“Kalian adalah masa depan Gereja,” seru Mgr. Yulius G. Mencuccini dalam sambutannya yang disambut dengan tepuk tangan ribuan OMK Keuskupan Sanggau. Penyelenggarakan Tend OMK Keuskupan Sanggau 22-25 Oktober 2015 terasa istimewa karena acara juga menjadi perayaan Yubelium 25 tahun Tahbisan Mgr. Yulius G. Mencuccini, Uskup Keuskupan Sanggau. Dalam sambutannya Uskup Yulius juga menceritakan bagaimana Tendopolli didirikan untuk mendukung pendampingan orang muda. Selain aula besar yang menampung 3000 orang, lokasi ini juga didukung dengan pondok-pondok dan rumah bentang yang dipergunakan untuk penginapan para peserta.
Para peserta dari berbagai paroki Keuskupan Sanggau sungguh sangat antusias mengikuti kegiatan rutin ini. Perjalanan yang jauh melewati jalan yang rusak, berdebu serta udara yang berasap dari tempat masing-masing pun ditempuh dengan penuh semangat. Panitia mentargetkan peserta berjumlah 2.500 orang tetapi ternyata jumlah yang hadir lebih dari 2.600. Setelah Misa pembukaan dan sambutan-sambutan acara dilanjutkan dengan perkenalan tiap-tiap paroki. Tentu suasana meriah dan akrab.
Dihari kedua peserta diajak untuk melihat sejarah didirikannya Tendopoli dan cerita dari para senior yang mengawali kegiatan Tendopoli. “Dulu masih memakai tenda-tenda dan sederhana fasilitasnya,” cerita salah seorang perintis Tendopoli. Mgr. Yulius menyadari bahwa kegiatan dan fasilitas Tendopoli sangat mendukung kegiatan dan pendampingan orang muda. Rm. Ferry menjelaskan tema Tendopoli adalah “Kita adalah Gereja”. OMK diajak untuk menyadari sebagai gereja memiliki tugas sebagai Imam, Nabi, Raja.
Rm. Antonius Haryanto, Sekrektaris Eksekutif Komisi Kepemudaan KWI, dalam dua session memberikan materi “Peran Kaum Muda dalam Membangun Iman” dan “Partisipasi Kaum Muda dalam Hidup Menggereja”. “Siapakah gereja itu? Apakah musiknya? Apakah kategorialnya? Apakah gedungnya? Gereja itu adalah kita, aku dan kamu adalah gereja,” tegas Rm. Hary. OMK tidak bisa sekedar menyalahkan atau mengkritik apabila ada ketidakberesan dalam pendampingan orang muda tetapi diajak untuk bergerak karena kita adalah Gereja. Kesadaran diri sebagai orang yang sudah dibabtis diajak untuk mengembangkan iman dan perutusan untuk Gereja dan Masyarakat perlu terus diupayakan. “Saya akan aktif dan mengembangkan kegiatan di stasi saya,” kata seorang peserta mensharingkan tekadnya. “Keluarga saya penuh tantangan, orang tua sakit-sakitan. Saya harus berjuang. Tapi saya tidak menyerah kalah. Bahagia banyak teman disini yang mendukung,” sharing seorang peserta sambil terisak.
Orang muda mendukung orang muda. Saling menyemangati dan saling berbagi amat terasa dibangun dalam perjumpaan ini. Ketika mendengar salah seorang peserta dibawa ke rumah sakit karena menderita usus buntu, spontan para peserta pun mengumpulkan dana untuk membantu pembiayaan rumah sakit. Kegiatan-kegiatan selama 4 hari ini diisi juga dengan adorasi, pengakuan dosa, karnaval, seminar dan malam budaya. Semangat orang muda. Gereja adalah kita.
2 thoughts on “TENDOPOLI: Gereja adalah Kita”
Jonnes Gandi
(November 2, 2015 - 14:08)Proficiat… Jadi Ingat IYD 2012….
OMK Paroki Tayan
(November 23, 2016 - 18:46)Bangga menjadi bagian dari OMK Keuskupan Sanggau dan bangga menjadi bagian dari Gereja Katolik