Reuni Satu Dasawarsa AlBhum (Almuni Bhumiksara) 2005
Peserta Reuni Satu Dasawarsa Alumni Bhumiksara 2005
AlBhum 2005
Kami adalah suatu komunitas yang disebut Alumni Bhumiksara 2005 atau yang biasa dikenal dengan AlBhum 2005. AlBhum 2005 adalah sebuah ikatan persaudaraan dan kekeluargaan yang memiliki pondasi yang sama yaitu sebagai penerima beasiswa Yayasan Bhumiksara tahun 2005. Awalnya penerima beasiswa ini adalah mahasiswa Katolik dari berbagai keuskupan yang melanjutkan perkuliahan di Universitas Negeri yang tersebar di Indonesia.
Setelah menyelesaikan perkuliahan dan sibuk dengan pekerjaan masing-masing, beberapa alumni yang berada di sekitar Jakarta rutin mengadakan pertemuan seperti rekoleksi, Paskah dan Natal bersama, serta bakti sosial seperti membantu korban banjir Jakarta. Kegiatan tersebut tetap melibatkan partisipasi alumni yang berada di luar Jakarta. Kegiatan-kegiatan semacam ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menyambung kembali tali silahtuhrahmi serta mempererat kembali rasa persaudaraan dan kekeluargaan yang telah ada. Selain itu, kami tetap berkomunikasi melalui berbagai jejaring media sosial.
Bhumiksara berasal dari Bahasa Sansekerta yang artinya garam dunia. Sehingga diharapkan kehadiran segenap anggota keluarga Bhumiksara mampu memberi warna dan menjadi ‘garam dunia’ di tengah-tengah masyarakat dan komunitasnya. Yayasan Bhumiksara yang berdiri sejak tahun 1988 ini memiliki visi secara khusus menjadi organisasi yang menghasilkan kader bangsa yang berintegritas, cakap, profesional, dan tanggap terhadap yang terpinggirkan.
REUNI SATU DASAWARSA ALBHUM 2005
Sebagai wujud syukur atas persaudaraan selama satu dasawarsa ini, kami mengadakan reuni baru-baru ini, tepatnya pada tanggal 12-13 September 2015 di Rumah Ret-ret Canossa, Bintaro, Tangerang. Meskipun hanya diikuti oleh 23 orang teman-teman yang berada di Jakarta dan sekitarnya seperti Bogor dan Bandung, namun tidak mengurangi kerinduan kami untuk berkumpul. Reuni terasa menyenangkan karena diselingi dengan berbagai games yang menarik, yang membuat semua tertawa terpingkal-pingkal, yaaa.. cukuplah untuk mengobati kerinduan yang terpendam selama ini. Kami merasa perlu berkumpul karena dengan berkumpul, kami merasa saling dikuatkan satu sama lain. Berbagi cerita, berbagi sukacita.
Selain itu juga, kami melakukan Video Call dengan teman-teman di Surabaya dan Bpk. Djoko Dwihatmono, beliau adalah pengurus Yayasan Bhumiksara sebelumnya. Temu kangen pun berlangsung di udara. Ternyata, teknologi mempermudah segalanya, membuat yang jauh dan berjarak terasa lebih dekat.
Suasana Video Call bersama Bapak Djoko dan teman-teman di Surabaya
Ibu Ping, selaku pengurus Yayasan Bhumiksara pun turut memberikan informasi mengenai seputar kegiatan Bhumiksara selama ini; di antaranya mengenai program Rukun Lokal di berbagai keuskupan yang telah berakhir, Workshop Ehem : Ethical Leadership yang masih berjalan di berbagai keuskupan, Ethical Leadership : Bussiness Suistainability Forum di Atmajaya Jakarta, serta mengenai program beasiswa Pemapan (Pemimpin Masa Depan), dan banyak program kerja lainnya yang tetap melibatkan keikutsertaan para alumni serta bekerja sama dengan banyak pihak lainnya.
Ibu Ping selaku Ketua Yayasan Bhumiksara sedang menyampaikan informasi seputar kegiatan
Beasiswa Pemapan (Pemimpin Masa Depan) adalah beasiswa yang ditujukan bagi mahasiswa S1 yang beragama Katolik yang berkuliah di beberapa Universitas Negeri ternama di Indonesia seperti di UI, ITB, IPB, UGM, Unair. Syaratnya mahasiswa tersebut harus aktif di kegiatan organisasi kampus dan gereja, serta memiliki IPK minimal 3, 00. Proses seleksi cukup ketat dan setelah mendapatkan beasiswa ini pun, peserta mengikuti berbagai macam pendampingan yang diberikan oleh yayasan. Beberapa alumni terlibat dalam proses seleksi dan pendampingan ini. Tentunya sesuai dengan namanya program Beasiswa Pemapan ini bertujuan mempersiapkan para pemimpin muda yang unggul dalam kompetensi, berbela rasa, dan teguh dalam spiritualitas Kristiani.
Ada satu lagi yang menarik dari reuni ini, karena kami berkesempatan mengundang Bapak Yanto, penggagas beasiswa ASAK (Ayo Sekolah Ayo Kuliah) di Keuskupan Agung Jakarta. Beliau berbagi cerita mengenai kegiatannya menangani ASAK, bagaimana prosedur, cara kerja dan suka dukanya dalam kegiatan sosial ini. Sebuah kesempatan yang luar biasa boleh mendengarkan cerita-cerita yang inspiratif dari beliau. Beliau berkata : Gereja Katolik itu dasarnya kasih, maka beasiswa yang diberikan kepada anak santun adalah perwujudan Kasih Allah. Seperti kasih Ibu yang hanya memberi dan tak harap kembali, begitulah prinsip dasar komunitas ini.
Dan itu pula yang menggelitik hati kami.. Kasih : hanya memberi dan tak harap kembali…
Pandu (Koordinator AlBhum2005) mendapat cinderamata berupa buku dari Bapak Yanto (ASAK)
GERAKAN BERSAMA ALBHUM 2005
Berangkat dari kerinduan bersama untuk terus dapat berkumpul dan berproses bersama, serta inisiatif dari teman-teman alumni yang bertempat tinggal di wilayah Jabodetabek muncullah ide untuk melakukan sesuatu yang dapat dijadikan gerakan bersama, gerakan nasional bagi seluruh anggota AlBhum 2005.
Berawal dari berkat yang sama yaitu menerima beasiswa Bhumiksara, kami pada akhirnya memiliki keprihatinan yang sama dalam dunia pendidikan. Memang, sejak awal Bhumiksara tidak menuntut balas atas apa yang pernah diberikan kepada kami masing-masing. Seperti lagu.. Kasih.. hanya memberi dan tak harap kembali. Kami pikir begitulah dengan Bhumiksara, tak pernah berharap kami akan memberikan balas jasa.
Begitu banyak berkat yang kami rasakan dari beasiswa Bhumiksara ini dan dengan semangat yang sama kami sepakat untuk meneruskan berkat yang pernah kami terima lewat gerakan menabung.
GERAKAN MENABUNG
Gerakan ini sebenarnya telah dilaksanakan selama 3 tahun terakhir dan diikuti oleh sebagian besar anggota AlBhum 2005 ini didasarkan atas pernyataan kesediaan dan kesanggupan untuk menabung setiap bulannya. Mengenai besarannya juga diserahkan secara bebas tanpa paksaan dan batasan jumlah kepada penabung.
Pada saat reuni ini pun, alumni membahas secara khusus mengenai keberlanjutan Gerakan Menabung; apakah program ini akan diteruskan dan bagaimana tabungan ini akan dikelola. Setelah melalui diskusi yang panjang, kami memutuskan untuk terus melanjutkan program Gerakan Menabung ini sebagai gerakan bersama karena dirasa bermanfaat baik. Kemudian, sebagaian dari tabungan ini akan dimanfaatkan untuk membantu kegiatan pendidikan yaitu keikutsertaan AlBhum dalam Program Beasiswa PeMaPan, serta kami pun akan merencanakan program lainnya yang berkaitan dengan pengelolaan dana.
Pada kesempatan ini juga, kami membentuk tim kecil untuk mengkoordinasi segala bentuk kegiatan yang telah direncanakan, seperti tim perumus beasiswa Pemapan yang akan membantu mengurusi berbagai macam hal mulai dari proses seleksi,pemberian beasiswa dan pendampingan rutin; tim dana abadi yaitu yang akan merencanakan program kerja yang berkaitan dengan keberlangsungan dan ketahanan finansial serta tim informasi dan komunikasi yang akan mengatur jalannya sistem informasi AlBhum secara umum dan kegiatan Gerakan Menabung secara khusus.
Di latar belakangi bahwa AlBhum juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Yayasan Bhumiksara dan kami pun telah merasakan berkat yang sama dari yayasan tersebut, maka mungkin ini saatnya bagi kami untuk menyalurkan berkat yang telah kami terima. Mungkin ini saatnya ‘Ibu’ kami, Yayasan Bhumiksara menerima balas kasih, meskipun yang kami berikan tidaklah sebanding. Namun, kami optimis bahwa niat baik kami ini akan diterlaksana sesuai dengan rencanaNya dan berkat dukungan para alumni.
Seperti semboyan yang kami pegang ‘Makityo Karya Adithama’ yang berarti Berbuat Sesuatu Yang Lebih Baik, Semoga kami para Alumni Bhumiksara dapat berkarya dengan lebih baik terutama bagi orang-orang di sekitar kami..
Semoga..
Selamat berkarya..
Tuhan Yesus Memberkati..
Bunda Maria mengasihi..
Lusia Darajati