Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) mengajak Orang Muda Katolik (OMK) menyadari tanggung jawab mereka untuk terlibat dalam bidang politik. Ajakan itu diwujudkan melalui program “Sekolah Demokrasi OMK” yang berlangsung pada Jumat-Minggu (18-20/9).Kegiatan ini diadakan di Ciputat, Tangerang Selatan, dan diikuti oleh 18 peserta yang berasal dari Keuskupan Agung Jakarta, Keuskupan Bandung, Keuskupan Bogor, Keuskupan Makassar dan Keuskupan Weetebula. Pelatihan ini dibuat dalam rangka menyambut Pilkada serentak pada 9 Desember mendatang.
“Peserta pelatihan, akan digerakkan untuk mengambil bagian dalam persiapan Pilkada ini, misalnya dengan membantu menyadarkan sesama mereka, tentang bagaimana harus memilih, bagaimana mengontrol penyelengggaran Pilkada agar bisa berlangsung secara demokratis dan apa yang bisa mereka lakukan untuk mengontrol pemimpin terpilih,” kata RD. Antonius Haryanto, Sekretaris Eksekutif Komkep KWI.
Tindak lanjut secara teknis dan konkret, akan dikembalikan ke para peserta sebagai sebuah program atau kegiatan di masing-masing daerahnya.
Selama tiga hari, peserta diajak untuk melakukan disposisi batin, mendalami peran sebagai Gereja Katolik dalam Demokratisasi. Kemudian, peserta diajak memperdalam mengenai sistem pemilu di Indonesia, tahap-tahap pemilukada dan aturannya, bagaimana melakukan kampanye dukungan publik, memantau pemilu, hingga penggalangan publik pasca pemilu. Di hari terakhir, peserta kembali diendapkan melalui sesi Rm. Hari mengenai Yesus berpolitik melalui refleksi pribadi tentang spiritualitas politik sebagai Katolik.
Program ini diharapkan menjadi awal yang baik sebagai ajakan mendorong partisipasi OMK ke dunia politik. Beberapa keuskupan sudah mengagendakan kegiatan serupa dengan mengundang tim fasilitator dari Komkep KWI.
Semoga program ini menjadi awal yang baik sebagai ajakan kepada OMK untuk turut berpartisipasi aktif di bidang politik.