Kenapa Orang Muda Identik Hura-Hura?

10410529_711052825682924_7780430009110199073_n

Refleksiku
Dari sekian lama aku mendampingi orang muda, ada banyak sekali pertanyaan yang muncul dari para orang dewasa, tidak sedikit dari para pendamping baik umat ataupun rohaniawan/rohaniwati. Berikut adalah cuplikan pertanyaan yang coba kujawab:

Apa yang sebenarnya OMK bisa kontribusikan untuk Gereja?

Jawabku: Tidakkah kita lihat bahwa OMK masih ada di Gereja? Jika ya, itu sudah kontribusi mereka. Mereka tetap setia berjumpa dengan Yesus dalam Ekaristi. Apakah kita memimpikan sesuatu yang lebih? Jika iya kita memimpikannya, mari kita ajak OMK bermimpi bersama untuk membangun Gereja. Berhentilah mempertanyakan mereka sebelum kita bertanya pada diri sendiri.

IMG-20150816-WA0094
Mengapa OMK tidak pernah bisa mandiri, mereka banyak bergantung pada dana Gereja?

Jawabku: Tidakkah kita pernah menyadari bahwa OMK juga punya share di dalam kolekte yang mereka sisihkan dari uang saku mereka? Mungkin tidak banyak jika dibandingkan dengan apa yang dirimu berikan pada saat kolekte. Tapi mereka tetap berkontribusi. Tidakkah kita ingat Yesus mengatakan berikan kepada Kaisar apa yang menjadi milik Kaisar? OMK tidak pernah meminta sesuatu yang melebihi kemampuanmu. Yakinlah, mereka juga punya banyak cara kreatif yang di luar dugaan seperti rela mengumpulkan Koran bekasuntuk dijual kembali, menawarkan jasa ojek kepada umat seusai Misa, ngamen dan masih banyak lagi. Mereka berusaha, tidak hanya tinggal diam. Jika kita punya ide yang bisa membuat mereka lebih mandiri daripada sekedar usaha seperti yang sudah dilakukan, mari datang dan berdialog dengan OMK.

OMK itu maunya apa sih, bisanya cuma jrang jreng jrang jreng, nongkrong dan main musik aja? Sekalinya ada kelompok doa tapi gak pernah mau berbuat sesuatu yang lebih untuk sesama?

Jawabku: Pernah tau Kahlil Gibran? Ia mengatakan anak itu seperti busur panah, kemana dia akan terbang tergantung dari pemanah yang akan membidiknya. OMK punya energi yang begitu besar dan siap untuk diterbangkan, namun kemana arah yang baik? Itulah tugas kita, para pendamping. Sudahkah kita melakukan tugas kita sebagai pembidik/pendamping? Jika para pembidik hanya tinggal diam atau sekedar berkomentar, maka busur panah tidak akan terbang kemanapun.

IMG_2022
Kenapa kegiatan OMK identik dengan “hura-hura”,apa tidak ada yang lebih baik?

Jawabku: Apakah dirimu pernah jatuh cinta? Apa yang dirimu lakukan pada saat jatuh cinta? Tentunya selalu ingin berjumpa dengan pujaan hati bukan? Begitulah dinamika OMK, selalu rindu dengan perjumpaan. Kegiatan yang dilakukan tentunya juga sarat dengan perjumpaan. Paus Fransiskus pernah mengatakan perjumpaan akan membawa harapan dan harapan pastinya membawa suka cita dan itulah inti dari suka cita Injil. Mengenai “hura-hura” atau mewah tidaknya perjumpaan, itu sangat relatif. Tergantung cara kita memandangnya.

Semoga catatan ini bisa menjadi refleksi bersama…
Tuhan memberkati.

Angela Ratna

Post Author: admin

2 thoughts on “Kenapa Orang Muda Identik Hura-Hura?

    Erick

    (September 14, 2015 - 20:00)

    Really nice share…….

    Matheo

    (September 26, 2015 - 00:15)

    Nice share. Pertanyaan yang sama hampir disetiap paroki. Ijin share..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *