Author: admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *