Jambore OMK Dekanat Barat Keuskupan Banjarmasin

JOMKA DEKENAT BARAT KEUSKUPAN BANJARMASIN:

Refleksi Nilai Salib OMK

Peserta JOMKA Dekenat Barat Keuskupan Banjarmasin

Kawasan Tambela, Riam Kanan yang berlokasi di perbukitan Mandiangin – Banjarbaru, menjadi saksi mata berlangsungnya Jomka (Jambore Orang Muda Katolik) Dekenat Barat Keuskupan Banjarmasin, pada tanggal 20-22 November 2015 yang lalu.

Tercatat 72 orang peserta dari 3 paroki (Paroki Katedral Keluarga Kudus Banjarmasin, Paroki Santa Perawan Maria Yang Terkandung Tanpa Noda Kelayan dan Paroki Hati Yesus Yang Maha Kudus Veteran) terlibat secara aktif dalam kegiatan tersebut. Tema yang diangkat: “Menjadi Orang Muda Katolik yang Berani Mencintai Kristus Yesus, Gereja dan Semakin Berani Menjadi Saksi-Nya di Tengah Masyarakat Banjarmasin”.

Salah Satu Regu Menyanyikan Yel Yel-2

Cinta Tanah Air

 Pekikan “100% Katolik 100% Indonesia” berulang kali terdengar dari para peserta selama kegiatan berlangsung. Nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah air ditanamkan sejak hari pertama melalui pelatihan baris-berbaris.

Para peserta juga berkesempatan mengikuti long march yang menempuh jarak 5 kilometer. Di sepanjang perjalanan, pemandangan alam nan indah khas perbukitan menjadi bonus tersendiri yang bisa dinikmati oleh peserta.

Malam harinya peserta mengikuti refleksi bersama yang dipandu oleh Rm. Antonius Garinsingan, MSF. Dalam refleksi ini, peserta mengungkapkan beragam kesan yang dialaminya sepanjang hari itu. Sesi ditutup dengan peneguhan berdasarkan hasil refleksi yang ditimba bersama. “Kita harus berusaha dan belajar untuk selalu berpikir positif terhadap hal-hal yang kita alami.” ujar Rm. Garin, MSF.

Proses Diskusi Refleksi Salib OMK Dipandu Rm Teddy MSF

Refleksi Salib IYD 2016

Film “The Passion of The Christ” mengawali proses refleksi salib IYD 2016 pada hari kedua. Ketua Komkep Keuskupan Banjarmasin Rm. Teddy Indrayana Aer, MSF mengungkapkan bahwa apa yang divisualisasikan dalam film tersebut mendekati peristiwa sebenarnya yang dialami oleh Yesus Kristus.

Usai menonton, Rm. Teddy, MSF mengajak para peserta untuk berefleksi sekaligus mengaitkannya dengan pengalaman “salib” yang sudah dijalani bersama di hari pertama.

Proses refleksi salib makin diperdalam melalui outbond yang menyuguhkan sembilan macam permainan beregu. Dalam outbond peserta tidak hanya diajak untuk mendalami makna salib, namun dihantar pula menyelami visi dan misi dalam Arah Dasar Keuskupan Banjarmasin 2015-2024 dan Arah Dasar Komisi Kepemudaan 2015-2020.

Masing-masing regu berusaha memecahkan tantangan dalam permainan yang digelar. Setelah melakukan permainan dimaksud, peserta diajak berdiskusi untuk menemukan nilai salib pada permainan bersangkutan dan menuliskannya pada lembar refleksi yang disediakan.

Malam harinya, semua peserta berkumpul kembali untuk mengendapkan pengalaman sepanjang hari itu. Masing-masing regu menuliskan nilai-nilai pokok dari serangkaian nilai salib yang ditemukan bersama dalam berbagai jenis permainan outbond. Acara hari itu ditutup dengan api unggun dan doa bersama.

 

Pelaksanaan Jomka Dekenat Berikutnya

Pada hari ketiga, perwakilan peserta dari setiap regu, panitia Jomka Dekenat beserta pengurus Komkep Keuskupan Banjarmasin melakukan diskusi bersama untuk merumuskan beberapa nilai salib utama yang ditemukan melalui serangkaian kegiatan dua hari sebelumnya.

Setelah melalui diskusi yang panjang dan cukup alot, akhirnya berhasil dirumuskan 5 nilai salib yang kemudian diwujudkan dalam bentuk ilustrasi Salib IYD 2016 versi Dekenat Barat Keuskupan Banjarmasin.

Kegiatan Jambore Dekenat Barat Keuskupan Banjarmasin ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan pra-IYD 2016 dibawah naungan Komkep Keuskupan Banjarmasin. Kegiatan serupa akan digelar di dua dekenat lainnya (timur dan utara) pada bulan Januari dan Februari 2016.

[reported by: Dionisius Agus Puguh Santosa; 02/01/2016; 09:27 pm;

Foto: Dionisius Agus Puguh Santosa]

Post Author: admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *