“Timor Leste adalah Negara yang 97 % penduduknya beragama Katolik dan merupakan negara mayoritas katolik ke-2 di dunia setelah Vatikan” (Uskup Basilio do Nacimento).
Tahun ini Gereja Katolik Timor-Leste merayakan 500 tahun Evangelisasi di Timor dengan perarakan Salib Kaum Muda dan Bunda Maria Peziarah untuk berziarah mengelilingi seluruh Paroki di Timor-Leste.
Sejarah singkat Salib Kaum Muda tersebut mulai hadir dalam gereja katolik sejak tahun 1985 ketika PBB menyatakan bahwa tahun tersebut merupakan tahun internasional bagi kaum muda ditahun yang sama Paus Yohanes Paulus II mengambil inisiative untuk memproklamasikan tahun tersebut sebagai tahun bagi seluruh kaum muda di dunia dan disaat yang sama di Roma langsung hadir Salib Kaum Muda internasional untuk mengunjungi setiap Negara. Disaat itulah di keuskupan Dili pun langsung hadir Salib Kaum muda untuk mengunjungi umat terutama anak muda di setiap paroki.
Sedangkan Bunda Maria Peziarah adalah Pantung Bunda maria yang pada Tahun 1987 oleh uskup Belo (Administrador Apostolik Dili pada saat itu) membawa Patung Bunda Maria tersebut keluar dari Stasi Bunda Maria dari Fatima Fatubesi untuk mengelilingi seluruh territorial Timor agar Umat bersama Bunda Maria mendoakan Perdamaian di Timor-Leste.
Dalam kunjungan atau perarakan Salib kaum muda dan Bunda Maria Peziarah di tahun 2015 ini untuk mengenang kembali tahun 1515 para Missionari datang mengevangelisasi Timor. Setelah mengevangelisasi Timor, mereka melihat bahwa orang Timor memiliki devosi yang sangat besar sehingga para missionari memberi sebuah predikat kepada Timor dengan sebutan Timor Tanah Salib Suci, Tanah Santa Maria (Timor Terra de Santa Cruz, Terra de Santa Maria). Sehingga para missioner datang ke Timor bukan membawa senjata dan perlengkapan perang tetapi membawa Salib. Alasan utama para missioner menguduskan Timor dengan dua nama Tersebut tersebut agar para umat melalui Bunda Maria bisa mengenal Yesus Kristus dengan baik karena hanya Yesus satu-satunya jalan menuju Allah Bapa.
Pada tanggal 15 agustus 2015 mengenang 500 tahun gereja katolik di Timor Leste maka di adakan misa syukur yang di pimpin langsung oleh Eminencia Cardeal Pietro Parolin sekretaris Pemerintahan Paus Fransiskus (Secretario do Estado Sua Santidade Papa Francisco).
Dalam konferensi bersama kaum muda pada malam tanggal 14 agustus 2015, Beliau mengulang pesan mendiam Paus Yohanes Paulus II (Santo Yohanes Paulus II) kepada kaum muda Timor Leste pada tahun 1989 yang mengatakan bahwa kaum muda adalah garam dan terang dunia maka saat ini di tempat yang sama Cardeal Pietro Parolin mengatakan, bersama orang muda di negara yang muda dan semuanya serba muda saya berharap dan mendoakan kalian para orang muda untuk menjadi garam dan terang bagi bangsa ini, tanah ini, gereja ini dan dunia, untuk menjadi terang bagi bangsa ini, kalian harus memiliki komitmen dan rajin untuk berkontribusi bagi pembangunan nasional dan yang paling penting hiduplah di dalam Kristus.
Paus Fransiskus dan saya akan mendoakan kalian, kami dari Vatikan selalu mengikuti perkembangan kalian mulai dari jaman perjuangan sampai saat ini. Dan dalam homili pada misa Perayaan 500 tahun evangelisasi di Timor Leste tanggal 15 agustus 2015 Cardeal Pietro parolin mengatakan: “Benar sekali pada waktu Paus Yohanes II mencium Salib pada kesempatan Beliau Berkunjung ke Timor pada bulan oktober tahun 1989 Beliau memeluk hati dan jiwa kalian sehingga pada saat itu sangat Alami bahwa Gereja Katolik selalu menemani dalam perjalanan kalian dan dengan alasan tersebut juga maka gereja katolik berkompromi untuk terus jalan bersama kalian sewaktu kalian bekerja untuk menggapai aspirasi yang lebih tinggi sebagai sebuah Negara dimana hanya bisa didirikan dengan keadilan, solidaritas dan damai.
Disaat yang sama president Timor-Leste bapak Taur Taman Ruak mengucap terima Kasih kepada Santa Se (Vatikan) karena telah berkomitmen untuk selalu mendukung Timor Leste mulai dari zaman perjuangan hingga saat ini dan dukungan dari Santa Se tersebut pada saat ini ditunjukan melalui kesepakatan untuk membangun sebuah Universitas Katolik di Timor Leste yang telah di sepakati pada tanggal 14 agustus 2015 di Dili. Beliau juga mewakili seluruh rakyat Timor Leste terus bermimpi bahwa suatu saat Bapa Paus Fransiskus bisa berkunjung ke Timor –Leste.
Turut hadir dalam perayaan misa 500 tahun evangelisasi di Timor: Pro Nuncio Apostolik untuk Timor-Leste berdomisili di Malaysia, uskup Dari Filipina, Uskup Jose Lay dari Keuskupan Macau, Uskup dari Atambua (Indonesia), dan para pastor Projo, SDB, SJ, Carmelita.
Semoga perayaan 500 tahun ini bisa memperbaharui kembali iman seluruh umat kepada sang Kasih yang sempurna sehingga semakin hari semakin Cinta dan Setia kepada Tuhan Yesus Kristus. Amin.
Salam damai Kristus untuk Kita Semua.
Kesaksian 500 tahun :
Banyak muzizat dan kasih Tuhan yang di alami pada saat Patung Bunda Maria dan Salib kaum muda ini mengelilingi selutuh wilayah Timor-Leste dalam setahun ini. Tapi ada satu kesaksian yang pengen saya bagikan agar Nama Tuhan dapat dimuliakan.
Kesaksian Muzizat Tuhan ini terjadi di Pulau Atauro (sebuah Pulau kecil dekat Kota Dili) ketika patung Bunda Peziarah dan Salib kaum muda berkujung melawati sebuah desa kecil dimana hanya terdapat satu (1) keluarga Katolik dan penduduk yang lain beragama Protestan sehingga pada saat itu semua rumah pintunya tertutup untuk menerima kunjungan Patung Bunda dan Salib Kaum muda di desa mereka, dan yang luar biasanya kepala keluarga tersebut beragama Protestan sedangkan istri dan anak-anaknya beragama Katolik. Pada pagi hari sang anak bergumul pada ayahnya, Ayah nanti sore Para Peziarah yang ikut dalam perjalan ziarah Patung Bunda dan Salib Kaum muda akan melewati kampung kita sedangkan kita tidak punya apa-apa (hanya memiliki 4 karung beras) untuk memberi makan para peziarah tersebut.?
Setelah mendengar perkataan sang anak, ayah mengatakan kalian berdoa saja dan ayah akan coba untuk menebar jala lagi setelah mengatakan demikian sang ayah mengambil jala dan pergi melaut (dua hari lalu ayahnya sudah menebar jala tapi hasilnya nihil), luar biasa banget niat baik sang keluarga tersebut untuk memberi makan para peziarah di dengar oleh Tuhan karena Jala yang di tebarkan penuh dengan ikan sehingga keluarga tersebut memberi makan semua para peziarah yang ikut dalam perjalanan tersebut (18 Truk penuh dengan peziarah, mobil mini dan motor) bahkan para peziarah ketika pulang ke Dili masih membawa ikan sebagai oleh-oleh. Dalam homili hari minggu Romo Kancel.Pr mengatakan bahwa muzizat di atauro tersebut sebagai bukti Kasih Tuhan dan pernyataan Tuhan bahwa muzizat-Nya masih ada sampai hari ini jadi ini sebagai pelajaran kepada kita bahwa ketika kita memiliki niat baik dan ketulusan hati untuk berbagi maka Tuhan yang akan menyatakan Kasih serta muzizat-Nya bagi kita.
Damai dan Kasih Tuhan menyertai kita semua.
Tibe mininggeo