“… hidupmu banyak dihabiskan di Seminari Tinggi ini, ketika kita bersama belajar Teologi, ketika engkau menjadi Rektor di tempat ini, ketika kamu selalu menginap di tempat ini, dan kini engkau akan disemayamkan di tempat ini untuk selamanya. Selamat jalan adikku, selamat bertemu dengan Bapak dan Ibu dan saudara2 kita yg sudah dipanggil Tuhan. Doakan kami yg masih di dunia ini…..” kata Rm. Ismartono, SJ sambil terisak sedih. Ia melepas adiknya, Mgr. Pujasumarto setelah Misa Requiem dan akan dikebumikan.
Alunan Lagu Selamat Jalan Gembala Kami semakin menegaskan banyak orang kehilangan Mgr. Puja. Ia telah menjadi gembala bagi anak sampai orang tua, katolik maupun bukan katolik. Ia dekat, Ia dicintai dan dia hadir untuk semua. Banyak orang memberikan salam hormat padanya ketika ia meninggalkan dunia ini.
Selamat Jalan Gembala Kami
Cipt: L. Putut Pudyantoro
(11 November 2015)
Slamat jalan gembala kami. Slamat jalan gembala kami.
Slamat jalan slamat berpulang dalam hidup damai abadi.
Trima kasih gembala kami. Trima kasih gembala kami.
Trima kasih atas cintamu melayani kami dombamu.
Bahagialah, berbahagialah dalam kasih kerahimanNya.
Semoga cinta yang tlah kami trima, teguhkan iman kami.
Doakanlah kami dombamu, makin setia dalam ziarah agar saat Tuhan memanggil, jiwa kami dislamatkan.
“Ia taat. Ia taat seperti mayat”, ungkap Mgr. Antonius Subianto dalam homilinya. Sikap kepatuhannya ditunjukkan dalam perutusan hidupnya. Ia selalu mau memberikan diri dalam pelayanan layaknya burung pelikan. Burung pelikan memberikan daging darahnya untuk kelangsungan hidup anak-anaknya.
“Pie Pellicane, Iesu Domine, Meimmundum munda tuo sanguine. Cuius una stilla salvum facere, totum mundum quit ab omni scelere.
O Pelikan, Yesus Kristus Tuhan dengan DarahMu bersihkanlah aku. Setetes DarahMu selamatkanlah sluruh muka bumi dari dosa”.