(a) Kunjungan salah satu basis OMK Kategorial (KMK UNCEN Jaypapura) ke panti asuhan
(b) Aksi turun jalan oleh salah satu basis OMK Kategorial (PMKRI) Jayapura dan para Frater menyuarakan keadilan dan perdamaian.
Dalam mengembangkan pokok-pokok kehidupan menggereja, Gereja Keuskupan Jayapura memakai Komunitas Basis sebagai basis pengembangan kebijakan pastoral dan mengutamakan Orang Muda sebagai pelaku dan sasaran pelayanan pastoral. Komunitas basis telah lama dikenal sebagai gerakan umat di berbagai negara seperti di Amerika Latin (terutama di Brazil), di Asia (terutama di Filipina), dan Afrika. Di Amerika Latin melahirkan gerakan buruh, perjuangan hak masyarakat adat, serta pemertaan pemilikan tanah (landform), di Filipina berupa gerakan prodemokrasi yang dahsyat dengan people power-nya dan di Afrika gerakan ini efektif bekerja menagangani korban konflik, penderita HIV/AIDS hingga dialog antar iman.
Tidak setiap komunitas dalam gereja bisa disebut komunitas basis karena ciri-ciri komunitas basis pada dasarnya harus memenuhi beberapa hal: 1)berangkat dari bawah; 2)berangkat dari permasalahan sosial konkrit di masyarakat; 3)melakukan aksi nyata di lapangan; 4)berkumpul secara rutin, setidak-tidaknya sekali dalam seminggu merayakan ekaristi, berdoa, membaca dan mendalami Kitab Suci, serta membahas permasalahan riil di tengah masyarakat; 5)menjadi bagian dari Gereja Universal melalui kesatuan dengan gereja setempat dan 6) menggunakan spiral pastoral sebagai prinsip kunci pengembangan dirinya.
OMK harus menyadari keberadaan sebagai Community Organizer yang berorientasi tidak hanya pada pelayanan seputar Altar namun harus juga membuka diri untuk melakukan misi sosial. Hidup dengan panggilan berbeda dengan hidup sekedar hidup. Hidup dengan panggilan adalah mengabdikan hidup secara khusus kepada tujuan luhur tertentu. Luhur karena tujuan itu tidak ditujukan kepada dirinya sendiri, tetapi pada kepentingan yang lebih luas, pada kebaikan hidup orang lain dan dunia luas di luar dirinya. Ada proses meniggalkan diri, ego dan bergerak menuju yang lain.
Hidup dengan panggilan itu SPRITUAL karena ia membuka diri bagi Bapa menyapa hatinya; Hidup dengan panggilan itu SOLIDER karena ia membagi-bagi dirinya bagi sesama, Hidup dengan panggilan itu TRANSFORMATIF karena ia mengajak kita merubah sikap batin dan mengembangkan keterampilan-keterampilan yang perlu untuk panggilan, Hidup dengan panggilan itu PARTISIPATIF karena ia bergerak keluar, berjumpa dan melakoni perbincangan kemanusiaan dengan hidupnya sendiri; dan Hidup dengan panggilan itu VISIONER dan MISIONER karena ia menumpakan karyanya demi dunia yang lebih baik.
Dengan demikian OMK harus hidup dengan panggilan dengan semangat Komunitas Basis yang sesungguhnya yang dimulai dari kerendahan hati dan dan peka terhadap lingkungan sekitar. OMK dalam hidup panggilan adalah tuntutan hidup dan menjadi sangat penting dalam memainkan perannya sebagai The Churhman of Today (Gereja hari ini.red) bukan hanya dianggap sebagai The Churchman of Tomorrow (Gereja masa depan).
Kurnia Patma
(Sekretaris Komisi Pastoral Kepemudaan Keuskupan Jayapura)