“Gatining Peseduluran Jati, Manembah ing Pangbekti. Persaudaraan sejati mengarah tentang pengabdian kepada Allah dan juga kepada sesama,” tegas Theresia Rima Kartika, koordinator Panitia Festival Kesenian Tradisional (FKT) OMK Rayon Kulon Progo 2015. “Khusus acara FKT kali ini diselenggarakan dalam rangka tahun syukur ARDAS KAS, maka melibatkan orang muda dari berbagai tempat di paroki-paroki Kulon Progo, Kevikepan se Keuskupan Agung Semarang dan keuskupan lain” lanjutnya. Acara yang sudah diadakan 7 kali setiap tahun ini mendapat apresiasi banyak orang.
Bupati Kulon progo juga memberi apresiasi bahwa OMK sungguh luar biasa memiliki perhatian pada budaya. “Melalui budaya kita bisa olah rasa,” ungkap dr. H. Hasto Wardoyo, Sp. OG, Bupati Kulon Progo. Dalam olah rasa inilah manusia mampu membangun kerukunan dan membangun persaudaraan untuk kemajuan bersama. Bupati ini juga mengajak masyarakat untuk mencintai daerah dan produk yang dihasilkan. “Meski lebih mahal tapi mari kita beli produksi yang dihasilkan oleh masyarakat Kulon Progo.
Festival yang penuh persaudaraan ini melibatkan orang muda dari Brosot (Bantul), Pelem Dukuh (Nanggulan), Gunung Sempu (Pugeran), Bonoharjo (Wates), Klaten, Promasan-Boro, Kelor (Wonosari), Kedu, dan juga Keuskupan Malang. Tiap penampilan membawa tema keprihatinan ataupun kekhasan daerah masing-masing. seniman-seniwati pun dilibatkan dimana tiap penampilan kolosal ini melibatkan 60-160an OMK.
Salah satu tampilan dari Kelor (Wonosari) menampilkan cerita asal muasal nama Pantai Ngobaran. Gerak tari mengikuti ritme gending dan prolog dan lagu yang didendangkan memperjelas cerita tentang kisah cinta Prabu Brawijaya V dengan kedua istrinya. Suatu hari dalam pelarian karena serangan kerajaan Demak, Prabu Brawijaya mengalami jalan buntu. Pada saat-saat posisi terdesak, ia bertanya pada istrinya “Cintamu sebesar apakah?” Istri pertama menjawab sebesar gunung sedangkan istri kedua sebesar kuku hitam saat dipotong akan tumbuh lagi. Karena melihat cinta istri pertama lebih besar maka ia mengajak istri pertama untuk terjun ke tengah api yang menyala (berkobar-kobar) untuk bunuh diri. Maka pantai tempat mereka bunuh diri disebut pantai ngobaran.
Lewat cerita-cerita rakyat yang diangkat inilah OMK membangun juga persahabatan dengan budaya yang serentak membangun persaudaraan dengan pemerintah, antar agama dan juga masyarakat setempat. FKT 2015 ini diadakan di Lapangan Boro (23/08).
hary