Jadi Garam dan Terang

11884062_10203669401734321_1420849367235072060_o

Sebanyak (kurang lebih) 150 orang peserta mengikuti Misa Pelajar. Peserta terdiri 140 orang siswa-siswi dan 10 orang guru. Sebenarnya bisa mencapai 250an peserta namun ada yang tidak sempat hadir oleh pelbagai alasan. Mereka adalah para siswa-siswi dan guru-guru Katolik yang berasal dari sekolah-sekolah negeri (SMU/Sederajat) di kota Sorong.

 

Sebanyak 11 (sebelas) sekolah hadir dalam Misa Pelajar tersebut. Di antaranya dari sekolah negeri: SMU Negeri 1, 2, 3, dan 4; SMK Negeri 1 (SMEA) & 3 (STM); sekolah swasta: SMU YPPK Sto. Agustinus, SMU YPK 2, , SMU PGRI, SMK YPK Imanuel dan SMK Kesehatan Nusantara.

11856263_10203669404974402_6370285135213563903_o

Sebagian besar peserta berasal dari sekolah-sekolah negeri, karena memang diupayakan untuk memberi perhatian pada mereka khusus bagi mereka dari Komisi Kepemudaan. Tentu di waktu-waktu mendatang akan dilibatkan pula semua sekolah, baik negeri maupun swasta yang berada di kota Sorong. Mudah-mudahan acara ini boleh menjadi awal yang baik untuk kegiatan bersama bagi para siswa-siswi Katolik.

Misa Pelajar yang digelar di pelataran gua Maria pada Paroki Kristus Raja, Katedral – Sorong bertepatan dengan hari libur nasional yakni HUT Kemerdekaan RI ke-70 (17 Agustus 2015). Maka seluruh perayaan Ekaristi mengikuti teks liturgy HR Kemerdekaan RI. Misa dipimpin oleh Romo Josep Lambertus Sena, Pr., selaku Ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Manokwari Sorong (Komkep – KMS). Misa disponsori oleh siswa-siswi dan guru SMU Negeri 1 Kota Sorong, baik koor dan petugas liturgi lainnya.

 

Kegiatan bersama siswa-siswi Katolik –yang diawali dengan Misa Pelajar ini– digagas oleh Komkep-KMS dalam kerjasama dengan guru-guru agama Katolik pada sekolah-sekolah non-Katolik. Sebetulnya para guru agama tersebut juga punya impian yang sama untuk boleh ada kegiatan bersama seperti ini. “Mudah-mudahan tidak selesai sampai di Misa Pelajar saja”, demikian ungkap Ibu Martina Yesnat, guru agama Katolik pada SMU Negeri 1 Kota Sorong. “ke depan perlu ada kegiatan seperti ziarah rohani ke gua Maria dan lomba pada Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) dan rekoleksi bersama jelas hari raya besar (Natal dan Paskah”, demikian pinta Bapak Clemens Ell, guru agama Katolik pada SMK Negeri 1 Kota Sorong.

11850520_10203669417174707_7306830275347470171_o

Tema temu siswa-siswi –yang juga menjadi inti sari Misa Pelajar ini– yakni “menjadi garam dan terang”. Para siswa-siswi Katolik diharapkan jadi sumber kebaikan dan saluran rahmat dengan menghadirkan kekatolikan (spiritulias/kerasulan) secara istimewa di sekolahnya masing-masing. Memang disadari siswa-siswi Katolik menjadi minoritas di seluruh sekolah non-Katolik, namun spitualitas Katolik perlu dimunculkan. Menonjol dalam prestasi dan teladan perilaku di dalam lingkungan sekolah adalah hal yang perlu diwujudkan. “Kendati kecil, namun anak-anak kita (siswa-siswi Katolik) sungguh menunjukkan prestasi yang luar biasa. Beberapa di antaranya patut dibanggakan dan contoh yang baik, entah bagi sekolahnya maupun sebagai anak-anak Katolik”, demikian kesan Bapak Yohanes Don Bosco Babaubun, guru agama Katolik pada SMU Negeri 2 Kota Sorong.

 

Hal serupa disampaikan oleh ibu Yustina Wuwur, guru agama Katolik pada SMU Negeri 3 Kota Sorong, “Memang tidak semua siswa-siswi Katolik menonjol dalam bidang akademik. Namun, ada yang cukup luar biasa dengan member daya saing yang sehat di sekolah. Bahkan ada anak-anak yang boleh mewakili sekolah untuk beberapa kegiatan, seperti even olimpiade sains tingkat Kota/Kabupaten dan juga Propinsi di Papua Barat ini”.

 

Kecil-kecil cabe rawit. Biar kecil tapi pedasnya minta ampun. Minoritas dalam jumlah, tidaklah boleh mematahkan asa untuk berprestasi. Kerasulan sebagai orang Katolik perlu dimunculkan dalam bersekolah. Bantuan banyak pihak tentu memungkinkan semuanya itu. Guru-guru dan terutama guru agama Katolik memiliki potensi dan kesempatan yang luar biasa untuk membantu anak-anak Katolik untuk menggapai prestasi dan menjadi yang terbaik dalam perilaku hidup.

 

jls,pr (17 Agustus 2015)

Komisi Kepemudaan Keuskupan Manokwari-Sorong (Komkep-KMS),

OMK giat, Gereja kuat; Dalam spirit Gereja KMS yang maju, mandiri dan bermartabat.

Post Author: admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *